Iris mata Nadia tepat mengenai iris mata coklat di depannya. Kembali menyelami iris mata yang membuat hatinya menghangat. Pikirannya bertanya tanya kenapa cowok ini berada di sekolahnya.

"Aku baru pindah kesini Nadia dan ini buku buku baru yang aku dapatkan. Seharusnya kemarin tapi kata bunda takut aku kecapean jadi sekarang baru masuk sekolah." Ucap Rahardian setelah memutuskan kontak matanya.

Cowok itu tak bisa berlama lama menatap iris mata itu. Rasa rindunya akan semakin besar. Ia juga tidak mungkin langsung memeluk Nadia di hadapan umum. Hatinya masih menghangat saat menatap iris mata itu.

"Boleh minta tolong antar aku ke tempat loker loker ?"  Ucap Rahardian saat selesai merapihkan buku.

Nadia melirik kebelakang Rahardian melihat orang yang tadi di kejarnya sudah hilang. Ia pikir orang itu akan berbalik menghampirinya ketika sadar bahwa dirinya tak ada.

"Maaf gue ha-"

"Eh kebetulan ada Nadia. Saya ingin meminta tolong kamu antarkan dia ke loker buku ya? " Ucap Bu Jizah.

"Loh kok bu, tiba tiba ada disini aja." Ucap Nadia menatap Bu Jizah heran.

"Iyalah. Orang kamu lagi serius banget tatap tatapan sama Rahardian. Mana mau ibu gangguin anak setengah gede pacaran."

Mata Nadia terbelalak mendengarnya.
"Saya dah punya pacar bu." Tukas Nadia kesal membuat Rahardian menoleh menatap Nadia tak percaya.

"Yaudah yaudah. Kamu antar Rahardian ke lokernya aja. Ibu mau ada urusan." Ucap Bu Jizah lalu pergi sambil melirik  kedua muridnya.

Setelah kepergian Bu Jizah. Rahardian masih termenung sesaat kembali menatap Nadia yang juga menatapnya.

"Ayo gue anterin. Waktu gue gak banyak." Ucap Nadia berjalan mendahului Rahardian.

"Ternyata kamu dah punya pengganti aku."

Nadia menoleh menatap Rahardian yang kaget melihatnya berhenti mendadak.

"Nyatanya lo lebih dulu nemuin pengganti gue." Ucap Nadia lalu berjalan kembali.

"Tapi kamu-"

"Berhenti gunain kata kata yang terpaksa keluar dari mulut lo, Rahardian. Kita udah selesai dan lo ga perlu drama lagi di depan gue."

"Maksud-"

"Maksud gue berhenti gunain kata Aku kamu, gue ga suka kata itu keluar dari mulut elit lo itu."

"Karena kamu ga pernah mau dengerin penjelasan aku."

Rahardian menatap Nadia yang sudah berhenti di depannya. "Gue udah selesain tugas gue. Loker anak baru di sebelah sana." Tunjuk Nadia.

Sebelum langkah kaki Nadia pergi menghilang dari hadapannya. Rahardian menahan lengan Nadia untuk pergi.

"Setidaknya dengerin penjelasan aku Nad. Terserah kamu mau percaya atau enggak. Tapi kamu harus dengerin penjelasan aku dulu."

Nadia menatap lengannya yang di pegang erat Rahardian. Lalu menatap wajah Rahardian yang sekarang terlihat lebih kurus dari saat dirinya memutuskannya.

Rahardian menatap sekitar yang sepi membuatnya lebih gampang untuk berbicara dengan Nadia.

Tatapan Rahardian tak pernah lepas menatap wajah yang sering kali ada di mimpinya.

"Na lo kemana aja sih, Bukannya ngejar gue. Ini malah lo nyasar kesini."

Mendengar suara cowok, Rahardian menoleh kebelakang. Alis tebalnya mencuram melihat cowok berbadan tegap yang berjalan pasti ke arahnya.

"Alfariz Zayadi Utama?" Ucap Rahardian ragu saat cowok itu mulai melewatinya.

Mendengar namanya disebut ia menoleh menatap cowok yang barusaja memanggilnya. Matanya mengeryit mengingat siapa yang kini memanggilnya.

"Rahardian Putra Bagaswara? "Ucap Fariz sambil melirik ke arah Nadia yang tersenyum tak berdosa.

"Lo ada perlu apa ketemu cewek gue?" Ucap Fariz sambil bersedekap dada.

"Mau ngambil apa yang seharusnya jadi milik gue." Ucap Rahardian membuat Fariz dan Nadia melotot tak percaya.





Hai 👋👋
Masih setia nunggu kan yak ? Wkwk
Penasaran gak gimana hubungan mereka.
Kalian ngeship yang mana nih kira kira,
Nadia sama Fariz
Nadia sama Rahardian
Atau gue ama shawnmendes
Ya ampun krispy banget sih gue wkwk
Sampai bertemu di part selanjutnya gengs 😂😂😂
.
.
.
😗😘😙😚💕💕
Kecup manjah untuk kalian semua😁

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now