My Almost Valentine

50 3 0
                                    

Cerita ini dikarang oleh neys_jc

*****

If you love someone, tell them... because hearts are often broken by words left unspoken.
-unknown

Aku meletakkan ponselku di tempat tidur. Hari ini hari Valentine. Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata Valentine? Hari kasih sayang? Seseorang yang kalian sayang? Tentu saja ada seseorang yang ada di benakku, tapi sayangnya aku tidak akan pernah merayakan hari ini bersamanya.

Satu pertanyaan lagi untuk kalian semua. Pernahkah kalian menyesali pilihan yang kalian buat? Tidak menyadari bahwa pilihan yang kalian anggap paling tepat itu justru menorehkan luka di hati kalian nantinya? Dan sayangnya di saat kalian menyadari itu semua, sudah terlambat untuk mengubah pilihan kalian karena pilihan lain itu sudah tak mungkin lagi.

Aku pernah.

Ini cerita tentang diriku dan Mas Adit. Seseorang yang kukenal sejak empat tahun lalu. Aku bertemu dengannya saat aku magang di tempatnya bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi di Surabaya. Dialah yang akhirnya mengajari serta menemaniku di perusahaan itu. Menjadi sosok yang selalu ada untukku.

Dia... yang menjadi poros hidupku sekian tahun lamanya.

My almost valentine...

= = = = = = =

Suatu sore di bulan Januari 2019, sekitar satu bulan setelah hari yang aku harapkan tidak pernah ada di dunia ini. Hari pernikahan Mas Adit dengan Mbak Fani.

Aku baru saja turun dari taksi yang mengantarku ke sebuah restoran tempat aku dan Mas Adit membuat janji temu. Mas Adit yang merancang pertemuan ini. Supaya aku bisa lebih mengenal 'kakak ipar'-ku kalau kata Mas Adit.

Saat melihat mereka, aku ingin menangis, tapi air mata ini nyatanya hanya mampu tertahan tanpa berniat untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Dan, mengingat status mereka saat ini semakin membuatku merasa sesak.

"Sasa!" seru Mas Adit yang langsung memelukku.

Sasa. Hanya Mas Adit yang memanggilku begitu. Namaku Melissa dan orang-orang biasanya memanggilku dengan 'Mel', tapi dia malah memanggilku dengan nama panggilan lain yaitu 'Sasa' dan anehnya aku pun akhirnya ikut menggunakan nama panggilan itu saat bersamanya.

"Nah, kali ini Mas kenalin sama istri Mas secara resmi ya, biasanya kan cuma lewat cerita Mas doang. Kenalin nih, Stephanie. Panggil aja Mbak Fani."

"Halo, Mbak. Kenalin, Melissa. Apa kabar, Mbak?" ucapku sambil mengulurkan tanganku.

Jadi inikah wanita yang berhasil membuatmu menginginkan dirinya sepenuhnya untuk menjadi istrimu? Stephanie. Sebuah nama yang berhasil mensejajarkan namanya dengan namamu. Sosok inikah yang berhasil membuatmu yakin bahwa kau akan menghabiskan sisa umurmu bersamanya?

Kalau saja kau mengetahui perasaanku yang sebenarnya, Mas. Kalau saja kau tahu betapa aku memiliki perasaan lebih dari sekedar rasa sayang seorang adik terhadap kakaknya, kau tidak mungkin setenang ini memperkenalkan istrimu padaku.

"Kamu kok nggak dateng ke nikahan kita, Mel?"

"Oh iya, sorry banget, Mbak. Aku ada tugas ke luar kota pas itu. Sebenernya pengen banget dateng, tapi waktu itu Mas Adit kasih tahunya lumayan mendadak."

Bohong. Sebenarnya, bisa saja aku datang jika aku mau. Masih ada waktu jika aku mau mengusahakan supaya aku bisa menghadiri pernikahan mereka. Akulah yang memilih untuk tidak datang. Aku merasa aku tidak akan sanggup berada di sana.

"Oh ya? Ah, berarti ini salahnya Adit dong. Kamu gimana sih, Dit...."

Wanita ini. Dia begitu baik. Dia masih bersikap begitu ramah padaku setelah apa yang aku lakukan selama ini. Entah apa ini hanya perasaanku sendiri. Aku merasa bahwa setidaknya Mbak Fani sedikit banyak cemburu terhadapku yang mungkin tampak terlalu dekat. Aku dan Mas Adit selalu bertukar kabar meski sesekali aku berusaha membatasi intensitas bertemu kami setelah aku menyelesaikan masa magangku, tapi aku bisa merasakan ada sesuatu antara kami bertiga. Tentang Mas Adit yang ternyata sering menceritakan diriku pada Mbak Fani. Tentang aku dan Mbak Fani yang belum pernah bertemu meski nyatanya aku dan dia merupakan dua orang yang paling dekat dengan Mas Adit. Aku hanya merasa ada yang janggal dengan kami bertiga.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang