You're not My Valentine

Mulai dari awal
                                    

Aku mulai tertarik dengan seseorang, dia kakak tingkatku dan termasuk Anggota BEM. Orang yang sangat baik dan sering membantuku, meski dia termasuk pendiam. Namanya Arka, sesuai namanya dia seperti mentari bagiku. Aku senang berada didekatnya meski kami hanya terdiam. Dia yang pendiam dan aku yang tak tau harus memulai percakapan. Sampai suatu saat, Kak Arka menonton Naruto di sekretariat BEM.

"Ah! Kak Arka juga nonton anime juga?" Tanyaku dengan tiba-tiba sambil melompat ke arahnya.

"Eh, iya. Aku suka, kamu juga?" Dia berkata seadanya.

"YUP! Yume suka sekali nonton anime, bahkan sepertinya Papa juga tertarik dengan Jepang sehingga menamaiku Yume." Kataku dengan semangat.

"Hahaha... sudah kutebak sejak aku tahu namamu, pasti kamu suka dengan hal seperti ini." Dia tiba-tiba tertawa dan tersenyum lebar. Aku tertegun melihatnya tertawa seperti itu, ya tentu saja karena dia jarang menunjukkan senyumnya itu. Ah, sudah kuduga senyum cerahnya benar-benar seperti matahari. Dan itu benar-benar membuat jantungku berdegup kencang.

"Kak Arka, bulan depan sepertinya akan ada Japanese Festival di dekat Balai kota, mau ke sana nggak?" Ajakku tanpa sadar.

"Emm, bulan depan ya? Sepertinya aku ada acara." jawabnya dengan senyum usil, itu lucu dan menggemaskan.

"Haaahhh... Kalau begitu Yume pergi sendiri aja." Kataku sebal dengan bibir cemberut.

"Ahahahaha... iya, ngga yaa.... Tapi nggak Janji deh." Katanya sambil tertawa usil dan mengelus kepalaku kemudian berlalu. Aku yang kaget karena Kak Arka yang tiba-tiba memegang kepalaku hanya bisa terdiam dengan wajah merah padam dan jantung yang detak semakin cepat. Kenapa dia begitu menyebalkan, Oh Tuhan aku sangat menyukai manusia ini.

"Yume, ayo masuk kelas. Jam setengah satu nih. "Cantika yang muncul dari belakang mengagetkanku. Dan tanpa sadar aku jatuh bersimpuh di lantai.

"Hei Yume, kamu sakit? Wajahmu merah kenapa?' Tanya Maudy yang ada di samping Cantika.

Aku kembali ke dunia nyata, dan menyadari mereka yang ada di sampingku. Aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan Maudy. "Kalian duluan ke kelas aja, Aku mau ke toilet bentar." kataku sambil menyembunyikan wajah merahku.

"Ya sudah, kita duluan. Kamu jangan lama-lama." Kata Maudy sambil menarik tangan Cantika.

Aku mengangguk dan berlari ke arah toilet. Di pintu depan toilet aku menabrak seseorang. Sorot matanya tajam, aku seperti mengenal sorot mataku. Dia, Sandra salah satu anak yang pernah mem-Bully-ku saat SMA. Kenapa Ia ada disini? Saat Ia menyadari bahwa yang menabraknya itu aku segera dia manarik tanganku dengan kasar dan melemparku ke arah tembok.

"Akh... " Erangku pelan menahan rasa sakit.

"Hohoho... sudah lama tak melihatmu Yume, anak menjijikkan.. " Ejeknya dengan senyum iblis dan dia mulai menjambak rambutku.

"Tak kusangka akan bertemu di tempat ini. Sepertinya kau nggak belajar dari masalalu ya, dan kau masih menyebalkan dengan wajah memelasmu itu. " Lanjut Sandra, dia mulai mendorongku ke tembok dan menjambak rambutku makin keras. Aku terdiam ketakutan, bayangan masalalu itu kembali. Kepalaku rasanya mau pecah dan tanpa sadar aku berteriak hingga Sandra melepaskan tangannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DASAR BODOH!" Sandra mulai marah dan bersiap melayangkan tamparan ke arahku. Tiba-tiba ada Kak Arka datang dan menahan tangannya.

"Berhenti, atau aku panggil satpam!" Kata Kak Arkan dengan tatapan marah ke arah Sandra. Sandra terdiam dengan wajah sebal. Kak Arka mulai melepaskan tangan Sandra. Sedangkan aku hanya terdiam dengan wajah Shok dan kepalaku yang semakin pusing. Pandanganku mulai buram.

EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang