37. Hikmah An-Nikah

2.7K 166 52
                                    

An nikahu sunnati fa man roghiba an sunnati falaisa minni.

(Hadist Rosulullah)

☆☆◇☆☆


"Tolaal badru alaina. Min tsaniyyatil wada'. Wajabasy syukru alaina. Mada'a lillahi da'."

Tabuhan hadrah Kanzul Arsy mengiringi langkah rombongan mempelai pria memasuki gerbang rumah Shakila. Mereka bersolawat serempak. Berharap Allah meridhoi langkah menuju pintu rahmat melalui jalan pernikahan.

Kedua mempelai mendekat. Shakila menyambut uluran tangan Lora Syahbaz. Mencium lama dengan lantunan doa-doa. Sedangkan Lora Syahbaz meletakkan tangannya di atas kepala Shakila. Membaca doa seperti yang dia baca di Madinah. Saat akad.

Lalu keduanya melangkah menuju pelaminan. Tangan Shakila menggamit lengan kiri Lora Syahbaz. Gugup masih menyertai walau dia sudah menikah hampir satu bulan.

Acara resepsi dipercepat menjadi tanggal 18 Rajab. Tiga hari usai Shakila wisuda. Karena Habib Alwi Asseggaf berhalangam hadir jika bulan dzulhijjah. Beliau adalah maha guru keluarga Kiai Hannan. Habib Alwi Assegaf adalah ulama Yaman. Namun, beliau fasih berbahasa Indonesia. Bagi keluarga, suatu kehormatan jika resepsi Lora Syahbaz bisa dihadiri ulama seperti beliau. Apalagi beliau adalah salah satu keturunan murni Rosulullah.


Beliau menceritakan bagaimana Rosulullah menikahkan putri kesayangan beliau, Sayyidatina Fatimah Azzahra dengan Sayyidina Ali bin Abi Tolib. Menjelaskan secara rinci hikmah-hikmah pernikahan dan betapa Rosulullah menjunjung tinggi memuliakan wanita. Bagaimana membimbing tetap berada dalam lingkup sunnah rosul.


"Rosulullah menanamkan tiga poin penting saat menasehati putri dan menantunya di hari pernikahan keduanya."

Jari telunjuk Habib Alawi teracung.

"Pertama, pernikahan adalah kuasa Allah. Semua yang ada di jagat raya tidak bisa lepas dari kekuasaan dan ketetapan Allah, termasuk pernikahan. Dalam hal pernikahan, Allah telah menetapkan sebuah sistem. Apakah sebuah pernikahan langgeng dan gagal. Jika pasangan suami istri mengikuti sistem yang telah ditetapkan-Nya, maka pernikahan mereka bisa langgeng dan bahagia. Begitu pun sebaliknya."

Beliau kembali mengangkat tangan. Jari telunjuk dan jari tengah teracung

 "Kedua, sarana memperoleh keturunan. Dalam satu hadist, Rasulullah menyeru kepada umatnya untuk menikah dengan perempuan yang subur sehingga dapat melahirkan banyak anak. Bukan hanya memperoleh keturunan atau anak yang banyak saja, tapi juga membentuk generasi yang berkualitas. Yakni generasi yang beriman, bertakwa, dan berilmu."

Kali ini jari telunjuk, tengah dan jari manis teracung sekaligus.

"Ketiga, mempererat tali kekerabatan. Dengan demikian, baik secara langsung atau tidak, sesungguhnya pernikahan dalam Islam tidak hanya melibatkan dua individu (mempelai laki-laki dan perempuan) saja, tapi juga keluarga besar dari yang bersangkutan. Setelah ada ikatan pernikahan, biasanya dua keluarga besar memiliki ikatan yang kuat."

Satu jam sudah beliau membagikan ilmu seputar pernikahan. Di bimbing Gus Farhat, Habib Alwi kembali menuju Musollah. Lalu MC kembali membacakan daftar acara selanjutnya.

Uhibbuka Fisabilillah [Proses Terbit]Where stories live. Discover now