Bab 18

8.7K 533 72
                                    

HAPPY READING!! 😁
.
.
.

Sudah seminggu aku pindah ketempat Lea. Setelah mengabiskan sebulan ku di kost aku berpamitan dengan teman-teman disana dan juga dengan Bu Yati. Beliau merasa kehilangan tapi aku janji aku sering mengunjunginya. Beliau merasa lega setelah tahu aku tinggal bersama Lea. Kata beliau ada yang jagain.

Aini dan mas Antok juga tahu. Mereka yang paling sibuk ngurus kepindahanku. Padahal seminggu lagi mereka akan nikah. Bukannya pusing mikirin nikahan mereka malah sibuk ngurusin kepindahanku, hahaha...

Ayah dan Bunda pun tahu aku akan pindah. Mereka juga tahu bahwa aku pindah di apartement yang sudah ada yang menempatinya. Tapi mereka juga tak khawatir karena Aini sudah meyakinkan bahwa teman serumahku baik dan berjenis kelamin wanita. Hanya itu saja yang orang tuaku tahu.

"Morning baby." Kataku membangunkan Lea.

Iyaa, aku sekamar dengan Lea. Walau aku sudah ada kamar sendiri tapi isi kamarku hanyalah barang-barang ku saja. Tapi aku kalau tidur harus dan wajib di kamar Lea. Kalau tidak, bisa ngamuk dianya. Intinya tidurnya bedua, mau dikamarku atau kamar Lea.

"Morning too baby." Jawab Lea yang masih setengah tidur.

"Yuk bangun ntar telat ke kantor lho." Kataku lembut.

"5 menit yaa..." Jawabnya.

"Miss Leana!! Masak Boss telat sih." Protesku.

"Hahh... iya iyaa." Lea bangun dengan bermalas-malasan.

Sembari Lea mandi aku menyiapkan sarapan. Setelah selesai menyiapkan sarapan, aku kembali ke kamar Lea.

"Lama banget sih." Kataku.

Bukannya aku tak bisa mandi di kamar mandiku sendiri tapi air dikamarku tiba-tiba mati dan belum diservir. Jadi mau tak mau bergantian di kamar mandi Lea. Kamar mandi tamu ada sih tapi sempit, karena memang hanya untuk pipis / b.a.b saja.

Aku buka pintu kamar mandi dan ku intip. Lea memang jarang mengunci pintu kamar mandi. Jadi dia sering protes kalau aku mengunci kamar mandi.

Aku melihat tubuh Lea dari samping begitu sexy.

"Mau gabung mandi?" Kata Lea tiba-tiba.

"ENGGAK!!" Teriakku yang langsung menutup pintu kamar mandi.

"Untung nggak khilaf." Kataku sendiri.

Aku menunggu Lea sambil memainkan hp. Karena lagi bosan dengan tv.

"Udah sana mandi." Kata Lea yang sudah siap.

"Okee." Kata dan langsung ke kamar mandi.

Lea sendiri melanjutkan permainan di hpku. Kami sering begitu, ntah siapa dulu yang memulai tapi aku tak masalah kalau hpku di pegang oleh pacarku sendiri. Namun tak begitu dengan Lea, hanya boleh main games selebihnya NOWAY.

KRING!!KRING!!

Suara telepon dari hpku berbunyi. Lea tersentak kaget karena yang menelpon Bundaku. Dia belum pernah berbicara langsung dengan orang tuaku. Setiap kali Bunda ingin kenal dengan Lea, aku mencari-cari alasan agar mereka tak bertegur sapa. Alasannya karena aku takut, padahal Lea biasa saja. Dia bahkan mau berbicara, tapi aku yang masih takut.

"Halo, selamat pagi." Ucap Lea sopan.

"...."

"Bella nya sedang mandi tante."

"...."

"Oh iya nanti saya sampaikan."

"...."

MISS LEANAWhere stories live. Discover now