1 : Cakra dan Tiga Tahun yang lalu

2.5K 256 209
                                    

Ada satu hal yang mesti lelaki hiraukan,
Jika air mata memang adalah jalan terakhir yang menjadi obatnya, maka menangis lah sekuat mu.

***************

Selepas pulang sekolah, Rain langsung pulang ke rumah.

Bruk!!

Suara tas Rain terdengar keras membentur sudut meja. Rain nampaknya sedang kesal karena suatu hal.

Memang kesibukan yang menjadi rutinitas ibu Rain mulai membuatnya bosan. Kesendirian selalu menemani Rain setiap harinya. Ia melakukan apapun yang ia suka di rumahnya, asalkan ia dapat menghilangkan rasa jenuhnya itu. Hingga dia merasa tidak sadar dengan rutinitas yang sering ia lakukan, yaitu memandangi seseorang di jendela kamarnya.

Seorang laki-laki yang merupakan tetangganya sejak lama. Lelaki itu merupakan teman main Rain sejak kecil. Ia sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri. Sebab, lelaki itu selalu mampu membuang kesepian Rain.

Namanya adalah Cakra. Ia sedang menjemur pakaian miliknya, dan Rain begitu asyik memandangi nya. Di kaca jendela kamar, Rain terduduk manis memandangi sahabat lamanya itu, seperti tak mau berkedip sedikitpun, Rain tak rela waktu menelan kesempatan ini begitu saja. Bukan hal yang aneh-aneh tentunya, dia hanya merindukan masa kecil bersama Cakra.

Cakra, adalah pria pemilik bola mata berwarna kebiruan, tubuh tinggi tegap, dengan beberapa bagian tubuh seperti dada dan lengannya yang mulai berotot, menjadikan pria itu sosok seksi dihadapan para wanita.

Pria yang sudah sejak lama tinggal dilingkungan rumah Rain, tidak perlu diragukan lagi ketampanannya.

Terlepas dari pandangan Rain dibalik jendela kamar, Cakra sedang asyik menjemur pakaian miliknya sambil bertelanjang dada.

Cakra memang anak rajin dan selalu patuh terhadap orang tuanya. Namun, kejadian naas menimpa Cakra tiga tahun yang lalu. Karena hal itu pula lah yang merubah Cakra menjadi seperti sekarang ini.

----------------------------------------------

Flashback on

Saat itu Cakra duduk di kelas tiga SMP, di sekolah yang sama dengan Rain.

Hingga suatu saat, ketika ia pulang sekolah, ia menemui ibunya dalam keadaan babak belur, dan pakaiannya compang-camping seperti habis disiksa. Sedangkan di sampingnya, ayah Cakra sedang asyik meminum alkohol dan dikepung asap rokok yang sedari tadi menemaninya.

Cakra terkejut dengan kejadian itu. Ia kemudian segera berlari menuju ibunya. Melihat keadaan ibu tercinta penuh dengan memar, ia tak ayal langsung menuju ayahnya yang sedang duduk di sofa depan kamar. Kemudian ia meminta penjelasan tentang kejadian ini.

"Ayah, ibu kenapa?" Tanyanya, dengan nada sedikit memuncak.

Dengan gelagat ayahnya yang seperti menunjukkan rasa tidak bersalah, lantas Cakra menyimpulkan bahwa pelaku kekerasan ini adalah ayahnya sendiri. Tanpa berlama-lama, Cakra bermaksud membalas kejadian ini. Naasnya, niat memukuli ayahnya malah berbalik petaka baginya.

Cakra diseret menuju kamar mandi oleh ayahnya, dengan segenap wajah tak berdosa, mirip seperti seorang psikopat yang bahagia setelah memuaskan emosinya. Ia hendak menyetubuhi anaknya sendiri.

Cakra yang mendapat perlakuan itu, kemudian berontak dan terus berusaha melarikan diri.

"Dasar lelaki brengsek, apa yang kau lakukan pada ibu? Ayah lepaskan aku! Ayah!"

Tanpa membalas ucapan Cakra, dengan ekspresi dingin dan menyeramkan, Cakra langsung diseretnya ke kamar mandi. Ibunya terbaring lemah di kamar setelah mengalami kekerasan seksual dan penyiksaan oleh suaminya.

Rainy RainWhere stories live. Discover now