Situasi yang Berbeda (Revisi)

116K 4.8K 17
                                    

Rio kali ini memakai setelan kemeja putih dilapisi jas hitam dan memakai bawahan celana kain hitam menjabat tangan papa Vania disaksikan oleh banyak orang yang menunggunya dengan tegang.

"Bismillahirrahmaanirrahiim. Saudara Rio Satrya Wardhana. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan puteri saya, Vania Martha Ayu binti Romi  Hartanto dengan seperangkat alat shalat dan uang sebesar dua juta tiga ratus empat ribu dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya, Vania Martha Ayu binti Romi Hartanto dengan mas kawin tersebut tunai" ucap Rio lantang sontak langsung disambut ucapan alhamdulillah dan kata sah semua orang membuat papa Vania tersenyum.

Rio memejamkan matanya seraya menghembuskan napas lega. Walau ia menganggap bahwa ini pernikahan biasa baginya tapi entah mengapa rasanya begitu sangat sakral. Bahkan hatinya merasa begitu lega.

Rio melirik ke arah orangtua dan kakaknya yang duduk di belakang tersenyum senang. Mamanya memberikan isyarat lewat tatapan matanya menyuruhnya untuk mengalihkan pandangan ke arah lain.

Rio tercengang melihat apa yang baru saja ia lihat. Melihat Vania kali ini membuat waktu seakan terhenti. Vania begitu cantik dengan balutan kebaya putih berjalan menuruni tangga bersama kedua teman dan mamanya.

Vania menundukkan pandangannya malu dan begitu gugup melirik banyak orang yang mengarahkan pandangan padanya tak terkecuali orang yang sekarang sah menjadi suaminya.

Rio berdiri menyambut kedatangan Vania yang sekarang berada di sampingnya. Rio melirik sedikit ke arah Vania yang terus menundukkan kepalanya.

Perlahan Rio meletakkan tangan kanannya tepat di ubun-ubun Vania dan tangan kirinya menengadah sikap berdoa. Ia memejamkan matanya begitu juga dengan Vania, "Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih" doa Rio membuat Vania meneteskan air matanya. Rio tersenyum kecil lalu mengusap wajahnya.

"Pasangkan" titah mamanya yang berdiri di tengah seraya membawa kotak cincin.

Mamanya membuka kotak itu dan terlihat ada dua cincin dengan desain simple berada di dalamnya terpasang indah. Rio menghadap Vania begitu juga sebaliknya, "tangan" ujar Rio pelan seraya menengadahkan tangan kirinya. Perlahan Vania menggerakkan tangannya meletakkannya di atas telapak tangan Rio.

"Jangan menunduk!" titah Rio pelan dan dituruti oleh Vania.

"Ayo dipasang!" seru Reynan yang berdiri beberapa langkah darinya membawa kamera siap mengambil gambar.

Rio tersenyum kecil lalu mengambil satu cincin. Perlahan ia memasangkan cincin itu pada jari manis Vania membuat Vania tanpa sadar menitikan air matanya.

Banyak orang yang juga ikut terharu melihatnya begitu juga orangtua mereka yang tersenyum haru, "Jangan menangis! Tambah jelek" bisik Rio membuat Vania terkekeh pelan.

Vania mengalihkan pandangannya pada cincin yang masih ada di dalam kotak. Ia mengambilnya secara perlahan lalu memasangkannya pada jari manis Rio disambut tepukan tangan semua orang yang ada di ruangan ini.

Sesuai dengan hasil musyawarah setelah acara lamaran, akad nikah hanya dihadiri oleh kedua pihak keluarga dan sahabat terdekat. Sedangkan resepsi dilakukan setelah Rio benar-benar yakin mencintai Vania. Itulah permintaan Rio supaya tidak ada yang tersinggung atas permintaannya yang mungkin sukar untuk dilakukan.

Vania melirik ke arah mamanya yang menyuruhnya untuk menyalimi tangan Rio lewat tatapan matanya. Perlahan Vania menarik tangan kanan Rio perlahan lalu menciumnya.

Hati Rio bergetar merasakan tangannya disalimi oleh Vania. Entah belajar dari mana, setelah Vania melepaskan kecupannya dan menegakkan tubuhnya, Rio mendekatkan wajahnya lalu mencium kening Vania.

MY BELOVED DOCTORWhere stories live. Discover now