21. Lose Control

Depuis le début
                                    

"Eunghhhh~" lenguhan Lisa membuat libido Hanbin semakin meningkat, dia mencengkram kedua pinggul wanita itu dan membantunya menggesekan kepunyaan Lisa pada bulge nya.

"Ahhh Lis-akhh." pekik Hanbin, dia merasakan linu pada penisnya pasalnya Lisa dengan sengaja menghentak-hentakan pantatnya pada penis Hanbin yang sudah sangat mengeras.

"Kak Hanbin kenapa panas sekali." rengekan Lisa sungguh membuat Hanbin semakin tersiksa, hasratnya membuat Lisa merengek dibawah kekuasaanya semakin meningkat. Sungguh, Lisa telah berhasil membuat Hanbin menginginkannya.

Lisa meraih tangan Hanbin, mengarahkan tangan itu pada dadanya. "Bantu aku, aku mohon."

Hanbin masih menikmati gesekan itu, dia mengigit bibir bawahnya menatap tangannya yang sudah bertengger sempurna didada Lisa.

"Tanpa disuruhpun, gue mau Lis-ahhh terushhh.." erangnya. Perkataanya terputus, Lisa terlalu cerdik membuatnya seperti itu "...tapi gue takut lo lagi gasadar."

Lisa kembali menghentak-hentakan badannya, membuat penisnya semakin terhimpit. Hanbin sudah tidak sanggup lagi, dia harus menyelamatkan 'asetnya' itu. Dengan cepat, Hanbin mencengkram tangan Lisa dan membalikan posisinya.

Kali ini Hanbin berada diatas Lisa, menatap Lisa dalam. Hanbin mendekatkan wajahnya pada wajah Lisa, menghembuskan nafas berat disana. Lisa tersenyum, dia mengalungkan kedua tangannya pada leher Hanbin. Menenggelamkan wajahnya dilekukan leher itu, Hanbin merinding geli ketika dengan sengaja Lisa menjilat lehernya dan menghisapnya beberapa kali meninggalkan bercak merah disana.

"Ahhhh sejak kapan lo jadi pinter kaya gini ?"

Hanbin menjauhkan lehernya dari Lisa, seketika dia melumat bibir ranum itu lembut, bermain-main dengar bibir bawahnya. Oh, bukankah baru saja Hanbin ingin merasakan bibir ini lagi ?

Senyum tersungging diantara ciuman itu, tiba-tiba Hanbin mengerang. Lisa berhasil kembali membuatnya seperti itu, bagaimana tidak, kini kedua kaki Lisa dia tautkan pada pinggang Hanbin dan menekannya sehingga Lisa kembali mendapatkan bulge itu diantara selangkanganya.

Sangat cerdik.

"eumphhh sshhh.."

"hhhhh mmchhh.."

Ciuman itu semakin panas, Hanbin berhasil melesatkan lidahnya dalam mulut Lisa. Mengabsen rongga mulut itu dan menautkan lidah keduanya, sesekali dia menghisap lidah itu kuat membuat Lisa mendesah dan meremas rambut belakangnya.

Hanbin tersenyum puas.

Hingga tiba, dia melepaskan ciuman itu. Mendorong Lisa kasar dan menggeleng berkali-kali.

"Engga, ini salah."

Lisa tersenyum, dia merentangkan kembali tangannya seolah-olah meminta Hanbin kembali menciumnya menikmati tubuhnya yang sudah sangat-sangat kacau. Hanbin semakin menggeleng, dia berdiri menjauhkan badannya dari Lisa.

"Kak Hanbin." rengek Lisa.

"Kalo lo lagi sadar, gue pasti mau. Tapi sekarang lo lagi gasadar Lis, ini salah." teriak Hanbin frustasi.

Dia melempar Vas bunga yang ada di mejanya, dia marah.

"Mino sialan !!!"

Sementara itu Lisa terlihat semakin tersiksa, dia berguling kesana kemari mencari sesuatu yang dapat meredakan panas ditubuhnya. Hanbin yang menatap itu semakin mengepalkan tangannya.

Dia mendekat, menyelimuti Lisa dan mengecup kening wanita itu lembut sebelum akhirnya dia melenggang pergi dari sana.

"Maaf."

••••

"Jangan ada yang masuk ke kamar gue.!!"

June dan Yoyo menatap Hanbin tidak mengerti, Hanbin merogoh sakunya dan mengambil sebatang rokok dan segera membakarnya. Menghisap sedikit demi sedikit lalu menghembuskan asap itu ke udara.

"Kenapa ?"

Hanbin terdiam, sedetik kemudian dia menunjukan beberapa bercak merah dilehernya.

Hanbin terdiam, sedetik kemudian dia menunjukan beberapa bercak merah dilehernya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.



"ANJIR." pekik June dan Yoyo bebarengan.


Hanbin kembali menutup kissmark itu, dia menatap Yoyo dan June gantian.

"Jangan ada yang masuk ngerti ?"

"Itu Lisa yang bikin ?" tanya Yoyo.


Hanbin mengangguk dan kembali menghisap rokoknya yang kini sudah hampir setengah terbakar.

"Lo ajarin Lisa apaan anjir, Rose aja kalo bikin kissmark kaga becus dia." kali ini June yang memekik membuat Hanbin sedikit kesal dan menatap June tajam.


"Mino. Dia kayanya kasih Lisa obat perangsang."


"Hah ?" kembali June dan Yoyo memekin bebarengan.


"Lo bedua kenapa sih anjing.!" kesal Hanbin.

June menggeleng, diikuti Yoyo. Mereka hanya tak habis fikir bagaimana bisa Mino selicik itu ?

"Gue ampir kelepasan tadi, sumpah kalo gue ga sadar Lisa lagi kepengaruh obat udah gue abisin kali itu juga."


"Dia jago ?" pertanyaan polos Yoyo mendapat sebuah pukulan dari June. "Liat aja hasilnya dileher Hanbin, udah kaga usah diragukan lagi Yo."


Hanbin mengangguk.

"Gue bahkan kaga sadar itu Lisa, dia beda banget." gumam Hanbin, sungguh Hanbin tidak munafik dia menikmati itu bahkan dia berniat menyelesaikannya sampai akhir namun ternyata otaknya masih berfungsi, sebrengseknya Hanbin dia tidak akan melakukan hal itu pada seseorang yang tengah tidak sadarkan diri.


Seandainya Lisa sadar.


Hanbin mengacak rambutnya frustasi.

"Anjing, besok cari Mino !!"

-tbc-

Jangan ngarep lebih sama NC karena author ga berpengalaman. Orang yang udah pengalaman dan mau bantuin bikin nc nya malah harkos wkwkw
Segini dulu aja nanti kalo udah ada surat nikah baru deh Hanbin Lisa main kuda kudaan ya wkwkwk

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant