1 | PRELUDE

5.4K 237 27
                                    

It's not always easy. But, that's life, be strong cause there are better days ahead.

-Dear Sister

*

Katanya, hidup adalah tentang memberi dan menerima. Ketika kita memberikan kebahagiaan kepada orang lain, suatu saat nanti kita juga akan diberikan kebahagian yang serupa. Kalau kata orang dulu, dalam hidup kita akan menerima hal-hal baik sebanyak kita memberikan hal-hal baik kepada orang lain. Kata quote Pinterest, kebahagian itu akan kita dapatkan ketika kita melihat orang lain bahagia. Lalu ada yang bilang juga, apa yang kita dapatkan sekarang adalah sebentuk balasan dari apa yang telah kita berikan dimasa lalu. Jika sekarang kita sedang tertawa, berarti kita pernah membuat orang lain tertawa juga. Sebaliknya, jika sekarang kita sedang terluka berarti kita juga pernah membuat orang lain terluka sebelumnya.

"You know, there's this little thing called karma, Nay. Something means, what goes around comes around," Nayla berujar pelan. "Ini hukuman karena kamu udah bikin Mama pergi."

Gadis itu menghela napasnya, memalingkan wajah pada pigura di atas nakas yang memuat wajah seorang wanita berambut sebahu.

Baiklah, sebelum kalian bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Nayla dan kenapa gadis itu terlihat sangat membenci kehidupannya, biar Nayla ceritakan sedikit tentang dirinya.

Nama lengkapnya Nayla Gymnastiar, orang-orang biasa menyingkat namanya dengan sebutan Nay. Nayla tinggal dan tumbuh besar di Jakarta, namun tidak seperti kebanyakan anak ibukota yang punya lingkup pergaulan luas atau hobi menjelajahi tempat-tempat cantik yang sedang ngetren, dia justru tidak sama sekali. Nayla cukup puas hanya dengan bergelung selimut tebal dalam kamarnya sambil memperhatikan foto Mama sepanjang malam. Hanya dengan membayangkan wanita itu ada di sampingnya, Nayla telah merasa baik-baik saja. Mama meninggal belasan tahun lalu, tepat disaat Nayla menghirup napas pertamanya. Semua mungkin terlihat baik-baik saja atau bahkan jauh lebih baik-baik saja jika kehidupannya setelah itu serupa dengan alur drama-drama korea. Hidup tanpa Ibu, namun bergelimang harta dan dihujani banyak kasih sayang dari orang-orang. Namun tentu saja hidup tidak akan pernah seindah drama korea. Nayla tinggal di dunia nyata dimana hidupnya tidak ditentukan oleh naskah, tapi kenyataan bahwa ekspektasinya tidak akan pernah menjadi realita. Nayla harus puas menelan kenyataan pahit kalau setelah kepergian Mama, hidupnya justru kian berantakan. Papa tidak pernah memedulikannya, masih menganggap bahwa kehadiran Nayla adalah sebuah malapetaka yang telah membawa wanita tercintanya pergi. Nayla tidak pernah peduli, meski jujur saja dia selalu muak ketika Papa justru memanjakan Kakaknya didepan matanya. Sangat menyakitkan. Akan lebih baik jika dulu pria itu meninggalkannya di rumah sakit, atau membuangnya ke panti asuhan saja sekalian. Kakaknya mungkin tidak pernah bermaksud membuat Nayla merasa seperti itu, namun daripada harus menonton dan pura-pura senang menyaksikan segalanya, Nayla tentu lebih memilih membencinya sebagaimana dia membenci Papa. Dengan begitu semua akan terasa lebih mudah, Nayla hanya perlu tidak peduli dan mengumpatinya sesuka hati tanpa perlu merasa bersalah.

Meski tentu saja, Nayla tahu betul kalau apa yang dia lakukan mungkin akan menambah luka dihatinya setiap hari.

Seolah Tuhan tidak cukup puas membuatnya menderita, Nayla juga harus menerina takdir karena terlahir sebagai gadis penyakitan. Pengidap sindrom aneh yang katanya juga menjadi alasan Mama pergi secepat itu.

Nayla menghela napasnya lagi, sesekali diselingi decihan kesal saat tanpa sengaja sayup-sayup tawa beberapa orang terdengar sangat jelas di telinganya. Sampai kemudian,

'Tok..tok..tok'

"Masuk! Pintunya nggak dikunci."

Tidak lama pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan yang sangat Nayla kenal. Seseorang yang jujur saja sangat dia benci, seseorang yang dia iri, seseorang yang entah kenapa bisa mendapatkan segalanya.

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang