19 : Perempuan Penghangat

517 43 1
                                    


_______________________________________

Rain sudah rapi dengan seragam sekolahnya, ia segera menyusul Rainy yang telah siap dengan sarapan di ruang makan.

"Rain.. Sini duduk, kita sarapan nya cuma berdua lagi, mamah kamu udah berangkat pagi-pagi sekali, katanya mau ada rapat."

Rain nampaknya sudah biasa dengan keadaan seperti itu, bahkan ia mulai tidak memikirkan nya lagi, semenjak Rainy bisa menemaninya sarapan setiap pagi.

Ia kemudian menaruh tubuhnya di meja makan, dalam keadaan setengah membungkuk, Rain mencolek hidung Rainy sambil berkata "Kan ada kamu Rai sayang..."

Rainy hanya menatap lembut Rain yang nampak segar dan wangi sedang menaruh pujian untuknya.

Di tengah bunyi piring mereka berdua, Rain memberitahu Rainy tentang acara yang akan dilaksanakan besok oleh pihak sekolah.

"Rai, besok aku mau ada acara malem di sekolah, pelantikan OSIS yang baru, jadi maafin aku, karena besok kamu harus sendirian di sini, gak apa-apa kan?"
Rain mengakhirinya dengan wajah penuh penyesalan di hadapan Rainy.

"Gak apa-apa Rain, kamu fokus aja di sekolah, nanti aku juga bilangin sama mamah kamu kok"
Rainy kemudian mengusap-usap kepala Rain.

Keduanya saling melempar senyuman yang penuh dengan rasa dari hati.

Makanan sudah habis dilahap Rain, menandakan ia harus segera pergi ke sekolah.

Meskipun ia ingin sekali menelan waktu, agar hanya Rainy yang ada di hidupnya, agar hanya selalu berduaan dengannya, tapi itu tak mungkin. Masih ada hal lain yang harus Rain selesaikan.

"Rai.. Aku pergi dulu yah, tapi sebelum itu aku mau titip sesuatu buat kamu boleh?"

"Kamu mau titip apa pangeran tampan?". Canda, Rainy.

Rain kemudian meraih tangan kiri Rainy dan menempelkan telapak tangannya tepat dibagian dada kirinya.

"Ini adalah detak jantung aku, setiap kali memikirkan sesuatu hal yang berkaitan dengan kamu, irama detaknya berbeda, ada rasa bahagia di dalamnya yang mengalir ke seluruh bagian tubuh ku.
Aku titip detak jantung ini, agar tetap selalu seperti ini, hanya saat ada kamu, hanya saat tentang kamu, dan hanya karena kamu, selalu."

Rainy tidak bisa berkata apa-apa, tatapannya terpaku pada Rain, ia merasa jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada Rain.

Indah memang, apa yang Rain lakukan, apa yang Rain ungkapkan untuk Rainy, semata-mata karena berasal dari kata hatinya, tak ada keraguan rasa yang dimilikinya untuk Rainy. Meskipun usianya masih sangat muda, remaja labil yang gampang berubah-ubah. Tapi setidaknya, perasaan tersebut benar adanya.

Suasana hening sesaat, sebelum akhirnya Rain melepas genggamannya untuk Rainy, Rain pergi membawa tubuhnya menjauh dari rumah, dari hadapan Rainy.

"Aku pergi dulu ya, kamu baik-baik di rumah, jangan keluyuran" tutupnya.

Rainy hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat manis.

****
Pukul 10:30, Kantin Sekolah.

"Mas bro" ucap Andi menyapa Rain yang sedari tadi menunggu mereka berdua di kursi kantin sekolah.

Ia menangguhkan lengannya di pundak Rain, sebelum akhirnya ikut duduk bersama Cakra dan Rubi.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Rubi.

"Aku nggak Ru" sahut Rain

"Aku jus mangga aja Ru" Cakra, meminta dipesankan.

"Gue samain kayak Cakra ajalah Ru, udah makan soalnya" jelas Andi, yang matanya selalu melirik sekeliling, mengamati setiap siswi yang singgah di kantin Bi Inem.

Rainy RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang