Shafa?? (Revisi)

99K 3.9K 35
                                    

Rio berdiri di depan kedua orang suruhannya mendengar apa yang mereka katakan. Rio terdiam seraya berdiri santai dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana depan mencoba untuk berpikir.

Setelah mendengar semuanya dan memberikan mereka beberapa pertanyaan, Rio mengeluarkan sebuah amplop coklat berisi uang lalu memberikannya pada mereka. Mereka tersenyum lalu berpamitan pada Rio dengan menundukkan kepala sebagai tanda hormat mereka.

Rio membaca tulisan yang berada di kertas yang ada di genggamannya. Ia tersenyum kecil lalu berbalik dan melangkahkan kakinya untuk kembali bekerja.

Di lain tempat, Vania berdiri mengarahkan pandangan ke sekelilingnya. Satu ruangan yang jarang sekali ia buka, yaitu kamar yang berada tepat di samping kamarnya. Perlahan Vania melangkahkan kakinya ke arah kasur lalu mendudukkan dirinya.

"Untuk apa Kak Rio beli apartemen sebesar ini?" gumam Vania seraya mengedarkan pandangannya.

Vania beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah nakas dan membukanya. Vania beralih ke arah lemari dan membukanya. Ternyata sama, tidak ada satu barang pun. Kamarnya memang rapi dengan perbotan yang cukup lengkap seperti kamarnya.

Vania berjalan ke arah jendela lalu membuka tirai untuk memberikan pencahayaan dan udara pada kamar ini. Vania mencepol rambutnya bersiap untuk membersihkannya.

-------------------

Rio berjalan cepat ke arah mobilnya seraya menenteng tasnya. Ia berencana untuk pergi mencarinya sekarang tanpa membuang waktu sedikit pun. Rio membuka pintu mobil lalu duduk di bangku kemudi.

Rio menekan fitur GPS di mobilnya mencari jalan ke arah lokasi yang diberitahukan oleh anak buahnya tadi. Rio tersenyum ketika sudah mendapatkan lokasinya lalu mulai melajukan keluar dari parkiran.

Rio berdecak kesal ketika ia terjebak dalam kemacetan. Berkali-kali ia mengecek jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Padahal ia keluar dari rumah sakit tepat pukul 15.00 WIB.

"Dia udah mau pulang lagi" decak Rio memperhatikan kendaraan yang ada di depannya.

Setelah dua jam berkendara, Rio sudah mulai dekat dengan tempat yang akan ditujunya. Saat ia tak sengaja mengarahkan pandangan ke arah depan sebelah kiri, ia tertegun melihat seseorang sudah lama dirindukannya.

Tinnn.....

Rio tersadar ketika mendengar klakson dari mobil yang ada di belakangnya. Rio memelankan laju mobil lalu menepikannya. Ia melihat ke arah spion mobil sebelum ia keluar, "Shafa" teriak Rio seraya berlari mendekat.

Perempuan yang melihat keberadaan Rio sontak menghentikan langkahnya menatap Rio seolah tak percaya. Perempuan itu tertegun ketika sepasang tangan kokoh merangkul tubuhnya begitu erat. Ia hanya bisa diam tak bisa berkata apa-apa.

"Sha, aku begitu merindukanmu. Kamu ke mana aja selama ini?" isak Rio pelan seraya memejamkan matanya meresapi pelukannya.

"Kak Rio?" tanya perempuan itu memastikan seraya melihat ke arah beberapa orang yang lalu lalang mengarahkan pandangan ke arah mereka.

Rio merenggangkan pelukannya lalu melihat Shafa begitu dalam. Perempuan itu hanya terpaku seraya membalas tatapan Rio. Rio tersenyum lalu memeluknya kembali. Berbeda dengan tadi, kali ini Shafa pun membalas pelukan Rio dengan begitu eratnya.

Rio terus tersenyum seraya menggandeng tangan Shafa dengan tetap fokus pada kemudinya. Shafa tersenyum kecil seraya mengarahkan pandangannya ke arah Rio.

"Kakak tau dari mana aku di sini?" tanya Shafa penasaran.

"Bagaimana aku tidak tahu? Aku sudah mencarimu selama beberapa tahun. Kenapa kamu pergi seenaknya saja?" kesal Rio dan hanya dibalas kekehan oleh Shafa.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang