Chapter 34 | Kamu Takdirku Sejak Awal

248 42 3
                                    

Jangan pelit-pelit kasih bintangnya ya..

___________________________________________

Tuhan tidak akan lupa untuk membahagiakan setiap makhluk ciptaannya, hanya saja saratnya adalah mereka harus bersabar dan belajar terlebih dahulu

*********************

"Aku berangkat dulu yah mah.." ucap Rain sambil menyalami ibunya.

Rain nampaknya benar-benar mengikuti saran ibunya. Setelah menghabiskan sarapannya tadi, Rain pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Sebelum akhirnya Rain menghampiri Dian, lalu menyalaminya.

"Hati-hati sayang." balas ibunda Rain, sambil mengusap dan mencium kening puteranya itu.

Tubuh Rain pergi meninggalkan wewangian yang masih tercium beberapa saat. Ia sebenarnya tidak memikirkan apa yang ada di danau, yang terpenting baginya, ia ingin menghirup udara segar di sana.

Sepuluh menit kemudian, Rain tiba di danau.
Rain duduk bersila diujung dermaga kayu sederhana, yang hanya muat untuk duduk dua orang saja.

Rain memandangi danau yang memiliki air tenang ada di depannya, tangannya mengepal beberapa biji batu kerikil, ia berpikir untuk melemparnya ke air satu-persatu.

Nampak dari kejauhan, burung-burung hilir mudik berterbangan.
Udara yang segar, suasana sejuk, dan yang tak kalah penting adalah keheningan tempat itu yang paling Rain sukai.

Ini pengalaman pertamanya ketempat ini, selama ini ia tidak tahu ada tempat senyaman ini yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.
Yang ia tahu hanya rumah kosong saja sebagai pelipur lara.

Setelah beberapa saat memandangi air yang tenang, Rain menengadahkan kepalanya ke arah langit yang saat itu sedang teduh, Rain telentang, membusungkan dadanya dan akhirnya menghirup panjang-panjang udara sekitar.

Matanya terpejam, ia membuang nafasnya, lalu menariknya kembali.
Dalam pikirnya, ia mencoba membuang semua kenangan pahit yang selalu mencoba membuatnya menjadi seorang pengecut.

Rain mencoba memafkan dirinya, lalu berdamai dengan perasaan bersalah yang selama ini selalu menjadikan Rain sebagai manusia yang lemah.

Setelah beberapa kali mengulangnya, Rain menurunkan kedua tangannya, matanya masih terpejam dan tengadah.
"Thankyou" bisiknya.

Bukan hanya sekedar ucapan, kata singkat tadi mengandung pemaknaan yang dalam baginya. Apapun yang Tuhan ciptakan didunia ini, hanya merupakan suatu titipan yang tidak kekal, kelak jika Tuhan memang menginginkannya kembali, maka seseorang harus siap dengan kehilangan.

Tuhan menjadikan manusia makhluk yang paling sempurna diantara ciptaannya yang lain, tapi terkadang manusia menjadi jumawa seolah apa yang ia dapatkan adalah apa yangharus ia miliki. Kita lupa bahwa itu semua hanya sementara.

Secara singkatnya Rain telah mengikhlaskan apa yang telah hilang darinya, namun bukan berarti ia melupakan semuanya, sebab yang terlewat adalah sebuah pembelajaran yang harus dirawat.

"Tuhan tidak akan lupa untuk membahagiakan setiap makhluk ciptaannya, hanya saja saratnya adalah mereka harus bersabar dan belajar terlebih dahulu." ucap seseorang, yang datang tiba-tiba.

Rain kaget, perkataan tadi bukan darinya, suara perempuan yang tidak asing didengarnya.
Entah suara siapa itu, yang jelas matanya masih terpejam mengenyampingkan seseorang di dekatnya itu.

__________________*___*__**
Siapa ayo?
Vote dan komen yah.
Makasih.

Rainy RainWhere stories live. Discover now