7. Kejutan Termanis

2.5K 153 6
                                    


"Lagu ini spesial saya persembahkan untuk adik kesayangan sahabatku, Dek Unyil."

Dengan susah payah aku menelan ludah. Jantungku berdetak cepat. Mataku masih membelalak tak percaya. Cowok ganteng di atas panggung yang sedang memegang mic sembari menatapku diikuti puluhan pasang mata benar-benar sukses membuatku susah payah menghirup oksigen. Dan pastinya malu banget.

"Eheeem. Eheemm. Kayaknya ada yang dapat lagu spesial nih. Ceileh. Pasti nyesel banget kan kalo tadi beneran maksa keluar aula." Sindir Indah mengipasi wajahku yang merona. Mbak Aira menyikut lengan kiriku. Ikutan menggoda.

Rasanya seperti mimpi. Dia bukan kekasihku. Tapi rasa sayang lebih dari seorang 'sahabat' itu mulai tumbuh menjadi perasaan yang berbeda sejak dia selalu memperlakukanku dengan cara spesial. Seperti yang dia lakukan sekarang. Di depan banyak guru dan murid, tiba-tiba ingin menyanyikan satu solawat khusus untukku. Bolehlah jika aku berharap lebih?

Adzan Dhuhur sudah lewat sepuluh menit saat Kak Iam mengajakku pulang. Tadinya mau pulang bareng Mbak Aira. Tapi Kak Iam menyuruhku menunggu di koridor lantai bawah.

"Loh Dek Unyil belum pulang, tah?"

"Eh Kak Bayu. Belom Kak. Sama Kak Iam suruh nunggu disini."

"Ooooh. Kakakmu masih beres-beres. Bentar lagi selesai." Aku mengangguk. Masih grogi mengingat kejadian tadi. "Ngomong-ngomong suka nggak sama lagunya?"

Lagi-lagi aku mengangguk. "Iya, Kak. Makasih ya. Tapi yang jadi masalah banyak murid yang mengira Shakila pacarnya Kakak."

Kulihat Dia tertawa. Tawa lepas yang sering kulihat. Tawa yang selalu ingin kunikmati. "Udah. Nggak usah dengerin omongan mereka. Yang penting kamu suka."

"Oh ya sejak kapan Kakak ikut Jam'iyah Kanzul Arsy?"

"Tadi doang. Itupun abis diseret paksa sama Kakak kamu."



◇◇◇◇◇

Seperti biasa setiap jam istirahat, The Gokil nangkring di kantin. Baru mau mengunyah satu pentol kecil, tiba-tiba ada yang mengambil mangkok dari belakang. Siapa sih yang berani melakukannya?

"Khakh Shaifh." Teriakku esmosi dengan mulut masih mengunyah.

"Telan dulu tuh pentol baru ngomel." Kak Saif tertawa.

Aku kesel dengan sikapnya yang jahil. Masih tertawa lepas dia membawa mangkok ke kursi di depanku. Duduk di samping Said. Sedang Kak Iam mengacak kerudungku dan duduk di sampingku.

"Kaaaak..." Rengekku memelas pada Kak Iam. "Tuh, Kak. Dia nyulik baksoku lagi. Nyebelin banget, kan!"

Kak Iam hanya mengedikkan bahu. Nggak pengertian banget sih jadi kakak. Mataku mengisyaratkan Aku ngambek sekarang. Setelah menandaskan es jeruk beranjak bangun tapi segera ditahan Kak Iam.

"Lepasin, Kak."

"Mau kemana?"

"Au, ah."

"Duduk!"

"Nggak mau!"

"Ceileeehh ngambek nih. Gara-gara disita baksonya."

Tuh orang bener-bener nyebelin banget deh hari ini.

"Nih Kakak balikin."

"Gak mau. Makan aja sendiri."

Bukannya merasa bersalah malah ketawa. Pengen aku timpuk sama sendal tuh wajah. Sadis amet ya. Wajah gantengnya nanti malah cap sendal. Tapi... dia nyebelin banget siiiih!

"Udah jangan ngambek lagi. Kakak minta maaf deh. Lagian siapa juga yang mau makan bakso kamu. Kakak cuma pengen liat ekspresi gemes kamu pas lagi cemberut."

Ku palingkan wajahku saat dia berkata begitu dengan tangan bersedekap. Masih kesal.

"Duduk, Dek." Kak Iam menarik tanganku. Dengan wajah masih cemberut aku kembali duduk.

"Nih baksonya. Kakak Balikin. Lagian Kakak udah kenyang kok. Jadi nggak usah khawatir kakak sita tuh bakso." Dia menaruh kembali mangkok cap ayam di depanku. "Ohya Kakak kesini mau ngomong sesuatu sama kalian semua."

Mau ngomong apa sih? Serius banget ekspresinya.

"Bentar lagi UN akan dimulai. Aku tidak tau setelah ini kita masih bisa bertemu dan berkumpul lagi seperti sekarang atau nggak. Karena setelah ini aku akan melanjutkan kuliah diluar kota. Maka dari itu aku ingin meminta maaf pada kalian semua. Tolong maafin semua kesalahanku sejak pertama kenal dan ditakdirkan bersahabat dengan kalian."

Kak Saif berhenti sejenak.

"Jujur aku sangat senang dan bangga punya sahabat seperti kalian. Suka duka kita lalui bersama. Saling menguatkan dan mengingatkan. Kalian adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Terima kasih selama ini berkenan menjadi bagian dari kisahku." Lanjutnya.

"Sama-sama, Kak If. Kami semua juga sangat senang dan bangga punya sahabat seperti Kakak. Selama ini kami menganggap Kakak sudah seperti kakak bagi kami. Dan terima kasih juga sudah sangat sering membantu dan mensupport kami." Jawab Mbak Aira mewakili The Gokil. Yang lain mengacungkan jempol. Setuju.

"Iya, Kak If. Kita bakalan kangen sama nasehat kakak." Sambung Indah.

"Bakal nggak ada yang traktir bakso lagi nih." Si biang kerok berseloroh. Setelah dari tadi hanya jadi pendengar.

Sontak saja tawa memenuhi meja kami. Memang selama ini Kak Saif sering banget mentraktir si pecinta bakso kantin ini. Jadi wajar jika dia rada galau.

"Baiklah. Gimana kalo aku traktir sekarang. Yaah itung-itung buat terakhiran sama kamu."

"Beneran, Kak If?" Mata si Biang kerok berubah jadi pentol. Hehee Becanda kok.

"Iya. Boleh kok. Yang lain kalau mau nambah lagi boleh kok."

Si Biang Kerok langsung berdiri dengan semangat. Kapan lagi dapat traktiran seperti ini. "Gimana bro. Ada yang mau nambah lagi?" Tanyanya sebelum memesan. Indah, Mbak Aira, dan Said kompak menggeleng. Bakso mereka masih sisa banyak. Hanya Aris yang mengangguk. Tapi hanya pentol sama saos saja tanpa bihun dan kuah.

Sesaat setelah Amar menghilang diantara kerumunan siswa, Said buka suara. "Emang Kak Saif mau lanjut kuliah dimana?"

"Jakarta."

◇◇◇◇◇☆☆☆◇◇◇◇◇
☆☆☆◇◇☆☆☆



◇◇◇◇◇☆☆☆◇◇◇◇◇☆☆☆◇◇☆☆☆

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Dek Unyil ....
Kakak Ganteng pergi dulu yah. Jaga diri baek-baek.

________________
___________________

Manusia tidak dikatakan INSAN melainkan karna sifat salah dan lupanya.

Mari sama-sama saling tegur dalam kebaikan.

Ingetin Alvie yaa mana yang salah mana yang harus diperbaiki...

Alvie butuh dukungan Kalian.

Vomment donk.

Gallonn nih. 😥

Uhibbuka Fisabilillah [Proses Terbit]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin