23 : Tim Rain Vs Tim Alex

328 39 3
                                    

VS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

VS

"Kalian Siap?!" Tanya Rain, memastikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian Siap?!" Tanya Rain, memastikan.

Ketegangan terjadi di keheningan malam.
Benar, kini tengah malam pun sudah hampir lewat, suasana mencekam semakin terasa dan meluap bersamaan detak jantung mereka dan butir peluh terangkat ke permukaan.

Team Rain, berdiri dengan pijakan kaki yang bersiap bila saja terjadi serangan tiba-tiba yang dilakukan anak buah Alex.

Tepat dihadapan mereka, berjajar gagah, Tim Alex yang memandang tajam para kesatria yang berniat menyelamatkan Sisi, sang puteri dalam persahabatan mereka.

Alex berpindah selangkah ke depan, dengan gagah ia menyingsingkan lengan bajunya, wajahnya penuh dengan gambaran sinis dan sombong, pula nampak kebencian dan arogansi pada mereka, hal tersebut tidak lain, mereka tujukan untuk tim Rain yang selalu saja mengganggu waktunya bersama Sisi.

"Berani lo semua datang kesini ya?" sambut Alex.

Rain dan ketiga sahabatnya hanya membalas dengan ekspresi wajah santai, tanpa memperlihatkan sedikitpun ketegangan yang sebenarnya mereka rasakan.

"Semuanya keluar, kita habisin saja sekalian mereka, kelinci lemah datang ke sarang singa, ini makanan kita, puas-puasin kalian semua! Haha."

Tak lama kemudian, lebih dari sepuluh orang anak buah Alex mengepung Tim Rain.

Hampir Andi terpancing amarah, urat syaraf dan otot-otot ujung kaki sampai ujung kepala sudah mengeras, ia berdiri tegang ingin segera menghajar wajah masam Alex.

Rain mencoba menahan Andi, dengan sebelah tangannya, ia menghalangi Andi yang sudah selangkah maju mendekati Alex.

"Lu sabar Ndi, biar kita tunggu mereka dulu, karena posisi kita kalah jumlah, jangan gegabah." bisiknya.

Alex yang melihat hal itu, kembali melontarkan ucapan yang lagi-lagi membuat Andi semakin naik pitam.
"Kenapa hah, lu takut?, banci emang lu semua".

Ia kemudian berbalik arah menyentuh Sisi. Tangannya meluncur indah pada rambut Sisi.
"Lu mau nyelamatin pacar gue? Sisi ini milik gue, gak usah repot-repot babak belur, gue mau puasin Sisi dulu, baru gue antar pulang, sekalian minta restu ke KUA".

Rainy RainWhere stories live. Discover now