Kesalahan Pertama (Revisi)

111K 4.6K 25
                                    

Baru saja ia turun dari mobil, sudah dihadang oleh Reynan yang sekarang berdiri di hadapannya menghalangi jalan. Rio memutar matanya jengah melihat kelakuan satu sahabatnya ini.

"Ada apa?" tanya Rio jengah.

Reynan terkekeh pelan seraya menepuk bahu Rio membuat Rio sontak menampis tangan Reynan, "Gimana first night nya? Lancar?" goda Reynan membuat Rio begitu ingin menamparnya.

"Maksud lo apaan?" kesal Rio seraya mendorong Reynan untuk memberi jalan untuknya.

Reynan terkekeh pelan lalu mengikuti langkah Rio. Reynan berjalan di samping Rio lalu merangkul bahu sahabatnya. Rio menghentikan langkahnya menatap nyalang Reynan.

Reynan yang melihat tatapan membunuh Rio sontak menurunkan tangannya seraya meringis, "Santuy, Bro" ujar Reynan memberikan tanda peace nya.

Rio menghela napas dalam lalu kembali melangkahkan kaki. Reynan yang memang begitu penasaran kembali mengekori Rio.

"Apaan?" kesal Rio menghentikan langkahnya menatap kesal Reynan.

"Gue tanya tapi lo nggak jawab" seru Reynan membuat Rio berdecak kesal.

Rio melihat kanan kirinya sebelum kembali mengarahkan pandangannya pada Reynan, "Gimana gue ngelakuinnya kalo gue nggak ada perasaan sama sekali sama dia" pungkas Rio lalu kembali melangkahkan kakinya.

Reynan yang tidak kenal menyerah kembali mengikuti langkah Rio, "Terus lo siksa dia kayak di film-film?" tanya Reynan sontak membuat langkah Rio terhenti.

"Pikiran lo sama dia sama-sama pemikiran konyol" seru Rio seraya memasukkan tangan kanannya di saku depan celananya.

"Kan gue cuma tanya. Bisa aja kan?" cicit Reynan.

Rio menghela napas dalam mendengar penuturan sahabatnya, "Dengar! Gue nggak bakalan bisa ngelakuin apa yang lo pikirin. Mau tau alasan gue?" jelas Rio dan diangguki oleh Reynan.

"Yang pertama, dia adiknya Nafis yang notabennya temen lo juga. Yang kedua, karena dia perempuan yang wajib gue hormati dan gue hargai. Sebenci-bencinya gue sama perempuan, gue masih menghormati mereka" jelas Rio penuh penekanan dan diangguki mengerti oleh Reynan.

"Terus...." Reynan yang akan bertanya kembali mengurungkan niatnya melihat tatapan tajam Rio.

"Lanjutin aja" titah Rio.

Reynan mendekatkan kepalanya pada telinga Rio, "Lo tidur bareng sama dia?" bisik Reynan membuat Rio seketika terdiam.

Reynan menjauhkan kepalanya lalu melihat ekspresi Rio yang tiba-tiba terdiam, "Ya" jawab Rio singkat lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Reynan yang masih terkejut.

"Keren" puji Reynan tersenyum lebar seraya terus memperhatikan langkah Rio yang semakin menjauh.

Vania menghembuskan napas dalam seraya menyandarkan punggungnya di sandaran sofa setelah selesai menyapu, mengepel, mencuci, dan mengelap apa yang bisa dilap. Ternyata menjadi istri itu lumayan melelahkan.

Vania melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Ia saja sampai lupa mandi karena harus masak lebih pagi. Untung saja masakannya tadi berhasil walau hanya sayur sop, tempe goreng, dan sambal kecap berkat lihat tutorial di youtube.

"Ah mandi dulu terus ngajak Erisa sama Keira keluar. Tapi pake izin apa kagak ya?" gumam Vania berpikir.

"Ah ntar aja lah, sekarang mandi terus siap-siap" putus Vania beranjak dari duduknya.

Vania duduk di sofa setelah berganti pakaian. Ia masih harus berdandan di sofa karena Rio belum membelikan meja rias untuknya. Ia sebenarnya ingin meminta tapi malu.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang