BAB 4

16.4K 943 17
                                    

Semoga masih ada yang nungguin 😊
.
.
.

Setelah kejadian kemaren malam, akhirnya aku langsung menceritakan semua kepada Aini. Mendengar itu dia terlihat syok karena apa yang ucapkan selama ini benar. Perkataan Aini yang selama ini gurauan berubah menjadi kenyataan. Namun dia ikut senang, karena teman kesayangannya ini ada yang mendekati.

"Tapi maksud dia cium kamu apa ya Bell?" Kata Aini yang sedang duduk di kantin dan menyantap soto ayam dengan segelas teh hangat.

Aku mengangkat bahu dan melahap soto ayam yang ada didepanku dengan lahap, karena lapar.

"Eeemm... mending kamu tanya aja deh."

"Nggak taulah." Jawabku acuh.

"Kamu sendiri suka sama Miss Leana?" Goda Aini.

"Nggak tau!!" Jawabku yang tiba-tiba mukaku memerah.

"Tuh muka kamu merah, suka tuh sukaaaa, hahahaha"

"Aii!! Udah aah, aku bingung nih." Jawabku sambil berhenti makan.

"Bingung kenapa lagi?"

"Takut kegeeran."

"TUHKAN SUKA!! HAHAHAHA" Teriak Aini yang membuat beberapa orang melihat kearah kami.

"SSSSTTTTTT......!!!!! Aini jangan keras-keras!!!" ku tutup mulut Aini. Untungnya kantin di siang hari ini sepi, karena hari Sabtu dan banyak yang pulang setengah hari.

"Ihh apa sih, sepi ini. Nggak akan yang tau kita ngomongin apaan. Tapi benarkan kamu suka?"

Aku tak berani menjawab, karena aku masih mau memastikan.

Kejadian kemaren membuat hubunganku dengan Leana menjadi canggung, lebih tepatnya aku. Leana bersikap biasa sekali, lebih terkesan tidak terjadi apa-apa. Ingin rasanya aku mengikuti saran Aini, apa maksud dia kemaren. Tapi aku masih menunggu waktu yang pas, karena Leana sedang sensitif sekali, banyak masalah di kantor kami.

"Pak Irwan!! Tolong keruangan saya!!" Lantang Leana dengan wajah super judes.

"Baa...baa...iikkk.... Bu." Kata Bang Irwan terbata-bata.

"Duh kena amuk lagi nih." Kata Bang Irwan sambil garuk leher yang aku yakin itu tidak gatal.

Aku, Aini dan yang lain hanya tersenyum geli melihat kelakuan Bang Irwan.

Beberapa menit kemudian Bang Irwan keluar dari ruangan Leana. Dan benar dugaanku, suasana hati Leana sedang tidak bagus. Bang Irwan habis di maki karena laporannya ada kesalahan yang cukup fatal. Dan Bang Irwan meminta beberapa dari kami untuk mendata ulang semua laporan tersebut termasuk aku.

"Bos Muda lagi galak banget sumpah." Kata Bang Irwan yang sedang berada di sampingku karena sedang mengerjakan laporan tadi.

"Bang Irwan emang lupa ngechek lagi? Sampai Miss Leana marah-marah gitu?" Jawabku

"Aku udah chek berulang kali Bell. Tanya tuh ama Aini, Yoga dan Yuli. Mereka ikut lembur sama aku kemaren." Belanya.

Aku melihat kearah meja Aini, karena mereka bertiga sedang berada disana. Mereka menganggukan tanda membenarkan kata Bang Irwan.

"Ya udah, kita selesaikan sama-sama. Mungkin ada yang salah di dataku." Jawabku.

"Atau Miss Leana lagi bulannya yaa, makanya sensitif bgt. Kalo Bu Boss kan nggak pernah marah sampe segininya kecuali yang emang fatal banget." Tambah Yuli.

"Mungkin." Sahutku dan mengangkat bahu.

Satu ruangan sedang bersitegang dengan laporan ini. Semua tampak sibuk, sampai-sampai lupa jam pulang sudah lewat satu jam. Yang biasa pulang bisa lebih awal, malah mendapatkan kasus, alamat lembur kalau begini.

MISS LEANAWhere stories live. Discover now