Tujuhbelas. Lomba

2.6K 110 8
                                    

Typo(s) bertebaran! Ini chap paling panjang, puas nggak lu?

"Hay guys! Ketemu lagi sama gue, dimana lagi kalo bukan di Bila Vlog!"

Hari ini, hari dimana mereka akan bertanding. Dan tentunya, Nabila nggak melewatkannya tanpa nge-vlog. Nabila pun pergi ke kelasnya sembari nge-vlog.

"Ini nih kelas gue, orang-orang pada sibuk soalnya kelas kita itu mau dibikin café. Makanannya nggak ribet sama mahal kok, kita mah cuma jual jajanan dulu yang kita sulap lebih modern"

Nabila berjalan menghampiri Salsha yang sibuk dengan perlatan memasak. Salsha? Memasak? Oh tidak dia hanya membantu Vita, tenang aja.

"Ehhh ada neng Salsha, punten atuh neng"

"Mangga" Nabila mengarahkan kameranya ke wajah Salsha dan kemudian ke arah makanan mereka.

"Masak apaan nih? Beracun kagak?" Salsha mendengus, ingin sekali menggeplak mulut lancar Nabila dengan penggorengan.

"Anjingin jangan?" Nabila tertawa mendengar umpatan Salsha. Ia pun berjalan ke arah lain sembari menjelaskan kepada videonya itu.

Nabila sendiri hanya mendapat bagian menjadi pelayan, maka dari itu ia sekarang bisa berkeliling tanpa takut dioceh oleh Vita.

Nabila berjalan menuju tengah lapangan. Tampak banyak anak osis sedang mempersiapkan panggung dan membersihkan lapangan.

Oh iya, dia nanti akan bertanding basket. Nabila pun berjalan menuju lokernya. Ia mengambil sepatu basket yang telah ia siapkan.

Sejak kapan ia punya sepatu basket? Itu bukan miliknya tentu saja. Itu milik kak Rachel, ia meminjam dari gadis itu.

Lain halnya dengan Nabila, Khalil kini sedang berada di taman belakang sekolah. Ia tak mau ke kelas, capek, malas dijadikan babu lagi.

Ia tak sendiri di sini. Khalil sekarang ditemani oleh laptopnya. Ia sedang berada di bawah pohon dan menonton video tutorial membuat vlog.

Kalian pikir ia bisa belajar secepat kilat? Ohh tentu tidak. Ia saja sekarang sudah lupa harus menggunakan aplikasi apa.

"Aaaaaaa... puyeng gue anjir"

Khalil mencopot headphone yang sedari tadi menempel di telinganya.

Jujur, ia sudah muak dengan semua perangkat lunak ini. "Boleh gue duduk di sini?"

Khalil mengangkat kepalanya dan mendapati seorang gadis cantik berada di depannya. "Eh lo na, boleh duduk aja. Kan ini taman bukan punya gue"

Gadis yang dipanggil na itu hanya tertawa kecil lalu duduk di sebelah Khalil. "Gue ganggu nggak?"

"Enggak, gue cuma lagi ngadem aja. Eh tunggu, jangan bilang lo ke sini mau nyuruh-nyuruh gue lagi?"

"Ye su'udzon" Gadis itu memukul lengan Khalil

"Aduh kuat juga lo. Hehehe maap ye Reina" Yap, gadis itu adalah Reina. Untuk apa dia ke sini? Heum ku tak tauu

"Terus ngapain lo ke sini?" Khalil menatap intens gadis di sampingnya itu dan membuat Reina sedikit merona karena tatapa Khalil.

Reina masih terkunci oleh tatapan Khalil yang menurutnya sangat indah itu. Sedangkan Khalil, ia hanya bingung karena Reina yang terus diam.

Khalil melambaikan tangannya di depan wajah Reina sembari mengucapkan namanya, "Na, Reina!"

Reina tersentak. Ia kemudian sadar dari acara menatap mata Khalil. Reina tersenyum kikuk sembari memalingkan wajahnya dari Khalil dan berharap pemuda itu tidak melihat rona merah di pipinya.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang