9 : Rindu

742 87 16
                                    

Vote yah :)

___________________

Jangan kunci pintu di mimpi mu, sebab disana. aku akan mengunjungi mu dengan cinta. Selamat malam

*******************

Rainy tidak menyangka seseorang yang tante ceritakan adalah ayah Rain yang Rainy panggil sebagai tua bangka brengsek. Tidak lain tidak bukan adalah ayah angkat Rainy, yang memberikan Rainy penderitaan selama masa remajanya, ia jugalah yang memerintahkan Rainy untuk menggauli Rain yang ternyata adalah anaknya sendiri.

***

Dari sudut ruangan berbeda. Rain terbangun sendirian. Waktu sekitar pukul 23:15, hampir jam tengah malam, suasana sunyi membawa ingatan menelusuri bilik-bilik memory di masa lalu. Rain teringat dengan sosok ayah yang selama ini tidak ia dapati lagi.

Empat belas tahun ia hidup tanpa seorang ayah, dibesarkan hanya oleh seorang ibu yang terpaksa juga menjadi sibuk agar bisa memerankan seorang ayah yang harus bisa mencari nafkah.

Tapi untungnya, ibu Rain memiliki perusahaan besar peninggalan kakek Rain. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan hasil bumi, yaitu sawit, batubara dan pertambangan lainnya di Kalimantan dan perkebunan sekaligus pengolahan teh di Jawa barat. Maka dari itu, mereka tidak hidup kesusahan karena dicerai ayahnya Rain.

Ada perasan mendalam yang Rain rasakan. Rasa sakit bercampur rindu pada ayahnya yang berengsek. Rain terbangun dengan memegang dadanya, nampaknya memang begitu sakit yang sampai menusuk relung hati.

Tapi disisi lain, Rindu juga muncul bersamaan. Sebagai anak, ia rindu sosok ayah yang seharusnya bisa mengajarinya menjalani hidup sebagai lelaki, mengajaknya bermain, mengajarinya cara memancing, bermain bola, membeli mainan, membuka hadiah ulang tahun, bukan mengajarinya untuk menjadi seorang yang brengsek, seperti apa yang dilakukan ayahnya.

Rain benar-benar merasakan sesuatu dalam dirinya sedang terjadi, ia mulai merasakan pula hasratnya untuk menulis, menuliskan kata-kata untuk ayah bajingan tercinta.

Memang hanya tulisan yang mampu menjadi media untuk Rain mengungkap emosi di dalam dirinya. Ia enggan orang lain tahu kesedihannya.

Lalu Rain, mengambil secarik kertas yang biasa ia gunakan menulis puisi dan kata-kata indahnya. Di laci meja persis samping tempat tidurnya, ia sudah paham apa yang harus ia lakukan ketika hasrat menulisnya muncul.

********
(Puisi)

Sajak Tengah Malam

Maaf malam-malam begini jika aku membangunkan mu
Aku hanya sekadar ingin sampaikan rindu
Pun sedikit berkhayal mengenai mu

Disisi lain,
Aku memang berharap kau benar terbangun
Karena jika begitu, kau masih tetap hidup bukan?
Meski dimana keberadaan mu, aku tak mengetahuinya.

Aku akan memberi kabar untukmu, Ayah.
Musim hujan sudah dimulai
Aku ingin sekali mengandaikan, bahwa aku ingin
menjadi udara dingin dirumah mu
Aku bisa menembus dinding gelap keberadaan mu

Meski sedikit harus merepotkan mu
Tapi aku bahagia jika kau merasakannya
Dengan sadar, kau tahu aku sedang memelukmu
Memeluk tubuh ayah, yang berpuluh tahun aku tak punya.

Yah, ayah..
Boleh aku mengandaikan lagi?
Tapi sebenarnya, aku tidak mau berandai-andai lagi tentang ayah
Aku hanya ingin kenyataan

Rainy RainМесто, где живут истории. Откройте их для себя