Duapuluh. Khalil ketemu Kean

1.7K 88 4
                                    


Karena apa yang seharusnya menjadi milikku, akan kembali bagaimanapun caranya. Baik dengan cepat atau pun lambat. - Keano Arya Pradiwijaya

Seluruh badan Khalil terasa lelah dan sangat lengket saat ini. Bagaimana tidak, hari ini tim basketnya berlatih keras untuk lomba beberapa hari kedepan.

Sekarang yang dibutuhkannya hanya air, makanan, dan kasur.

Perlahan ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Tenaganya sudah cukup terkuras.

Getaran di saku celananya membuat Khalil menghentikan laju motornya. Ada yang menelpon, tapi kenapa memakai nomor privat?

"Maaf tapi siapa?" Khalil tak ingin basa-basi. Ia curiga ini adalah Kean.

"Bukankah lebih baik diawali dengan salam? Atau sekedar ucapan halo?"

Khalil mengenali suara itu. Dugaannya ternyata benar, itu Kean. Untuk tujuan apa ia menelponnya?

"Bacot siah, repot amat. Assalamu'alaikum ya alih kubur" Khalil tersenyum jenaka, seolah Kean ada di hadapannya.

"Dasar tidak sopan"

Plakk

Khalil merasakan kepalanya dipukul sangat keras dengan sebuah tangan. Dan saat berbalik, ia mendapati Kean di belakangnya.

"Aelah ngabisin pulsa lo. Mentang-mentang orang kaya" Khalil menggerutuk sembari memutuskan sambungan telpon.

Kean hanya mengedikkan bahunya tidak perduli. Toh kalau habis, ia bisa membelinya dengan mudah, uangnya masih banyak.

Khalil turun dari motornya dan berdiri di depan Kean. Sesekali ia menguap karena mengantuk.

"Apasih?! Ganggu pangeran mulu, pusing gue" Kean memutar bola matanya malas. Ia sangat jengah dengan pemuda di depannya ini.

"Ini yang katanya pacar adek saya? Cih, malu-maluin sekali"

Khalil melotot tidak suka, ia ingin sekali mencakar wajah lelaki yang lebih tua darinya itu.

Cowok mainannya kok cakar-cakaran? Sabodolah yang penting hepi.

"Gue lagi males main-main. Kasih tau apa mau lo"

"Kamu tau bukan mau saya? Jauhi Nabila, tinggalkan saja dia"

Khalil mengangkat sebelah alisnya dan bersedekap dada di depan Kean.

"Setelah semua keluarganya ninggalin dia, gue harus ninggalin dia juga? Gue nggak sekejam lo yang ninggalin saudara waktu lagi jatuh-jatuhnya."

Rahang Kean mengeras dan dengan cepat pukulannya sudah melayang ke arah Khalil.

Khalil yang tidak siap pun hanya bisa tersungkur dan sedikit menggoyangkan dagunya karena tinjuan Kean.

Tampak disudut bibirnya terdapat luka robek yang mengeluarkan darah.

Bukannya merasa sakit, Khalil malah tertawa dan bangkit. Ia lalu membalas pukulan Kean tadi.

Pertengkaran tidak dapat dihindari. Pukulan serta tendangan mereka layangkan satu sama lain.

Orang-orang yang sedang berjalan pun mencoba memisahkan mereka.

Keadaan Kean maupun Khalil tidak jauh berbeda. Banyak luka robek dan lebam terdapat di wajah dan tubuh masing-masing.

Kean pun dengan cepat mengontrol emosinya dan mengatakan pada warga bahwa mereka akan menyelesaikannya dengan kepala dingin.

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke arah danau pinggir kota. Khalil hanya mengikuti mobil Kean dari belakang sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang