BAB 8

18.3K 835 27
                                    

WARNING!!! 😁

.
.
HAPPY READING!!
.
.

Leana memandangiku tak percaya, entah apa yang dia pikirkan. Dengan cepat dia mengambil handuk dan pakaiannya lalu bergegas ke kamar mandi. Kamar hotel kami memang cukup luas, ada ruang tv yang disediakan meja dan sofa, serta pantry kecil disamping kamar mandi. Makanan yang aku siapkan sudah di meja, jadi setelah Leana selesai mandi kami langsung menyantap makanan. Lima belas menit Leana mandi, aku menunggu giliran ke kamar mandi, karena sudah gerah.

"Udah mandinya? Segar?" Kataku

"Iya, rasa capekku sedikit hilang setelah mandi air panas."

"Yaudah gantian, aku mandi bentar. Udah gerah banget ini." Kataku sambil lari ke kamar mandi.

"Cepetan Bell!! Keburu dingin mie kamu, nggak enak nanti!" Teriak Leana.

Kurang dari 10 menit aku keluar.

"Kamu mandi?" Kata Leana

"Iyalah. Cuma cepet aja sih, udah lapar. Yuk makan!!" Kataku yang langsung menyantap makananku. Oiya karena aku makan mie rebus, kuahnya aku minta terpisah dengan mienya.

Kami makan dengan lahap dan memang kelaparan, padahal waktu menunjukan pukul 22.30 tapi kita hajar saja.

"Sini piringnya biar aku cuci sekalian." Kataku sambil mengambil piring Leana untuk ku cuci di dapur.

"Bell enggak salah? Ini bukan rumah atau kostan. Biarin aja, nanti ada pelayan yang urus." Ucap Leana

"Oiya... maaf, kebiasaan." Aku balas dengan senyuman malu lalu aku pergi ke wastafel untuk mencuci tangan.

Sedang asik cuci tangan tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggangku. Aku tahu ini ulah siapa kalau bukan Leana.

"Lea, nanti basah. Kamu awas dulu sana, nonton tv." Keluhku.

"Aku mau nagih janji kamu." Kata Leana manja.

"Janji yang mana?" Kataku pura-pura lupa.

Bukannya dijawab Leana malah mencium tekuk leherku yang terlihat jelas karena rambut aku ikat ke atas (cepol).

"Leee... stooopp..." Eluhku kegelian

"Aku udah nggak sabar mau 'makan' kamu." Bisik Lea menggoda.

Aku membalikan badan dengan tangan masih basah. Ku rangkul leher Lea dan mendekat ke wajahnya. Perlahan kucium bibir Lea dan dibalas olehnya. Kami menutup mata dengan melamut dengan penuh rasa sayang dan cinta.

"Aku sayang kamu Bell. Sejak kita pertama kali kita bertemu." Kata Lea saat melepaskan ciuman.

Entah setan apa yang merasukiku, melihat Lea jauh lebih cantik dan sexy membuatku ingin menciumi dan menjamahnya. Sebelum Lea membuka omongan, ku tarik Lea di kasur tak peduli tanganku yang masih basah. Aku menciumnya dengan penuh nafsu, tak disangka Lea merespon dengan cepat. Lea mulai melamut dan menjilat telinga hingga ke leher. Dengan gesit tangan Lea sudah masuk di dalam kaos ku. Meraba dan meremas payudara ku yang masih tertutup bra. Perlahan Lea membuka kaos ku, dan memulai sebuah tanda di leher dan dada, "Aaaagggghhhhh...." eluhku keenakan. "Malam ini akan ku buat kamu puas." Katanya tersenyum.

Dia mencium payudaraku dan sambil melingkarkan tangannya untuk membuka bra ku. "Indah banget" Katanya dengan wajah tersenyum manis dan merebahkan badanku, tak butuh waktu lama tangan kanan Lea meremas payudaraku, tangan kiri memlintir putingku, serta bibirnya menciumku dengan kasar liar dan penuh nafsu.
"EeeeemmmmhHhhhHhhhHHhhh....." eluhku semakin liar.

MISS LEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang