Tigapuluh tiga. Hopeless

Start from the beginning
                                    

"JANGAN!" Salsha ketahuan, nafasnya memburu ia tidak tahu lagi harus apa. "Jangan mencoba kabur Salsha, atau lelakimu itu akan mati secepat mungkin"

Kaki Salsha terasa kaku, di depannya kini terdapat sosok Lucas yang berbeda. Bukan lagi sosok pahlawan yang dirindukannya melainkan monster gila.

"Kenapa om? kenapa om harus kayak gini?" Air mata Salsha sudah jatuh, rasa kecewa yang selama ini dipendamnya menguar begitu saja. Ia kecewa dengan om-nya itu.

"Kenapa? kenapa kamu bilang? Salahkan lelaki gila harta yang kamu panggil kakek itu!" Wajah Lucas memerah, rasa amarahnya memuncak saat ia mengingat masa lalunya.

"Kakek? Apa maksudnya?" dengan sedikit keberanian Salsha maju mendekat. Ia penasaran, apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya ini.

"Laki-laki itu dengan teganya membunuh istrinya sendiri di depan saya, kamu tahu?!" Salsha kaget, jadi nenek nya bukan meninggal karena sakit? Melainkan mati ditangan kakeknya sendiri? Jadi kakeknya berbohong?

"Tidak sampai situ, ia juga membantai satu keluarga demi mengambil saham yang ia inginkan. Heh dan sialnya perempuan yang saya cintai ikut mati dibantainya"

Salsha melihat Lucas tertawa rendah, tapi ia juga melihat mata indah itu berkaca-kaca seiring perasaan terluka yang terus merambat.

"Kakek nggak mungkin ngelakuin itu om" Mata Lucas membulat sempurna, tangannya terkepal kuat melampiaskan rasa amarahnya.

Dengan sekuat tenaga, ia maju dan mencekram pundak Salsha, "nggak mungkin? NGGAK MUNGKIN KATAMU?! DAMN IT"

Salsha ketakutan, ia tidak pernah dibentak seperti itu oleh siapapun. Air matanya semakin deras mengalir, Lucas yang melihat itu menyadari kelakuannya yang berlebihan pada gadis itu.

"Maafin om, Sal" Lucas membawa salsha pada pelukannya, ia sangat merindukan gadis di depannya ini.

Salsha menangis, kenangan manis dulu terputar kembali. Ia tidak menampik rasa rindu yang semakin menguat, tapi satu hal yang membuatnya tersadar, bahwa pria dipelukannya ini, telah menyakiti Kevan.

Salsha mendorong sekuat tenaga bahu Lucas dan langsung berlari menuju tempat Kevan. Ia tidak perduli lagi dengan bualan Lucas bahwa ia akan menyakiti Kevan.

"SALSHA!" Salsha terus berlari dan berlari. Tidak sekalipun ia berniat untuk berbalik dan melihat Lucas lagi. Anggap saja tadi pelukan perpisahan untuk lelaki itu.

"KHALIL!" Langkah Salsha terhenti, suara Nabila! Ia harus mencari asal suara itu dan membantu Nabila.

Salsha yakin, Kevannya pasti kuat menahan rasa sakit itu sebentar lagi. "Tunggu bentar van, tunggu gue"

***

Nabila tertarik paksa dari Khalil. Kakaknya ini sekarang berusaha mengikatnya pada sebuah pohon dan berniat melenyapkan Khalil.

"Kamu udah banyak tau bil, kakak nggak bakal biarin kamu ikut campur lebih jauh lagi"

"Lepasin kak, lepasin Nabila! Dasar brengsek!"

Kean terpaku, ini pertama kalinya ia mendengar kata-kata itu keluar dari bibir adik kesayangannya itu. Satu tamparan mengenai pipi Nabila.

"Kakak nggak kira kamu bisa bilang kakak brengsek hanya karena lelaki ini" Kilatan amarah di mata Kean tidak membuat Nabila takut, Nabila sudah tidak peduli lagi dengan sosok di depannya ini.

"Ini bukan hanya karena Khalil. Ini untuk semua korban yang tidak bersalah yang telah anda bunuh"

Mata Nabila berair, emosinya sudah sampai pada titik tertinggi. Amarah, kekecewaan, kesedihan, dan rasa bersalah bercampur jadi satu.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikWhere stories live. Discover now