Duabelas. Minggu Ketiga

2.8K 131 23
                                    

Hari ini sudah minggu ketiga, yang berarti 1 minggu lagi mereka akan bertanding. Tentunya kalian tidak akan lupa bukan? Tentang taruhan yang menyatukan mereka.

Beberapa hari berlalu sejak kejadian itu, Nabila selalu bersama Kevan ataupun Salsha. Khalil tidak dapat mendekati Nabila seperti kemarin. Dia salah, sungguh dia sangat salah.

Mereka tidak tau apa yang sebenarnya akan diucapkan Khalil. Khalil bingung, dia nggak tau mau apa sekarang. Awalnya, ia hanya ingin bercanda. Dia mau jelasin ke Nabila, tapi Kevan selalu ngehadang dan ya Nabila bahkan nggak mau liat mukanya sekarang.

Tokk...

Tokk...

"Masuk aja" Kak Rachel masuk ke dalam kamar Khalil dan langsung menutup pintunya. Khalil sedikit heran, biasanya jika kak Rachel mau curhat dia pasti curhat sama semua orang di ruang tengah atau berdua doang sama bunda mereka.

"Ngapain kak?" Khalil beranjak ke depan tv untuk main PS. "Mau maing bareng?" Kak Rachel geleng. Khalil mulai memainkan stik gamenya.

Hening beberapa saat, Khalil sibuk dengan gamenya dan kak Rachel sibuk dengan lamunannya. "Ada apa sih kak? Mau curhat? Yaudah curhat aja, ribet amat."

"Ada masalah sama Kevan?" Khalil noleh cepat, ia terpaku sesaat lalu melanjutkan gamenya lagi. Kak Rachel mengehela napas berat. "Cerita lil"

Khalil menyerah, dia memang tak bisa menyembunyikan apapun dari sang kakak. Khalil menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang ditutupi.

"Awalnya aku memang mau kayak gitu kak. Tapi, aku bener-bener udah ngelupain rencana itu dari malam itu. Khalil nggak mau ngambil kesempatan dari keterpurukan Nabila, kak. Khalil tulus mau bantuin dia"

"Tapi kenapa kamu bilang ke Kevan jadi?" Khalil mengusap wajahnya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Khalil bakalan jawab iya kalau situasinya nggak kayak gini. Tapi, setelah Khalil pikir, ini mungkin agak keterlaluan. Khalil nggak sebrengsek itu kak sampai Khalil ngemanfaatin situasi Nabila sekarang."

"Terus sekarang gimana? Gimana Nabila?" Khalil menggeleng sembari menghembuskan napas lelahnya. Ia lelah. Lelah untuk terus mengejar Nabila dan menjelaskan semuanya.

"Khalil capek kak. Udah semua usaha Khalil coba untuk ngejelasin semuanya. Ada perasaan aneh yang Khalil rasain waktu Nabila belum tau semuanya"

Rachel menatap Khalil intens yang sedang duduk tertunduk di bawah. Rachel tau, adiknya sudah merasakan cinta. Ia bersyukur, Khalil mencintai orang yang baik, tapi ia tak habis pikir dengan adiknya tentang rencananya itu.

"Adek kakak udah besar" Khalil bingung. Kenapa sang kakak malah mengatainya sudah besar? "Khalil nggak ngerti kak"

Rachel tersenyum sembari mengusak surai adiknya "Coba kasih tau kakak, gimana perasaan aneh yang kamu rasain beberapa hari ini."

Khalil berpikir sejenak, ia yakin itu hanya rasa tidak enak bukan? "Nggak enak aja, kita temenan tapi kayak ada jarak"

Rachel tertawa, dia tau sekarang Khalil itu bodoh dan dia pikir bisa mengelabuinya? Oh tidak bisa

"Kasih tau dulu, gimana perasaan anehnya"

"Huft... Rasanya aneh. Khalil nggak suka Nabila jauh dari Khalil. Khalil nggak suka Nabila ketawa sama Kevan, ada perasaan marah di hati Khalil kak..."

"Khalil juga nggak suka waktu Nabila ngacangin Khalil. Khalil nggak suka pas Kevan yang selalu ada buat Nabila, bukan Khalil. Pokoknya Khalil nggak suka"

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang