19 | SMILE FOR HAPPINESS

886 74 7
                                    

Play Music:

EXO - Lights Out ( winter album UNIVERSE)

"Senyum itu ada untuk menciptakan kebahagiaan. Tapi banyak orang yang salah, mereka pikir bahagia itu ada untuk tersenyum. Padahal, apakah bahagia tetap bisa disebut sebagai bahagia, jika tanpa terselingi oleh senyum itu sendiri? Tidak."

Hujan. Dinginnya berhasil menembus nadi. Tetesnya menyambut lemah, seolah menjadi melodi alam. Merdu menaungi batin kala rintik-rintik itu terdengar sampai gendang kuping para penikmatnya.

Hay hujan. Duh senang rasanya kalbu ini, kala kau nyanyikan lagu penyambut pagi. Namun entah mengapa aku malah enggan bangkit dari lembutnya balutan selimut ini.

Seorang laki-laki berujar dalam hati, sembari menaikkan selimutnya hingga ke dagu. Jika dipikir, ini memang bukanlah hari libur untuk pelajar sepertinya. Tapi laki-laki tersebut menganggap kunjungannya di Jakarta kali ini sebagai refreshing setelah selama beberapa bulan pikirannya dipunuhi penat berkelanjutan soal sekolah. Ah, tidur sedikit lebih lama dari biasanya memang sangat menyenangkan. Tak ada yang mampu menyangkal itu.

"Alan!" seorang pria dengan rahang keras tiba tiba saja membuka ointu kamar Alan tanpa aba-aba.

Sontak, Alan terlonjak dari posisi rehatnya tersebut sembari mengahapus jejak air liur di pipinya.

"Iya, Pi?"

"Ini udah jam 8, dan kamu masih belum bangun?! Duh Gusti..., kamu itu laki-laki, Lan. Keluar kek sana cari angin. Bunkannya ngebo kayak gini." pria itu mendengus dan menyandarkan bahunya di pintu kamar.

"Diluar hujan, Pi."

"Sana ke Rumah Sakit, jenguk Kakak kamu. Udah dua hari kamu disini, nggak pantes kalau kamu nggak jenguk. Dia lagi sakit."

"Iya, pi." Alan menjawab dengan malas.

"Udah sana mandi. Mau ngapain lagi?!"

"Iya Papi...ini juga mau mandi. Udah sana Papi berangkat kerja."

"Kamu ngusir Papi?!"

"Ng-nggak kok, Pi"

'Iya, udah sana Pi. Alan lagi males dengerin ocehan Papi.'

❣❣❣

Hujan memang selalu seperti ini. Menyejukkan, tapi tak banyak orang yang suka. Menyenangkan, tapi tak banyak orang yang senang. Tak banyak orang suka dengan hujan, entah karena mereka sedang tak ingin merasakan dingin ataupun mereka pengidap ombrophobia. Atau mungkin juga..., pluviophobia. Entahlah.

Benar, pagi ini hujan. Tia memilih mengisi waktunya untuk membereskan barang yang tak terpakai ke gudang. Seperti pakaian lama, sepatu yang telah tak terpakai, koran-koran, juga kardus minuman.

Namun, tak sengaja Tia menemukan sebuah kardus besar berlapis kertas berwarna perak. Benda tersebut berada terpisah dari benda-benda lainnya, tempatnya juga ada di atas lemari lama yang memang mudah dijangkau. Tia mengambil kardus tersebut dengan perlahan, takut kalau-kalau isinya malah sarang tikus, atau bahkan ribuan kecoak yang siap menyerang. Namun, alih-alih mendapati hewan menjijikkan seperti itu, yang Tia lihat sekarang sungguh berbeda.

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang