[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger Cantik

Epilog. Hey, I miss you

Rachel terus memeluk Salsha, mencoba menenangkan gadis itu. Ia juga merasa terluka akan kejadian ini, namun ia tidak bisa berbuat lebih.

"Pak, tolong kerahkan petugas SAR mencari gadis tadi. Saya mohon, temukan dia baik ia bernyawa ataupun tidak"

Tangisan Salsha terus mengalir, satu persatu orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya. Lalu, untuk apa ia tetap hidup?

Tubuh Salsha mulai memberontak, tujuannya satu, menyusul sahabat dan cintanya sekarang. "LEPAS! GUE MAU NYUSUL BILA SAMA KEVAN AJA! GUE MAU MATI!"

Rachel terbelak, ia memutar kasar tubuh gadis di depannya dan menamparnya. Salsha terdiam, isakan terus keluar dari bibirnya. "Jangan bodoh! Dengan kamu mati emangnya semuanya bakal baik-baik aja?!"

Salsha masih diam, ia menatap kosong tanah di bawahnya. "Terus perjuangan Nabila dan Kevan sia-sia aja buat bikin kamu tetap hidup?! Bodoh kamu!"

Salsha sadar, apa yang dikatakan Rachel memang benar. Ia tidak bisa menyianyiakan perjuangan Kevan dan Nabila. Setidaknya ia beruntung bisa selamat.

"Maafin Salsha kak, hiks maaf" Rachel menarik tubuh ringkih itu ke pelukannya. Ia mengelus pelan rambut Salsha, agar gadis itu sedikit lebih tenang.

"Dimana Kevan?" Suara Rafa memecahkan keheningan diantara Salsha dan Rachel. "Kevan? Di jalan setapak paling pertama sebelum kakak ke sini. Terakhir dia di sana kok"

"Nggak ada! Gue udah bolak-balik dari rumah itu ke jalan setapak itu, juga gue udah nyusurin hutan ini sama polisi lain. Tapi tetep aja kita nggak nemuin Kevan!"

"Yang bener?" Rafa mengangguk frustasi. Salsha panik, kemana Kevan? Ia tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya.

"Gue harus pergi, kita harus cari Kevan! Gue nggak mau kehilangan untuk kedua kalinya kak!"

Rachel mengangguk, bagaimana juga Kevan adalah sahabat adiknya sedari kecil. Ia harus mengusahakan cara apapun untuk menemukan Kevan.

"Yaudah kita mencar biar cepet ketemu Kevannya" Rafa dan Salsha mengangguk. Namun, Rachel langsung menarik Salsha untuk bersamanya, gadis itu sepertinya akan tumbang sebentar lagi.

Rachel dan Salsha berjalan menyusuri kawasan dekat bibir jurang. Rachel tidak lupa mempersiapkan pistolnya, berjaga-jaga akan sesuatu.

Sudah 1 jam mereka menelusuri kawasan hutan ini. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan Kevan. Salsha sudah tumbang dari setengah jam yang lalu, tenaganya sudah keluar terlalu banyak.

"Kita hentikan pencarian, kabari kedua keluarga korban bahwa... Kevan dan Nabila dinyatakan meninggal dunia"

***

Hari ini terjadi lagi, selama seminggu ini Salsha terus mencoba membuat Khalil mengingatnya. Dokter memvonis Khalil mengalami sedikit gangguan di ingatannya. Yang ia hanya ingat, bahwa Nabila selalu bersama Khalil.

Sejak ia siuman, ia hanya mencari dimana Khalil dan dimana Nabila. Sudah banyak orang mengatakan bahwa dia adalah Khalil, namun setelah ia ingat ia akan mulai menyakiti dirinya sendiri.

Salsha juga terpukul, kehilangan sahabat kecil serta cinta pertamanya dalam satu peristiwa itu tidak enak. Ia hanya ingin kembali pada masa lalu, saat-saat bahagia mereka.

Ia memendamnya sendiri, keinginan untuk menyusul kedua orang terkasihnya itu pasti ada. Tapi, ia masih mengingat Khalil yang butuh bantuannya.

Begitulah hidupnya sekarang, terkukung oleh masa lalu yang sialnya tidak bisa ia lupakan sedikit pun. Menyisakan goresan luka di hatinya yang akan terus hidup. Raganya memang masih di sini, namun hatinya telah pergi bersama cintanya.
.

.
.
.
.
.
.
Fin

Ohh iya aku juga bikin buku baru, konfliknya nggak seberat buku ini keknya🤔🤔

Pokoknya jangan lupa mampir yaa, dan  please banget vomment nya di buku ini juga.

Jangan lupa coba aja dulu dibaca bukunya siapa tau syuka gitu?🤭🤭🤭 Hehehehehe

Zabilae
Jum'at, 03 Mei 2019