Chapter 25 | Menggila Bersama

448 48 9
                                    


Tubuh Rainy yang dipahat Tuhan dengan sempurna membuat Rain gelagapan untuk mendefinisikan arti cantik seorang perempuan

********************

12 Januari 2019

Beberapa menit setelah Rain mengumpulkan nyawa sisa tidur semalam, ia mulai berkutat dalam pikirannya.

Tubuhnya masih dibalut selimut dan bertelanjang dada, ia mulai sibuk dengan berbagai hal yang ada di dalam kepalanya.

Sebuah rencana untuk membuat kejutan sudah tersusun rapih di kepala Rain.

Tanpa mengulur waktu, ia langsung merogoh ponselnya yang tersimpan di dalam laci lemari kecil di samping tempat tidurnya, dan menghubungi sahabat-sahabatnya, termasuk Sisi.

Pertama, ia menelpon Rubi, orang yang paling mengerti dengan apa yang ia inginkan diantara sahabat lainnya.

"Halo, Ru dimana?" tanya Rain mengawali percakapan ditelpon.

"Oh Rain, aku dirumah, kenapa?"

"Maaf nih pagi-pagi udah ganggu, aku mau minta tolong, aku hari ini kerumah kamu yah, ada yang mau diobrolin, sekalian aku ajak yang lain juga."

"Yaudah sini aja Rain, ia ajak aja yang lain, jangan dulu pada sarapan yah, nanti aku bilang sama ibu biar bikinin sarapan buat kalian"

"Makasih Ru"

"Santai aja Rain"

Rain menutup panggilan. Hal yang sama ia lakukan pada sahabat yang lainnya. Mereka menyepakati Rain untuk bertemu di rumah Rubi.

Dengan tubuh yang bertelanjang dada, memperlihatkan lekukan maskulin disetiap jengkalnya, ia langsung beranjak menuju kamar mandi dan mengais handuk yang dijemurnya dibalkon kamarnya.

*****
Pukul 06:30 di dapur

"Mah ini sarapannya udah siap" ajak Rainy. Seperti biasa, ia telah selesai dengan pekerjaannya di dapur, khususnya membuat sarapan untuk ibunya Rain.

"Makasih sayang, kamu juga sekalian sarapan"

"Iya mah" jawabnya singkat.

Terdengar dari kejauhan, derap langkah terburu-terburu menghampiri mereka.

"Mah, Rai, aku pergi dulu yah, ada perlu,"

"Sayang, kamu sarapan dulu, bareng sama mamah"

Tanpa menberikan jawaban, Rain langsung mengambil roti sandwich yang Rainy buat.

"Rain sarapan di rumah Rubi aja mah, mau minta cium dari mamah aja" ucapnya singkat.

Ketika ciuman didapat, Rain mengambil satu gelas susu yang tersedia dan meminumnya segera.

Hanya satu tegukan, dan roti ditangan, ia lantas berbalik dan pergi begitu saja. Tak lupa, salam ia tinggal untuk menandai kepergiannya.

Rain yang begitu tergesa, pergi meninggalkan mamah dan Rainy.
Dengan pakaian rapi, kaos polos berwarna abu, celana jeans berwarna hitam dan jaket berwarna hijau tua, tak lupa, ia pula sematkan kacamata hitam sebagai pelengkap menyusuri jalanan.

Hari terlihat cerah sekarang, rain pergi membawa motornya bersama diiringi kicauan burung-burung yang menari indah diudara.

Ia memandang sekeliling kota yang berjajar rapih bangunan-bangunan sepanjang jalan.

Rainy RainWhere stories live. Discover now