Gado-Gado (Revisi)

103K 4.5K 25
                                    

Reynan bernapas lega setelah menyelesaikan operasi yang cukup lama yang begitu menguras kesabaran dan pikiran. Setelah membersihkan tangannya, Reynan langsung berjalan ke arah ruangannya karena jam kerja sudah selesai hari ini.

Reynan menghentikan langkahnya ketika melihat Nadia yang akan membuka pintu ruangannya. Ia mengernyitkan dahinya bingung. Tak biasanya Nadia datang ke ruangannya.

Daripada terus penasaran, Reynan memutuskan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Nadia, "Ada apa?" tanya Reynan yang berada di belakang Nadia sontak membuat Nadia terlonjak kaget.

"Astaga" kaget Nadia mengelus dadanya seraya menatap kesal ke arah Reynan.

"Kalo datang itu permisi bukan kayak setan, tiba-tiba muncul" gerutu Nadia.

Reynan menghela napas panjang seraya memutar matanya jengah, "Ada apa?" tanya Reynan mengalihkan pembicaraan.

Nadia memasukkan tangannya ke dalam saku snellinya seraya tersenyum manis, "Lo udah nggak sibuk kan? Gue mau tanya sesuatu" ujar Nadia.

"Tanya apa?" tanya Reynan seraya mendudukkan dirinya di kursi tunggu depan ruangannya. Nadia tersenyum lalu mengikuti Reynan duduk di sampingnya.

"Ini soal Rio" ujar Nadia mengawali seraya melirik ke arah Reynan.

Reynan mengernyitkan dahinya bingung, "Emang kenapa dia?" tanya Reynan mengarahkan pandangannya pada Nadia.

"Gue akhir-akhir ini agak curiga sama lo dan Rio. Apa kalian nyembunyiin sesuatu dari gue?" telisik Nadia menyipitkan matanya menatap serius ke arah Reynan. Reynan terdiam lalu memalingkan wajahnya.

"Nyembunyiin apaan?" tanya Reynan berantisipasi. Ia merasa Nadia mulai curiga tentang Rio.

"Hari itu gue nggak sengaja liat lo sama Rio nyamperin Dokter Keira sama temennya. Di situ juga ada guru yang pernah gue kenal walaupun itu masih pertama kali. Tapi, ingatan gue masih bagus" jelas Nadia dengan nada pelannya menelisik mimik wajah Reynan. Reynan mengeratkan pegangannya dengan wajah yang mulai tegang.

Suasana yang tadinya biasa saja mulai sedikit membuatnya tertekan. Reynan sedikit menelan salivanya mencoba merilekskan mimik wajahnya.

"Kalo nggak salah namanya Vania. Yang paling buat gue curiga, sejak kapan lo sama Rio kenal Dokter Keira? Bukannya Dokter Keira itu dokter baru? Dan sejak kapan lo sama Rio bisa sebegitu deketnya sama orang yang baru dikenal?" jelas Nadia mempertanyakan sebagian pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.

"Ah....itu kan gue yang ngawalin. Kan temennya Dokter Keira ada tuh yang cantik. Siapa tahu bisa kenalan" alibi Reynan seraya tersenyum lebar menutupi kegugupannya.

Nadia menganggukkan kepalanya paham, "Gue juga liat Rio ngajak Vania ke ruangannya" tambah Nadia sontak membuat mimik wajah Reynan berubah. Reynan terdiam memikirkan apa jawaban yang akan diberikannya.

'Poor you, Yo' kesal Reynan dalam hatinya.

"Tadi siang gue ketemu Vania pas gue mau ke kantin bareng Rio. Gue liat ekspresi Vania kayak lo sekarang" tekan Nadia menatap kecewa ke arah Reynan.

"Kayak orang ketauan" tekan Nadia sedikit berbisik.

"Gue cabut" pamit Nadia beranjak dari duduknya dengan mimik wajah kecewa.

"Nad! Tunggu!" titah Reynan sedikit menaikkan nada bicaranya membuat langkah Nadia terhenti.

Nadia berbalik badan dan melihat Reynan yang berjalan mendekat ke arahnya, "Mereka sudah menikah. Gue mohon, lupain Rio!" ujar Reynan pelan membuat Nadia terdiam. Nadia mengepalkan kedua tangannya mencoba menahan rasa sedih, kecewa, dan rasa terkejutnya.

MY BELOVED DOCTORWhere stories live. Discover now