8 : Dua Rahasia Besar

757 77 12
                                    

Bintangnya dulu ya, biar gak lupa

_____________


"Rainy?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rainy?..."

Begitulah Rain memanggil Rainy.

Rainy lalu mendekap Rain dengan penuh kehangatan. Ia tahu perihal Cakra yang menyukai Rain. Sebelumnya Rainy datang ke rumah Rain. Berbeda dengan tampilan tiga tahun lalu, kali ini ia menampakkan dirinya yang baru. Sosok lebih cantik, manis dan bersih, tidak lagi menampakkan sosok bad girl yang selama ini melekat.

Ia datang dengan dress setengah lutut yang indah.

***

Beberapa jam yang lalu, ketiga sahabat Rain yang sore tadi ada di rumah, tidak mengetahui sosok wanita yang muncul di pintu rumah Rain adalah Rainy.

"Permisi, selamat sore... Maaf Rain nya ada?"

Wajahnya begitu imut ketika memperlihatkan ekspresi bertanya-tanya. Mereka melirik bersamaan kearah wanita tersebut ditengah keseruan yang mereka buat.

Tapi yang lebih menjadi sorotan adalah Andi, dasar mata keranjang memang dia. Mulutnya terbuka, matanya melongok seperti terpesona kaku melihat Rainy yang datang.

"Tuhan... Andai aku diberikan mati saat ini, aku ikhlas, karena aku mati di hadapan bidadari surga Mu"

Apa yang ada dipikiran Andi. Yang jelas, dia langsung meracau begitu saja.

Rubi menghampiri wanita itu dengan sambutan hangat.

"Ada mba, silahkan masuk, mungkin dia akan pulang ke rumah sebentar lagi, silahkan masuk mba."

Tangannya mempersilakan Rainy yang sebutnya sebagai mba, untuk masuk ke rumah.

Memang, mereka terpaut perbedaan usia tujuh tahun dengan Rainy. Jadi sedikit wajar jika Rubi memanggil wanita 25 tahun itu dengan panggilan mba.

"Hehe makasih yah.." Rainy tersenyum kearah Rubi.

Percakapan terjadi diantara mereka, Rainy menjelaskan tentang dirinya, dan Rubi memberitahukan kemana Rain pergi sebenarnya.

****
Kembali pada saat hujan. Pada saat pertemuan mereka setelah tiga tahun berselang. Rainy menemui Rain yang termenung di bahu jalan.

"Rain, aku disini, aku bisa jadi sandaran jika kamu mau Rain"
Tangannya sambil mengusap rambut yang basah milik Rain.

Tidak asing bagi Rain untuk mengenali suara itu, meski wajahnya sedang menunduk, ia tahu siapa yang berbicara dengannya itu.

Ia kemudian mendongak kearah atas dan melihat Rainy, wanita yang ditunggu-tunggu Rain selama ini, dan kini sedang berdiri dengan anggun berikut payung berwarna hitam yang di pegang nya.

"Rainy?!!"

Rona bahagia terpancar di wajah Rain, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia beranjak dari duduknya dan berdiri langsung memeluk Rainy.

Rainy RainWhere stories live. Discover now