Fix You

64 8 3
                                    

Karya ini dikarang oleh meililiss_

*****

Seorang gadis remaja sedang terduduk di salah satu sudut taman kota pada sore itu.

Dengan dress bermotif bunga dandelion berwarna putih itu ia terduduk sembari menatap beberapa buku yang ada di sampingnya, ia tak berminat untuk membaca. Hanya saja ia rindu dengan tempat ini, tentang suasana taman ini, dan tentang kenangan-kenangan yang teringkas di dalam taman ini.

Gadis tersebut memandangi cahaya matahari pada sore hari dengan bola mata nya yang berwarna cokelat madu. Sangat gradasi antara bola mata gadis tersebut dengan terpaan cahaya matahari yang kini sedang ia pandangi.

"Fani?" panggil seseorang dari arah belakang gadis tersebut, tetapi gadis itu hanya diam tak berkutik walaupun ia tahu bahwa ada seseorang yang memanggil namanya. Dan gadis tersebut sangat mengenal siapa seseorang yang memanggil dirinya.

"Tiffani Fiantari Pradipta!" panggil seseorang itu kembali dengan menyebutkan nama lengkap dari gadis tersebut. Ternyata kau masih ingat dengan nama lengkapku? batin gadis tersebut sembari menutup beberapa buku yang sempat ia buka tadi. Karena tak kunjung di respons, akhirnya remaja laki-laki tersebut langsung saja berdiri di hadapan gadis itu.

"Ada perlu apa?" tanyanya cuek seperti berbicara dengan orang asing.

"Lo ngapain di sini? Kok sendirian, dia mana?" tanya laki-laki tersebut berbicara dengan tenang seperti tak memiliki kesalahan apa pun.

"Apa hak lo untuk tau tentang dia?" tanya si gadis ketus membuat ia menatapku dengan tatapan sendu.

Jika dahulu tatapan itu menjadi candu ku, kini ku tarik tentang pernyataan itu. Kini aku membenci tatapan itu. Batinnya

"Seenggaknya ini tepat tanggal 14 Februari, hari yang spesial kan? Lalu kenapa lo nggak habisin waktu hari ini dengan orang yang spesial?" tanya nya. Fani menghela nafas tak habis pikir dengan pemikiran laki-laki di hadapanku. Setelah ia pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal lantas kenapa ia kembali dengan berbuat sok baik kepadaku. Ingat saja, Fani sudah tak menunggu nya lagi sebab bahagia ku bukan terpusat pada dirinya lagi.

"Dan menurut gue,tangggal 14 Februari bukanlah hari yang penting bagi gue, dan jangan hadir dan merusak segala kehidupan gue." Ujar Fani ketus. Akan tetapi laki-laki tersebut masih saja tak kunjung pergi.

"Bukannya 14 Februari itu hari valentine?" tanya laki-laki itu.

"Gue nggak peduli tentang peristiwa pada tanggal 14 Februari, yang gue tau pada hari itu gue dikhianatin sama orang yang pernah gue prioritasin, dan lebih kejamnya dia meninggalkan karena alasan bosan." Ujar Fani ketus dengan menampilkan senyuman sinis dan membuat nya terdiam tak berkutik di depan si gadis.

"Sori telah merusak hari lo setahun yang lalu, dan akhirnya harus membuat lo benci tentang hari valentine." ujar laki-laki tersebut sembari menegakkan posisi tubuhnya.

"Gue nggak pernah percaya sama valentine, karena menurut gue disayangi oleh orang terdekat gue itu udah cukup. Dan orang itu pastinya bukan lo." Kemudian laki-laki tersebut mengangguk.

"Ciptakan bahagia lo sendiri, sorry pernah mematahkan hati lo dengan sangat pahit." ujar laki-laki tersebut kemudian ia berbalik badan dan meninggalkan Fani yang masih duduk sendiri di bangku taman itu.

"FITTO DHANAWARMAN!!" teriak Fani menyebutkan namanya, lantas laki-laki tersebut menoleh sembari tersenyum singkat .

"Kenapa?" tanya nya, ia masih berdiri di posisi awalnya tanpa melangkah sedikit pun untuk menjauh atau mendekat.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang