Epilog. Hey, I miss you

1.5K 61 14
                                    

Aku berjalan pelan menuju kelasku. Semilir angin pagi ini, cukup membuat perasaanku tenang. Ahh lama tak sekolah membuatku rindu akan bangunan ini.

Netraku tak menangkap banyak orang berlalu lalang pagi ini. Tidak heran sih, hari masih cukup pagi, jam masih menunjukkan angka 6.

Langkahku berhenti, netraku menangkap sosok gadis manis itu. Ahh dia lagi, senyumnya masih sama, manis.

Sepertinya ia kebingungan, aku ingin membantunya. Namun, ada sosok pemuda yang datang menghampirinya dan tampak gadis itu langsung memeluk lengan pemuda tersebut.

Ahhh selalu seperti itu. Mereka selalu tampak mesra setiap saat. Aku heran, apakah mereka tidak lelah terus membuat orang-orang iri dengan kemesraan mereka itu?

"Tumben pagi-pagi udah di sini?"

"Kamu tuh yang kepagian lilll"

Khalil dan Nabila. Mereka selalu seperti itu. Lebih baik aku pergi dan tidak mengusik mereka, setidaknya aku tidak terlalu merasa kesepian.

Kelasku masih sepi, tidak heran sih. Lebih baik waktu yang tersisa sebelum bel masuk ini ku gunakan untuk tidur. Waktu tidur adalah yang terbaik.

***

Kelasku sudah ramai saat aku terbangun. Jam 8? Kenapa tidak ada guru yang masuk? Ah aku juga tidak peduli.

Netraku berkeliling melihat suasana kelas yang ribut. Tapi tunggu, sejak kapan aku sekelas dengan Nabila? Ok aku paham, dia sedang bermain dengan Khalil.

Entah kenapa mereka berdua membuatku tertarik untuk terus memperhatikan mereka. Ku akui, mereka adalah pasangan paling manis di sekolahku.

Mereka memang tidak terus mesra, kadang saling membully dan meneriaki satu sama lain. Tapi, mereka manis.

Ku lihat Khalil dengan telaten menguncir rambut Nabila, sedangkan yang punya rambut sedang asyik mengunyah sesuatu.

Andaikan aku perempuan, mungkin aku sudah jatuh ke dalam pesona Khalil. Ia tersenyum tipis melihat hasil kerjanya di rambut Nabila.

"Heh ndut minggir, makan mulu lo!" Nabila cemberut, mungkin ia kesal dengan panggilan yang Khalil berikan. Tapi, aku suka wajah cemberutnya.

"Resek lo lil! Sono ah pergi! Belum selesai juga gue makan maitosnya" Ku lihat Khalil belum juga berhenti menggangu Nabila.

Mungkin seharusnya aku merasa terusik, namun kenapa aku malah merindukan masa itu? Apakah aku pernah bersamanya?

"Permisi" di ambang pintu ku lihat seorang gadis yang ku tebak pasti dari kelas lain.

Atensiku kembali melihat Nabila dan Khalil, mungkin setelah ini aku akan terus memerhatikan mereka berdua. Setidaknya hal itu cukup menjadi penghibur bagiku.

Samar-samar ku dengar gadis tadi mengatakan sedang mencari Khalil. Aku tidak suka, dia sama saja menghentikan tontonanku.

Gadis itu perlahan masuk dan menuju Khalil. Tapi, kenapa dia malah berhenti di depanku? "Keluar bentar, gue mau ngomong"

"Gue? Bukannya lo ada perlu sama Khalil ya?" Ku lihat gadis itu tersenyum sedih, daripada menjawab pertanyaanku, ia lebih memilih menarik tanganku keluar kelas.

"Ehh tunggu dulu, ngapain lo narik gue keluar sih? Tadi katanya nyari Khalil" aku tak habis pikir dengan gadis ini, yang ia cari siapa yang ia tarik keluar kelas siapa.

"Lo nggak inget gue?" Alisku berkerut, memangnya aku mengenal perempuan ini? Kenapa seolah-olah kami terasa dekat? "Emangnya lo siapa?"

"Gue temen lo" Teman? Aku bahkan tidak tahu gadis ini dari sekolahku. "Kita nggak saling kenal ok? Gue pikir kita nggak ada urusan lagi jadi gue masuk dulu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang