Kedekatan (Revisi)

96K 3.9K 15
                                    

Vania melirik ke arah Rio yang duduk di sampingnya dengan perasaan senang. Ia meminta pada Rio untuk tidak pergi kemana-mana dan juga melupakan pekerjaannya sejenak untuk seharian ini. Ia takut jika Rio akan sakit nantinya jika terlalu lelah bekerja.

"Pengen tanya apa?" tanya Rio mengarahkan pandangan ke arah Vania.

"Hanya ingin perkenalan lebih lanjut. Kan Kakak yang bilang akan memulai semuanya dari awal. Maka dari itu, silahkan menceritakan tentang diri Kakak" jelas Vania membuat Rio mendesah panjang.

"Takkan ada yang bisa menjawab jika tidak ada sebuah pertanyaan. Aku bukan Tuhan yang selalu tahu apa yang ada dipikiranmu saat ini" tekan Rio membuat Vania meringis kecil.

"Oh ya aku lupa" kekeh Vania.

"Gini, aku kemarin baru tahu dari seseorang kalau Kakak adalah anak dari pemilik WDH Group dan Kakak adalah penerusnya" cicit Vania menjelaskan maksudnya.

"Baru tahu? Jadi selama ini, kamu nggak tau?" kaget Rio dan diangguki oleh Vania pelan.

Rio mendesah pelan meruntuki kebodohan Vania. Bagaimana bisa seseorang menikah tanpa mengetahui seluk beluk calonnya, untung saja Vania menikah dengannya bukan menikah dengan berandalan yang bekeliaran di luar,  "Lalu apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Kenapa penerus WDH Group bukannya Kak Tiara? Kan Kak Tiara anak pertama" tanya Vania penasaran.

"Karena wanita yang telah menikah adalah milik suaminya bukan milik keluarganya lagi. Berbeda dengan laki-laki" jelas Rio mengawali.

"Kak Rihan juga merupakan seorang anak dari pemilik platform penjualan online yang cukup besar. Jadi, Kak Rihan meminta pada papa tak menjadikan Kak Tiara sebagai penerus. Ia berharap jika Kak Tiara lebih fokus pada keluarga dan papa nggak bisa memaksanya" jelas Rio dan diangguki mengerti oleh Vania.

"Lalu apa seorang penerus haruslah laki-laki dan juga diharuskan mempunyai keturunan laki-laki juga?" tanya Vania membuat Rio terdiam beberapa detik.

"Sejak WDH berdiri memang semua penerusnya harus laki-laki. WDH itu seperti bisnis keluarga. Jadi, jika seorang atasan tidak mempunyai anak laki-laki, maka yang ditunjuk sebagai pewarisnya adalah saudara kandungnya yang memiliki anak laki-laki. Seperti itulah"

Vania mengangukkan kepalanya, "Berarti harus ya? Seperti kerajaan saja" ujar Vania dan diangguki oleh Rio.

"Itu sudah aturan dari keluarga besar. Tidak ada yang berani menentangnya" jelas Rio.

"Aku kemarin sempat searching tentang WDH. Kenapa semua berita tak ada yang menyorot Kakak? Bahkan foto Kakak nggak ada di dalamnya. Cuma ada foto orangtua Kakak dan keluarga Kakak lainnya?"

Rio terdiam seraya menundukkan pandangannya, "Karena aku tak ingin" gumam Rio membuat Vania mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa?" tanya Vania membuat Rio kembali menegakkan kepalanya.

"Karena harus menerima perjodohan. Itu yang harus dilakukan jika ingin menjadi penerus WDH" jelas Rio mengarahkan pandangan pada Vania.

"Seorang perempuan yang dikenal baik oleh keluarga. Yang dimengerti seluk beluknya dan juga dari keluarga yang terhormat. Maka dari itu, aku tidak ingin menjadi seorang penerus karena aku takkan bisa memiliki dia" tambah Rio membuat Vania terdiam.

Vania menundukkan pandangannya sedikit kurang nyaman dengan jawaban Rio. Ia seperti telah menghancurkan semua mimpi suaminya. Tapi jika tidak seperti ini, ia takkan pernah mengerti akan kehidupan Rio.

"Apa yang kakak maksud 'dia' adalah mantan Kakak?" cicit Vania seraya kembali menegakkan kepalanya menghadap ke arah Rio. Rio menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

MY BELOVED DOCTORWhere stories live. Discover now