35. Kelewat Ga Kepo

3K 170 35
                                    

Karena kamu adalah anugrah terindah yang Allah percayakan padaku.
Tetaplah menjadi Dedekku manis.
Yang mana hanya dengan memandang mata berbinarmu saja seluruh penatku melipir ke negri jauh.


(Iam)


☆☆☆◇◇☆☆☆

"Mas Ganteng." Neng Nafia bergelayut di punggung Lora Syahbaz. Bermanja ria. "Mas Ganteng jadi ikut pulang ke Indonesia, kan?"

"Kali ini Mas beneran pulang kampung. Seneng nggak?"


"Beneran?" Netra bundarnya berbinar.

"Iya."

"Yes. Awas ya kalo boong lagi. Fia nggak mau ngomong sama Mas."

"Dih ngambek nih."

"Iya." Jawabnya sok jutek.

Kak Saif tertawa. Gemas, dia mengacak kerudung kecil yang menutupi kepala gadis itu.

"Mas serius. Kan Mas udah nikah sama Kak Nada. Jadi Mas pulang di Indonesia." Jelasnya balas memeluk Neng Nafia. "Iya kan, Sayang?" Tanyanya beralih padaku.

Aku gelagapan. Sedari tadi aku mencuri pandang padanya. "Eh?"

"Eheem. Kayaknya Kak Nada terpesona sama kegantengan Mas deh." Elah nih bocah.


"Mana ada."

"Ngaku aja, deh. Suami kamu memang ganteng kok."

Keduanya tertawa kompak. Membuatku sukses manyun. Kenapa sih mereka hobi banget membuat pipiku memanas. Mana jantung nggak bisa diajak komromi pula. Haduuuh. Shakila plis deh.

"Mas, Nafia mau main sama Dek Alwi." Katanya melepas peluka saat melihat Lora Alwi melintas.

"Fia sayaaaaang banget sama Mas ganteng." Serunya lagi mengecup pipi Kak Saif lalu berlari mengejar Lora Alwi.

"Kamu nggak cemburu pipi kakak di cium Fia?"

"Apaan sih."


Beberapa saat kemudian Kak Iam ikut bergabung bersama kami. Ada Arsya juga. Mbak Dhea sendiri ikut berkecimpung di dapur. Tadinya aku mau ikut gabung disana. Sayangnya niatku urung saat Kak Saif malah membawaku kesini. Ummi Asiyah juga tidak memperbolehkan. Katanya menyelesaikan urusan sama Kak Iam lebih penting.

"Kok kakak malah bingung ya mau mulai dari mana?" Kak Iam menepuk jidat sendiri mendapat tatapan tajam dari. Menuntut penjelasan.

"Terserah Kakak. Yang buat skenario ini kan kakak sendiri. Pokoknya Shakila mau kakak jelasin semuanya."

Kak Iam meletakkan tangan di dagu. Netranya menatap langit-langi. Sedang jari-jarinya mengetuk pipi berkali-kali. Berpikir.

"Kakak akan jelaskan bagian awal rencana kakak aja yah. Soal pertama kali Saif mencintai kamu biar dia sendiri yang menjelaskan langsung sama kamu." Sejenak aku menatap horor keduanya. Baiklah. Aku mengangguk saja.

Uhibbuka Fisabilillah [Proses Terbit]Where stories live. Discover now