11 : Cakra x Sisi

592 59 8
                                    

Rain nampak begitu menyesal dengan yang ia lakukan. Dalam batinnya ingin mengejar Sisi untuk menjelaskan yang sebenarnya, tapi bagian lainnya, Rainy datang ke sekolah.

Sebelum bel masuk berbunyi, Rainy kembali ke rumah Rain.

Ia yang tidak mengetahui situasi barusan antara Sisi dan Rain, nampak begitu santai dalam rona bahagianya.

"Rain!, hey"
Rainy menepuk pundak Rain.

Rain terkejut dan terbangun dari keheningannya itu.
"I.. Ia Ri?"
Sahutnya tersendat.

"Rain kenapa? aku mau pulang dulu, jangan lupa, dimakan sarapannya"

"O,,oh iya, kamu hati-hati ya sayang, makasih udah mau repot-repot bawain aku sarapan, dadah sayang"

Rainy kemudian pergi meninggalkan kelas Rain.

Rain nampaknya masih belum bisa berpindah dari pikirannya tentang Sisi, ia bahkan mendiamkan Rainy pergi begitu saja.

"Bro, sini!"
Sahut Andi yang berada di kursi belakang, lengkap dengan Rubi dan Cakra.

"Sini lu mah ah, songong abis ketemu neng Riri tersayang"
Andi masih saja nyinyir karena Rain tidak segera bergabung lagi bareng mereka.

Rain yang mendengar celotehan Andi, akhirnya berjalan kearah mereka, wajahnya menunduk dan murung.

Rain kemudian bergabung dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tadi.

"Lu kenapa malah murung gitu?" Andi, penasaran.

"Gini, barusan pas tadi gue ngomong sayang sama Riri, dan ngebahas soal sarapan pagi yang dibawanya, tiba-tiba Sisi lewat di depan kelas, dia ngeliat ngedenger semua percakapan gue sama Riri, dan kayaknya sedih banget, sampe tadi gue liat dia beresin air mata.
Gue ngerasa gak enak sama dia, bantuin gue"

Rubi dan Cakra mulai berpikir apa yang harus dilakukan Rain untuk itu, tapi beda dengan Andi, ia kembali mengoceh;

"Ah elu Rain, cewek kesayangan gue nangis, gimana loh? Lu abisin aja gih sarapan dari dia, terus lu temuin dia dan bawa kotak makan yang udah lu makan isinya"

Kali ini, celotehan Andi ada benarnya juga.

Tapi pertimbangan lain muncul dari Rain;

"Bener sih Dun yang lu bilang, tapi gue gak mungkin bawa balik lagi kotak dari Riri tanpa gue makan isinya"

Rain nampak kebingunan untuk itu.

Andi kembali menjawab untuk Rain, kali ini dia nampak bersemangat memberi saran untuk Rain, mungkin karena yang bersangkutannya adalah Sisi.

Sedangkan dua yang lainnya, asyik menonton percakapan antara Rain dan Andi.

"Gini aja, gue gak mungkin nemuin Sisi dan bawa kotak makannya, meskipun gue suka sama dia, tapi gue gak mungkin maksain Sisi yang gak suka sama gue.
Gini aja, lu gak mungkin, gue juga gak mungkin, Rubi juga apalagi, karena dia gak suka sama Sisi.
Yang kemungkinannya masih ada disini itu Cakra.
Jadi Ka, gimana kalo lu yang pergi temuin Sisi?"

Andi nampak begitu serius dengan masalah ini, Rain dan Rubi nampaknya setuju dengan saran dari Andi.

Melihat hal itu, Rubi dan Rain semakin menguatkan Cakra untuk mau melakukan itu.

"Ka, kali ini bantuin Rain yah, cuma Cakra yang masih bisa kita andelin sekarang" mohon Rubi.

Dengan tatapan memelas, Rain menambahkan apa yang Rubi sampaikan pada Cakra.

"Ka, kali ini aja yah... Gue janji, sepulang sekolah nanti gue main kerumah lu".

Mendengar mereka bertiga yang seperti menyudutkannya, Cakra tidak bisa berkelak lagi. Ditambah, apa yang bakal dia lakuin itu untuk sahabatnya juga.

Dengan masih tersisa sedikit keraguan, akhirnya Cakra menyetujui permohonan mereka.

"Oke, gue bakal temuin Sisi, buat kalian, tapi jangan salahin gue kalau Sisi masih tetep marah".

"Jangan pikirin itu dulu, yang penting, gimana caranya, lu nemuin Sisi, udah gitu aja"
Rain kembali meyakinkan Cakra.

Tidak lama kemudian bel sekolah berbunyi.

Sekolah berjalan seperti biasanya, Rubi dan Andi kembali ke kelas mereka di IPS. Sedangkan Rain, sesuai janjinya, ia berpindah kursi untuk Cakra.

"Ka, nanti lu jangan lupa temuin Sisi yah, gue bakal nunggu di rumah lu, sekalian, mau ketemu tante Ami, kangen gue" ungkap Rain.

Tante Ami, ibunda Cakra memang sudah begitu akrab dengan Rain, bahkan ia sudah sering makan bersama dengan tante Ami setiap ia main ke rumahnya.
Ia sudah dianggap anak dan saudara Cakra olehnya.
Begitupun sebaliknya, Rain menganggap Tante Ami seperti ibunya sendiri.

***
Pukul tiga sore.

Murid-murid berhamburan menuju pintu keluar sekolah, sesaat setelah bel pulang berbunyi.

Di sekolah, hanya menyisakan Cakra dan Sisi.

Ia melihat, Sisi sedang duduk sendirian di taman, terdengar isak tangis dari Sisi.

Cakra yang datang dari belakang, mencoba menghampiri Sisi perlahan.

Mendekatkan jarak dan duduk di sampingnya pada bangku yang sama.

"Maaf, boleh ikut gabung?"
Tanya Cakra lembut, mencoba memulai percakapan dengan Sisi.

Sisi yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun kearah Cakra.

Suasana canggung mulai dirasakan Cakra. Hingga kemudian, Cakra menyudahinya dengan menyodorkan kotak makan milik Sisi ke arahnya sambil berucap;

"Ini, kotak punya kamu, aku dapat titipan dari Rain, dia minta maaf sama kamu, dan dia malam nanti mau ketemu sama kamu, di taman pas dia pernah nganterin kamu pulang"

Sisi kemudian melirik kearah kotak tersebut, tapi masih belum mau mengeluarkan sepatah kata pun.

Cakra masih terus melanjutkan pembicaraannya untuk membuat Sisi jadi baikan.

"Kalau boleh, aku mau kok makan sarapan yang kamu buat, meskipun ini udah sore, jadi namanya bukan sarapan lagi, hehe"

Sisi mulai tertarik dengan apa yang diucapkan Cakra barusan.
Ia kemudian melirik ke arahnya, tapi masih tetap tanpa bicara.

Cakra yang melihat kemajuannya dalam merayu Sisi, mulai nampak semangat dengan itu.

"Makanan, kalau gak dihabisin bisa basi, dan kalau basi nanti dibuang, intinya mubadzir.
Orang lain di luaran sana, pengen makan sebutir nasi aja kadang harus nyari ditempat sampah"
Cakra sedikit berpanjang lebar pada Sisi.

Sisi yang sedari tadi hanya asik mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Cakra, tiba-tiba mengganti arah pandangnya kearah Cakra dan memeluknya.

Cakra, yang sebelumnya memiliki gangguan dengan perasaannya terhadap wanita, kini ia merasakan sesuatu terjadi pada dirinya.

Entah apa maksudnya ini, apakah ada rasa yang berbeda di dalam diri Cakra? Darahnya mengalir sedikit lebih cepat,detak jantungnya tak berirama.

__________________

Apakah Cakra suka sama Sisi? Atau apa sebenarnya maksud dari Sisi?

Voment yah..
Makasih.

Rainy RainWhere stories live. Discover now