Duapuluh satu. Lucas

1.7K 90 13
                                    


Hidup itu kejam. Maka dari itu kita harus melawannya dengan kekejaman pula. - Lucas Wilton

Kean memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia sudah tidak dapat lagi menahan emosi yang sedari tadi ada di dirinya.

Bagaimanapun caranya ia harus merebut kembali Nabila dan membawanya bersama dengannya.

Sudah tidak ada lagi orang yang ia percayai untuk menjaga adiknya selain dia sendiri.

Dan juga, ia harus terus berjaga. Takut-takut Lucas menculik adiknya dan membawanya pergi.

3 tahun bersama dengan Lucas, Kean susah tau betul dengan apa yang laki-laki itu pikirkan.

Kean mendesah pelan sembari membelokkan mobilnya masuk ke sebuah mansion besar. Tempat dimana selama ini ia tinggal.

Tempat yang mengajarkannya cara membunuh atau pun bermain licik untuk mencuri. Tempat dimana, Keano mati dan digantikan oleh Arya, sang pembunuh bayaran.

"Dari mana sajakah kau Arya? Mencoba kabur?"

Kean menghentikan langkah kakinya dan menatap pria yang sedang menghisap rokoknya itu. Tidak lupa pula sebotol wine dengan kualitas terbaik di depannya.

Kean berjalan mendekati Lucas. Ia mengambil gelas kecil lalu menuangkan sedikit wine di sana. Membiarkan bagaimana minuman pahit itu mengalir ditenggorokannya.

"Hanya menemui bajingan kecil"

"Kekasih adikmu itu?" Kean hanya menganggukkan kepala dan kembali menyesap minuman itu.

"Kenapa kau repot-repot mengurusi adikmu lagi? Dia saja tidak tau kau masih hidup"

Kean menatap dingin Lucas. Ia sudah jengah dengan semua perkataan lelaki itu.

"Dia adikku" Lucas menyesap rokoknya dan mengeluarkan asapnya secara perlahan lewat mulut.

"Dia tidak menguntungkan Arya. Lebih baik kau fokus membunuh saja. Itu lebih baik"

Kean memalingkan wajahnya sembari mengontrol emosinya. Ia kembali menyesap minuman itu, untuk merilekskan emosinya.

Lucas melemparkan sebuah map hitam ke pangkuan Kean. Sebenarnya Kean dalam mood yang buruk untuk membunuh, tapi dia tak ada pilihan lain.

Ia membuka map itu yang memperlihatkan biodata seorang gadis cantik. Pasti itu targetnya.

"Bunuh dia. Terserah mau kau apakan, mungkin kau ingin sedikit bermain dengannya, itu tak masalah."

Kean hanya memasang ekspresi dinginnya dan pergi menuju targetnya. Ia ingin menyelesaikan ini secepat mungkin.

Kean mengemudikan mobilnya menuju sebuah tempat bimbingan belajar. Dari informasi yang ia dapat, gadis itu sekarang sedang mengajar di sana.

Kean membuka kembali map itu dan melihat foto gadis yang menjadi targetnya. Kasihan.

Ia hanya menjadi korban dari kelicikan saingan bisnis ayahnya. Tapi, Kean tidak bisa dan tidak mau berbuat apa-apa.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang