17 | REGRET?

933 74 0
                                    

Play Music :

Kim Hyun Joong - One More Time


"Jangan pernah menyesali apa yang Tuhan berikan untukmu, karena Tuhan memberikan apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan."

Bunyi alarm yang nyaring dan memekikkan telinga berhasil membuat Syifa terbangun dari alam mimpi nya. Dengan wajah yang masih mengantuk Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 03.45 WIB. Gadis itu memang sudah biasa bangun pagi seperti ini. Bukannya apa, sejak kecil Ibu maupun Bundanya memang sudah membiasakan Syifa untuk bangun lebih awal, baik untuk menjalankan kewajibannya yakni solat, maupun melanjutkan kegiatan belajarnya.

Gadis itu masih berada di atas ranjang, berkutat dengan pikirannya. Rencananya, hari ini Syifa akan berangkat Sekolah bersama Zian seperti beberapa hari sebelumnya. Semenjak Nayla masuk Rumah Sakit, Syifa memang tidak bisa pulang pergi Sekolah menggunakan mobilnya, karena benda merah tersebut memang sedang berpindah tangan ke sang Bunda untuk sementara waktu. Namun tiba-tiba seorang laki-laki berumur sekitar 16 tahun masuk ke kamarnya tanpa permisi. Laki-laki tersebut nampak segar, tak ada wajah suntuk khas orang yang baru saja bangun tidur, hanya terlihat rambutnya yang basah dengan tetesan air yang membuktikan dirinya baru selesai keramas. Seketika wangi sabun menyeruak masuk ke kamar Syifa.

"Sekolahnya biar aku yang anter ya, Kak" ucap laki-laki tersebut dari ambang pintu.

"Alan..., kamu kapan datang?" Syifa bertanya sembari mengikat rambutnya asal.

"Tadi malam. Eh, tadi pagi jam 1 kak"

Alan merupakan anak dari adik mendiang Ibu Syifa yang tinggal di Bali. Semenjak orangtua nya bercerai, laki-laki dengan mata bak bulan sabit tersebut memang tinggal bersama Mami nya, sementara sang Papi masih tinggal di Jakarta.

"Sendirian?" Syifa bertanya lagi dengan suara serak.

"Yaiyalah, Kak. Mami lagi sibuk sama Butik juga."

"Sekolahnya?"

"Tanya terus deh, kayak wartawan. Udah, Kak Syif mandi sana." Alan berujar sebelum kemudian menutup pintu kamar Syifa dengan pelan.

'Ini masih pagi banget...' Syifa
bergumam sambil mendengus.

❣❣❣

Suara klakson bersahut-sahutan di sepanjang jalanan ibukota, ada banyak kendaraan bermotor yang berderet memanjang. Kendaraan yang mengular tersebut memiliki beraneka macam bentuk dan rupa mulai dari sepeda motor sampai ojek online dengan helm khasnya yang berwarna hijau, mobil sport sampai mobil sedan, bahkan pick up dan bis Transjakarta. Ibukota memang seperti ini, polusi dan kemacetan sudah menjadi kawan, beriringan dengan setiap pekerjaan penduduknya dari pagi hingga petang menjelang.

Syifa mendengus, gadis beriris kelam tersebut tengah berada di balik kemudi mobil dengan laki-laki yang terus merengut di sebelahnya.

"Besok-besok biar Alan yang nyetir, Kak" Alan berujar dengan pandangan yang masih mengarah ke luar jendela mobil.

"Jangan, Lan"

"Kenapa?" Alan kembali bertanya dengan satu alis terangkat.

"Karena kamu belum punya SIM."
Alan hanya memutar bola matanya malas.

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang