Pedas (Revisi)

94.8K 3.8K 8
                                    

Vania melirik ke arah Rio yang begitu serius mengemudi. Ia bingung Rio akan mengajaknya ke mana karena ini bukan jalan yang mengarah ke apartemen.

"Apa Kakak marah lagi?" tanya Vania melirik ke arah suaminya.

"Untuk apa?" Rio balik bertanya seraya melihat ke arah spionnya saat akan berbelok.

"Untuk yang tadi. Pasti anak koas Kakak tadi merasa curiga" jelas Vania.

Rio melirik ke arah Vania sebentar lalu kembali fokus pada kemudinya, "Biarkan saja. Semua juga akan tahu" pungkas Rio dan diangguki oleh Vania.

"Ini mau ke mana?" tanya Vania bingung seraya melihat ke arah jalanan.

"Kita ke butik" jawab Rio dengan singkat.

Vania mengernyitkan dahinya bingung, "Nanti malam aku mau ajak kamu datang ke pernikahan sepupu" jelas Rio yang mengerti keterbingungan Vania.

"Untuk apa kita ke butik segala kalau cuma ke acara pernikahan? Bajuku masih banyak yang bagus kok" protes Vania.

"Ini bukan masalah acara pernikahannya" ujar Rio seraya memakirkan mobilnya.

"Lalu?" tanya Vania bingung.

"Nanti kamu akan tahu sendiri" jawab Rio santai seraya melepas sabuk pengamannya lalu membuka pintu mobil.

Vania mengedikkan bahunya lalu melepaskan sabuk pengamannya. Ia keluar dari mobil lalu mengikuti langkah suaminya yang lebih dulu berjalan meninggalkannya.

Vania menatap kagum ruangan di butik ini yang cukup berkelas. Ia yakin jika harga-harga pakaian di sini begitu mahal. Saat ia masuk saja langsung disambut beberapa pegawainya dengan begitu sopan.

Vania menyamakan langkah Rio dan berjalan di sampingnya, "Kak, di sini pasti mahal. Kita cari di tempat lain saja ya" bisik Vania menghentikan langkah Rio.

Rio tersenyum kecil lalu mengarahkan pandangannya pada Vania, "Tenang saja, uangku cukup untuk membelikan apa yang kamu mau" ujar sombong Rio membuat Vania menghela napas dalam lalu menganggukkan kepala.

"Aku tau Kakak terlalu kaya" sindir Vania lalu berjalan mendahului Rio. Rio terkekeh pelan lalu mengikuti langkah Vania.

Rio begitu setia mengikuti setiap langkah Vania memilih baju yang akan ia beli. Rio hanya tersenyum kecil mendengar setiap gerutuan Vania yang terus memprotes karena harganya terlalu mahal di setiap pilihan yang ia suka.

"Kak, nggak ada ya harganya di bawah lima ratusan?" keluh Vania pada Rio.

"Aku sudah bilang kan, pilihlah apa yang kamu suka. Aku masih sanggup membayarnya" tekan Rio membuat Vania mencibikkan bibirnya kesal.

--------------

Rio mengancingkan kemejanya bersiap untuk pergi ke acara pernikahan seraya bercermin. Setelah selesai, ia membalikkan badannya dan melihat Vania begitu cantik malam ini.

Rio tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Vania yang masih menata kerudungnya, "Aku jelek kan?" tanya Vania melirik ke arah cermin yang menampilkan Rio berdiri tepat di belakangnya.

"Baju ini terlalu mahal, Kak. Tidak cocok untukku" keluh Vania sedikit sendu melihat tampilan dirinya memakai atasan brukat berwarna pastel dipadukan dengan rok berwarna yang hampir sama yang begitu simple tapi elegan.

"Kamu cantik memakai ini. Aku suka" puji Rio seraya tersenyum tulus.

"Sudah selesai kan? Ayo berangkat! Sudah jam tujuh" ajak Rio lalu berjalan ke arah nakas mengambil ponsel, dompet, dan kunci mobilnya.

Di dalam perjalanan, Vania berkali-kali melirik ke arah Rio yang begitu tampan memakai kemeja batik berwarna coklat  dipadukan dengan celana berwarna pastel yang begitu cocok untuknya. Ia terkadang sedikit kurang percaya diri jika pergi bersama Rio seperti sekarang ini.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang