Fase Bestfriend

50 5 0
                                    

Karya ini dikarang oleh cahyaningsee

*****

Cantik, baik, ramah, pintar dan tidak sombong. Siapa sih yang tak kenal dia? Yap, dia adalah Tiffany yang biasa disebut sebagai bintang SMU Kalijaya, ia adalah murid SMU yang sekarang duduk di bangku kelas 2. Gayanya yang sederhana namun bukan berarti ia kampungan, dia anak direktur dari suatu perusahaan yang bekerja sama dengan orang tua sahabatnya. Yap, dia adalah Andif, sahabat Tiffany sejak kecil karena kedua orang tuanya memiliki hubungan bisnis perusahaan.

Tak berbeda dengan Tiffany, Andif pun tidak kalah pintar. Dia juga salah satu cowok yang banyak diincar para wanita di SMU, alias Andif seorang yang tampan. Namun, ia bukan tipe cowok yang pendiam. Sering kali ia menjahili Tiffany walau hanya sekedar untuk bergurau saja.

Suatu hari, Tiffany dan Andif pergi sekolah bersama. Banyak siswa yang melihatnya, bukan hanya satu atau dua orang yang iri melihat mereka berjalan bersama, namun hampir semua siswa perempuan SMU iri melihat Tiffany bisa berjalan bersama Andif. Tak lama setelah Andif mengantar Tiffany ke kelasnya, empat orang perempuan dengan gaya modis dan make up yang menghiasi seluruh wajahnya datang menghampiri Tiffany.

"Hei Tiffany yang sok cantik dan merasa dunia milik sendiri jangan coba-coba rebut Andif deh!" Kata salah seorang dari mereka yang bernama Anggun.

Haha, nama sih Anggun tapi kelakuan tak sebanding nama yang diberikan orang tuanya. Tak menghiraukan perkataan Anggun, Tiffany pun pergi seakan tak mendengar perkataan siapa pun.

Kringg!krinng!

Bel istirahat pun berbunyi. Tak lama kemudian, Andif datang menghampiri Tiffany yang duduk sendiri di kelas dengan memandangi sebuah foto kecil yang telah usang. "Selamat pagi Tiffany cantik haha. Kenapa kamu sedih gitu? Foto apa sih?" Celetuk Andif

Tiffany terdiam dan tak menghiraukan pertanyaan Andif, matanya berkaca-kaca melihat sebuah foto masa kecilnya yang sedang merayakan ulang tahunnya bersama keluarganya, kemudian Tiffany membuka mulut dan berkata pada Andif, "Seandainya waktu bisa ku beli Dif, mungkin aku akan memborongnya agar bisa menggantikan kesibukan orang tuaku, besok adalah hari ulang tahunku, mungkinkah mereka ingat dengan hal itu?"

Andif mengambil tisu yang ada di sakunya untuk menghapus air mata Tiffany dan ia mencoba menghiburnya,

"Jelek ah murung gitu, kantin yuk beli bakso pake kecap, kuah sedikit, tanpa mie, dan makan pake sumpit." Tiffany yang semula tenggelam dalam kesedihan kini kembali tersenyum dan menerima ajakan Andif untuk makan bakso kesukaannya.

Malam harinya, Andif berpikir bagaimana cara membuat Tiffany bahagia dan membuatnya terkejut di hari spesial nya. Tanpa berpikir lama, Andif meminta kontak ayah Tiffany pada ayahnya. Setelah mendapat nomor ayah Tiffany, kemudian Andif menelponnya,

"Selamat malam. Maaf Andif ganggu sebentar om, begini tadi Tiffany bilang ke Andif kalau dia rindu om dan tante, dan kebetulan besok adalah hari ulang tahun Tiffany, bisa om pulang untuk putri kesayangan om?"

"Waduh, om engga bisa Dif, besok ada meeting sama klien, mungkin Minggu baru bisa pulang ke rumah."

"O begitu, ya sudah om, maaf mengganggu."

"Iya Dif, titip Tiffany ya Dif. Om minta bikin Tiffany gembira saat ulang tahunnya besok ya."

"Baik om. Tan—"

Percakapan belum selesai, namun ayah Tiffany terburu-buru untuk menutup teleponnya. Ya, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk memikirkan hal apa yang harus Andif lakukan untuk ulang tahun Tiffany besok. Dan tak dirasa-rasa, muncul dalam hati Andif bahwa ia menyukai Tiffany dan ia sangat menyayanginya bukan hanya sekedar sahabat, melainkan ada perasaan lebih dari itu. "eit, mengapa hati berkata demikian? Ah tidak, mungkin ini hanya terbawa perasaan karna film tadi." Kata Andif.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang