Duapuluh lima. Something... wrong?

1.5K 78 1
                                    

Nabila berjalan pelan menuju kelasnya. Entah kenapa pikirannya masih berpusat ke obrolan kakaknya dan Khalil kemarin.

Ia bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sepertinya, mereka berdua saling membenci?

Apalagi perkataan Khalil bahwa nantinya, ia sendiri yang akan mengusir Kean.

Permasalahan ini bisa membuat otaknya terbalik hanya untuk memikirkannya saja.

Ia memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli sebotol air mineral. Haus dia mah.

"Makasih bu" Bu Ira, penjaga kantin hanya tersenyum sembari mengangguk kecil.

Nabila memilih untuk duduk sebentar di kantin. Toh bel masuk masih 20 menit lagi.

"Hai bil" Nabila menoleh dan mendapati seorang gadis duduk di sebelahnya dengan senyum simpul.

"Heum... Reina ya kan?" Reina hanya tersenyum membalas pertanyaan Nabila. "Ada apa na?"

"Enggak ada apa-apa kok. Emang salah gitu kalo gue nyapa?" Nabila hanya bisa tersenyum kikuk.

"Bukan gitu maksud gue na"

"Iya nggak papa kok. Kita juga nggak pernah deket kan selama ini?"

Diantara mereka hanya ada keheningan sekarang. Nabila bingung untuk memulai pembicaraan diantara mereka.

"Bil" Nabila menoleh ke arah Reina. "Jauhin Khalil. Kalo perlu, putusin dia"

Nabila mulai tak suka dengan gadis di depannya itu. Tapi, ia masih bisa mengontrol emosinya.

"Maksud lo apa?" Reina menyeringai, dan itu terlihat sangat menyebalkan di mata Nabila.

"Kalo gue bilang lo nggak pantes buat Khalil gimana?" Okey, menurut Nabila, Reina sudah sedikit kelewatan.

"Lo kali yang nggak pantes buat Khalil" Nabila tertawa di akhir kalimatnya.

"Akhh" Nabila sedikit meringis ketika Reina mencengkram lengannya dengan kuat.

Nabila tidak lemah ok? Nabila itu kuat. Ia pun menggenggam tangan Reina dan memutarnya ke arah kiri.

"Awh.." Kali ini Reina yang kesakitan. Nabila tidak perduli lagi.

"Nggak usah sok kuat. Kalo lemah ya lemah aja" Nabila menghempaskan tangan Reina begitu saja dan pergi dari kantin.

Reina mendengus lalu mengejar Nabila. "Gue serius. Lo nggak pantes buat Khalil. Kalo dia sama lo terus, gue nggak yakin Khalil bakal terus hidup"

Nabila tertegun. Ia ingin sekali berteriak kepada gadis di belakangnya itu, tapi ia masih mempunyai rasa malu dan memilih pergi ke kelas.

Reina menghela nafasnya kasar. Dering handphone membuatnya harus mengangkat panggilan itu.

"Ck, dia lagi" Reina pun menggeser ikon hijau di layar handphonenya. "Terserah lo mau apain si Nabila, gue nggak peduli. Tapi inget, Khalil jangan sampe luka"

···

"Lo nggak papa? Kok bisa kayak gini sih?" Saat ini, Nabila bersama Salsa dan Kevan sedang di rumah Khalil.

"Gue nggak papa elah. Cuma kesrempet motor doang" Nabila menghela nafas lalu pergi ke ruang tamu.

Jadi, pas istirahat pertama Kevan datang ke kelas Nabila dan mengatakan bahwa Khalil kecelakaan.

Nabila saat itu sangat panik dan langsung menelpon Khalil. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa dan datanglah sesudah pulang sekolah.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang