Bab 17

9K 562 56
                                    

HAPPY READING!! 😁
.
.
.

Malam harinya kami makan di restaurant dekat pantai. Banyak pasangan yang datang, ada juga keluarga yang sedang merayakan ulang tahun. Lea ternyata sudah memesan reservasi untuk kami berempat. Tempat duduknya romantis, jadi serasa candlelight dinner.

"Waah double date nih ceritanya?" Kata Aini.

"Lea yang pesan ini." Kataku

"Iyaa, gpp sesekali. Mumpung bisa kumpul sama-sama." Jelas Lea.

"Iya juga sih, karena abis nikah nanti aku bakal sering keluar kota. Kasian Aini aku tinggal sendiri." Kata mas Antok sambil mengelus kepala Aini.

"Yaa kan bisa sama ibu atau bunda. Hahahahahaha..." Jawab Aini ringan.

"Emang rumah yang akan kalian tempati deketan?" Tanya ku.

"Deket Bell, kalo udah beres dateng ya sekalian syukuran." Jawab Aini.

"Siap!!" Kataku.

Saat kami berbincang datang seorang waiters yang menyajikan makanan kami.

"Yaudah makan dulu. Ngobrolnya nanti lagi." Kata Lea.

Kami berempat makan dengan sesekali bercanda. Mungkin di mata orang sekeliling kami hanyalah teman yang lama tak bertemu. Karena kami tidak memperlihatkan kemesraan saat di muka umum.

"Lea??!!" Tiba-tiba seseorang datang menyapa menghampiri Lea.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Lea kaget dengan muka tak suka.

"Ada urusan aja sih. Kok nggak bilang-bilang sih? Kan bisa bareng. Kamu kesini sama siapa? Sampai kapan? Nginep dimana?" Tanya seseorang itu dengan berentetan dan suara centil.

Aku melihatnya sama sudah tak suka. Siapa dia berani nanya-nanya seperti itu dengan pacarku.

"Duh itu pertanyaan kayak kereta api berjalan dah. Berisik amat." Ceplos Aini.

"Siapa sih! Nggak sopan banget!" Ucap seseorang itu dengan ketus.

"Situ yang nggak sopan. Dateng-dateng udah berisik mana nanyanya banyak banget. Mau ujian apa?!" Balas Aini.

Aku, Lea dan mas Antok yang mendengar perdebatan mereka ikut tertawa tipis.

"Honey.... Belain aku dong. Jangan ketawa." Katanya ke Lea dengan manja.

"Emang pacarku madu apa hona hani." Ceplosku karena ikut geram dengan tingkahnya.

"Ini toh pacar kamu itu? Yaah kalau dibandingkan sama aku sih nggak ada apa-apanya. Lebih baik Lea denganku." Ejeknya.

Ingin ku siram pakai air keras itu muka nenek sihir.

"Hahahahahaha...." Lea tertawa.

Semua orang bingung melihat Lea.

"Kenapa ketawa?" Kata Natali heran.

"Lucu kamu. Sok-sokan bilang begitu, apa di rumah kamu tak ada cermin setubuh? Bercerminlah sebelum menghina orang. Lagian bukan hak kamu menilai seseorang pantas atau tidak denganku." Kata Lea dengan tampang menghina dan aku baru tahu ekspresi dia yang sebegitu benci dengan seseorang.

"Kamu yang ngaca!! Dia itu pelampiasan doang kan?! Karena kamu belum bisa move on dari ku." Katanya geram.

"Yang belum bisa move on itu aku atau kamu? Yang cari-cari aku sampai kerumah aunty ku siapa? Yang mohon-mohon minta balikan lewat auntyku siapa? Sudahlah kau pergi saja!" Kata Lea sedikit membentak.

MISS LEANAWhere stories live. Discover now