Pengakuan Tak Terduga

73 4 1
                                    

Cerita ini dikarang oleh Si Bora Tukang Tulis

*****


"Terima kasih ya, kak." kalimat terakhir yang diucapkan oleh Tika sebelum meninggalkan Aldo.

***

Pagi ini, Tika bangun dengan penuh keceriaan yang tidak seperti biasanya. Orang-orang di rumahnya pun turut dibuat kebingungan melihatnya.

"Pagi Ayah, pagi Bunda, pagi kak Reno." ujar Tika dengan senyuman yang masih belum menghilang dari bibirnya saat tiba di meja makan.

"Kamu kenapa, nak? Kok dari tadi senyum-senyum terus?" tanya Bunda yang berhenti sejenak sebelum memasukkan roti ke mulutnya.

"Enggak kok, Bun. Cuma seneng aja, memangnya Bunda gak seneng lihat Tika senyum kayak gini?" jawab Tika sambil memoleskan selai stroberi pada roti tawarnya.

"Paling juga karena hari ini Valentine di sekolahnya, Bun. Tahun ini, Tika terpilih menjadi salah satu dari 10 siswi kelas 11 yang jadi penerima bunga mawar dari kakak kelas." ujar Reno sambil mengunyah roti di mulutnya.

"Cieee, anak Ayah sudah besar toh." ujar Ayah turut menimpali.

"Bunda doakan deh, kamu dapat bunga mawarnya dari orang yang kamu sukai. Trus kalau jadian, jangan lupa bawa ke rumah ya nanti." ujar Bunda.

Tika yang kaget karena ketahuan sedang menyukai seseorang di sekolahnya pun tersedak dan segera meminum air putih dengan buru-buru, membungkus roti yang belum habis dengan tisu, mencium pipi ayah dan bundanya, lalu berpamitan kepada kakaknya.

"Ayah, Bunda, kak Reno. Tika pamit duluan ya. Takutnya terlambat, soalnya kelas pertama gurunya galak. Dahhhh!" teriak Tika sambil berlari ke arah mobil yang terparkir di depan rumahnya.

Sepeninggal Tika, orangtua dan kakak Tika pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah polos Tika yang baru pertama kali jatuh cinta.

Tidak lama kemudian, Tika kembali masuk ke dalam rumah dengan wajah panik.

"BUNDAAAA, kunci mobilnya Tika hilang! Aduh, Tika taruh mana ya, Bun? Perasaan kemarin sebelum tidur, Tika sudah masukkin ke tas deh." teriak Tika sambil mengeluarkan semua isi tasnya di meja tamu.

Saat Tika sedang sibuk mencari keberadaan kunci mobilnya yang mungkin terselip di antara buku-bukunya, tiba-tiba Bunda duduk di samping Tika.

"Anak Bunda yang satu ini kebiasaan kok. Gonta-ganti tas tiap hari, akhirnya lupa terus kan taruh di mana kunci mobilnya." ujar Bunda sambil menyerahkan sebuah kunci, kunci mobil Tika.

"Loh, kok kuncinya ada di Bunda?" tanya Tika dengan ekspresi polosnya.

"Kamu kemarin pakai ransel abu-abu, sekarang pakai ransel merah muda. Taruh kunci mobilnya di tas abu-abu. Kamu mau cari sampai tahun baru juga gak bakalan ketemu. Sudah sana, buruan berangkat! Gara-gara cari kunci hampir tiap pagi, jadinya buru-buru terus ke sekolah. Inget, jangan ngebut. Lebih baik kamu dihukum karena terlambat daripada ngebut terus ujungnya kenapa-kenapa." omel Bunda.

"Hehehe, iya deh Bun. Maafin Tika ya, makasih juga sudah nemuin kuncinya Tika. Tika berangkat dulu ya. Titip salam buat Ayah dan kak Reno." pamit Tika sambil mengecup pipi Bunda.

Dalam perjalanan menuju ke sekolah, Tika melihat pemandangan yang paling tidak disukai oleh banyak orang di pagi hari, yaitu MACET!

"Astaga! Ini kenapa macet tiba-tiba jalannya? Perasaan lewat sini gak pernah macet deh. Alamat telat ini bisa-bisa, mana upacara 10 menit lagi mulai! Ya Tuhan, Tika mau ikut upacara biar dapet bunga dari kak Re." ujar Tika sambil melipat tangannya dan menundukkan kepalanya di atas kemudi.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang