Ingatan dan Lamunan di Hari Valentine

99 12 3
                                    

Karya ini dikarang oleh NKNK114

*****

Bandung di Bulan Februari ini terbilang mendung. Bagi sebagian orang menyebutkan bahwa bulan ini adalah bulannya kasih sayang. Bulan yang dapat menghadirkan suatu frekuensi tertentu di mana setiap pasangan akan saling mengatakan perasaannya.

Apalagi cokelat pasti mulai laris di pasaran. Bahkan supermarket bersedia membungkus cokelat menjadi kado yang sangat indah. Di luar dari diriku, sayangnya aku tidak mengikuti kebiasaan kebarat-baratan itu. Mungkin aku setengah membosankan, atau mungkin aku terbilang kampungan. Entahlah, bagiku jika bulan Februari, maka ya cuman ada 28 hari. Haha!

Hujan sedang turun. Badanku sudah mulai terasa ringan kembali setelah setengah jam yang lalu melaksanakan olahraga. Udara terasa begitu dingin, rasanya seragamku yang tebal ini belum cukup untuk memberi kehangatan pada tubuhku. Di antara lorong sekolah, aku duduk bersama kedua sahabat setiaku. Nadia dan Adelia.

"Hujan seperti ini pasti lama!" Ujar Nadia pada kami berdua.

"Iya, huh. Mana masih tersisa satu pelajaran. Pasti bakal mengantuk sekali nanti di kelas. Hoaahhh!" Jawabku sambil menguap begitu saja.

"Iya, hemh!" Jawab Adelia juga.

Hari ini adalah hari Rabu, hari di mana hujan datang lebih cepat dari biasanya. Seminggu terakhir hujan turun selalu di sore hari. Tapi kali ini sepertinya hujan sengaja ingin membuat kejutan untuk datang lebih awal.

Untungnya hujan turun setelah olahraga selesai.

Udara semakin dingin merasuk ke dalam tubuh kami bertiga. Aku, Nadia dan Adel segera berpindah posisi masuk ke dalam kelas karena sudah tidak kuat lagi menahan udara yang semakin dingin ini. Namun baru saja kami masuk ke dalam kelas, tercium wangi parfum yang begitu kuat.

Parfum siapa itu?

"Duh, siapa sih nih yang pakai parfum. Ini kan sekolah, bukan mall. Banyak gaya banget sih!" Nadia marah saking tidak suka dengan wangi parfum yang menyengat ini.

"Ih biasa aja kali Nad, kampungan banget deh!" Ujar Dhika.

Tiba-tiba teman kelas kami, Dhika, menjawab dengan nada yang kesal. Dhika adalah siswa paling nakal di kelas. Walaupun begitu, selain tampan, Dhika juga merupakan siswa unggulan di sekolah kami, karena prestasi Tim Futsal sekolah yang diikuti olehnya selalu menjadi juara di berbagai pertandingan antar Sekolah Dasar se-Kota Bandung.

Oh ternyata Dhika yang memakai parfum. Hemh.

Nadia terlihat semakin kesal. Wajahnya cemberut dan aku yakin dia akan terus menggerutu di dalam hatinya. Aku dan Adel berusaha untuk menenangkan Nadia. Di kelasku, Nadia memang perempuan tomboy yang cantik. Seandainya dia feminin, dia pasti sudah banyak digandrungi banyak siswa laki-laki. Ah, tapi kan masih Sekolah Dasar.

Aku duduk sebangku dengan Nadia. Kali ini aku mengajak Nadia untuk segera duduk di bangku kami. Adel juga mulai kembali ke tempat duduknya sendiri. Namun, tiba-tiba Dhika mendekat ke arah bangku yang ku duduki dengan Nadia. Aku berpikir mungkinkah akan ada perkelahian lagi antara Dhika dan Nadia. Karena sebelumnya dua orang ini pernah juga beradu mulut di kelas. Dhika semakin mendekat. Aku mulai cemas.

"Apa sih kamu ke sini? Sana duduk di kursi kamu. Bentar lagi bel masuk tau!" Kataku dengan kesal. Namun tiba-tiba Dhika mengeluarkan sesuatu dari tangan yang dia lipat ke belakang. Sesuatu itu terlihat dibungkus oleh kertas kado berwarna cokelat dengan motif boneka Teddy Bear. Aku dan Nadia penasaran. Sementara siswa yang lain pun melihat ke arah kami bertiga. Aku, Dhika dan Nadia.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang