Hamil (Revisi)

97.9K 3.2K 43
                                    

Vania tak peduli jika Rio tak mengizinkannya. Vania dengan rasa kesalnya sudah tak tahan dengan sikap Rio. Bahkan Vania sudah membawa sebagian pakaiannya dan memasukkannya dalam koper. Bi Eli yang melihat Vania keluar dari kamar dengan menarik koper hanya bisa diam melihatnya. Ia tahu jika rumahtangga majikannya sedang tidak baik-baik saja.

"Bi, aku titip Kak Rio. Aku ingin menenangkan diri dulu" pamit Vania pada Bi Eli. Bi Eli yang merasa kasihan pada Vania hanya bisa menepuk pundak majikannya dan memintanya untuk lebih bersabar.

-------

Rio termenung di ruang kerjanya. Ini waktunya jam makan siang, tapi Rio benar-benar tak bersemangat. Ia berkali-kali mengecek ponselnya menunggu pesan dari Vania, tapi malah Shafa yang mengiriminya pesan.

Kak, aku diusir dari kontrakan

Isi pesan Shafa yang membuat Rio mengacak rambutnya kesal. Mengapa hatinya selalu bimbang, ia bingung ingin memilih Shafa atau Vania. Tapi dia sudah berjanji jika dia hanya bisa bersama Vania.

Sepulang dari kerja, Rio langsung mengemudikan mobilnya ke arah kontarakan Shafa. Dia melihat Shafa yang duduk di depan kontrakan dengan membawa banyak barang. Tak tega dengan Shafa, Rio membantu membawakan barangnya dan ia masukkan ke dalam bagasi mobil.

 Tak tega dengan Shafa, Rio membantu membawakan barangnya dan ia masukkan ke dalam bagasi mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shifa membeo tak percaya begitu kagum melihat rumah yang akan ia tempati. Rumah yang begitu besar dan mewah. Ini pertama kalinya dia akan tinggal di rumah sebesar ini. Tak sangka, kebohongannya dapat berbuah hasil yang memuaskan.

Rio membawa barang Shifa lalu mengajaknya untuk masuk. Baru saja Shifa terkagum melihat look depan, sekarang dia terkagum kembali melihat desain dalam rumah. Sungguh menakjubkan.

"Ini rumah siapa, Kak?" Tanya Shifa seraya mengedarkan pandangan melihat semua kemewahan yang ada di dalamnya.

"Ini rumahku. Untuk sementara, kamu bisa tinggal di sini" ujar Rio seraya melangkahkan kaki ke arah satu kamar diikuti oleh Shifa. Shifa sedikit berdecak kesal, kenapa harus tinggal sementara? Dia 'kan ingin tinggal di sini.

Rio meletakkan barang Shifa di lantai lalu mendudukkan diri di atas kasur. Ia sedikit lelah karena banyak kerjaan dan ditambah masalah dengan Vania.

Shifa yang melihat Rio kecapekan, sontak langsung duduk di sampingnya. Dengan tak tahu malu, Shifa bergelayut manja di lengan Rio lalu mengecup pipi Rio. Rio yang merasa sedikit aneh dengan sikap Shifa hanya bisa terdiam mengusir pemikirannya. Rio memang belum tahu jika Shifa menyamar menjadi kembarannya.

"Kamu mau makan apa?" tanya Rio seraya mengeluarkan ponselnya.

"Aku pengen pizza deh, Kak" jawab Shifa membuat Rio mengernyitkan dahinya bingung. Sejak kapan Shafa suka pizza? Tanpa bertanya kembali, Rio langsung memesan untuknya.

---------

Di tempat lain, Vania menyenderkan kepala pada meja. Entah mengapa tubuhnya terasa lemah dan kepalanya terasa pusing. Vania berpikir bahwa ini semua karena masalah akhir-akhir ini.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang