Enambelas. Potongan Masa Lalu (2)

2.2K 91 9
                                    

Warning! Sorry for Typo(s)

Keputusannya untuk pergi dari rumah itu hanya kebodohan yang selalu ia sesali.

Seandainya ia tak pergi, ia tidak akan kehilangan cintanya.

Seandainya ia tak pergi, ia pasti bisa melindungi adiknya.

Seandainya ia tak pergi, ia tidak akan kehilangan semua rasa itu.

Seandainya ia tak pergi, rasa bersalah ini tak akan hinggap.

Dan seandainya ia tak pergi, ia tidak akan terlibat dalam dunia ini.

Saat itu yang hanya dipikirannya hanya pergi, menjauh dari semua rasa sesak yang menyeruak di hidupnya.

Tanpa menyadari ada sesosok jiwa rapuh yang ia tinggalkan. Dan tidak berpikir, bahwa kepergiannya berdampak besar bagi hidup sosok itu.

Ia pergi tanpa tujuan yang jelas. Menelusuri jalan setapak pada malam itu dengan pikiran yang runyam.

Dan pada akhirnya ia memilih untuk melangkahkan kakinya menuju hutan. Ia sudah pasrah dengan hidupnya.

Mungkin menyusul kakek dan neneknya adalah keputusan yang tepat. Tapi, takdir tidak mengizinkannya.

Di saat dia berusaha untuk mati, seorang pria mendekatinya. Bukannya menolong, pria itu malah memberikan pistol kepadanya.

"Jika kau ingin bunuh diri, pakailah pistol ini"

Ia hanya menatap kosong pistol itu. Ia bahkan sudah menempelkan ujung pistol itu di pelipisnya.

Namun, ia mengurungkan niatnya dan mulai menangis. Saat ia ingin menarik pelatuknya tadi, seketika bayang adiknya terlintas.

"Hiks bil maafin kakak"

Lelaki itu mengambil lagi pistolnya dan mengarahkannya kepada pemuda itu.

"Jika kau tak sanggup, aku akan membantumu"

Pemuda itu mendongak dan melihat lelaki di depannya, "silahkan"

Dor

Sebuah peluru bersarang di dada pemuda itu. Ia jatuh terlentang sembari menekan luka tembakan yang bersarang di dadanya.

"Te-terima k-kah..sih"

Ia jatuh tak sadarkan diri. Akhirnya, ia bisa pergi dari semua ini.

Lelaki itu pun mengangkat tubuh pemuda yang sedang sekarat itu. Membawa tubuhnya menuju rumah sakit.

Dia membiayai semua pengobatan pemuda itu. Mulai dari biayai operasi sampai biaya pengobatan hingga sembuh total.

Entah apa tujuannya. Setelah dia menembak pemuda itu, ia malah membantunya untuk kembali hidup.

"Sebenarnya apa tujuanmu?"

Pemuda itu bertanya kepada lelaki di depannya ini. Selama berhari-hari terkurung di dalam sebuah kamar tanpa bisa keluar.

"Simple, saya hanya mau kamu bekerja dengan saya" Lelaki itu menyilangkan kakinya sembari menyesap segelas wine.

"Maksudmu?"

"Sebelum itu, perkenalkan Namaku Lucas Wilton, panggil saja Mr. Lucas. Dan kau?"

"Keano Arya Pradiwijaya, kau bisa memanggilku Kean"

Mr. Lucas mengisyaratkan Kean duduk di depannya. Ia merogoh sakunya dan melemparkan sebuah pistol ke pangkuan Kean.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang