3 | HE CHANGED ME

2.2K 180 4
                                    


Play Music:
Baekhyun ft.Soyou - Rain

"Terkadang keadaan terus memaksa senyum untuk selalu ada, sekalipun hati terus berkata 'aku sedang tidak bahagia"

Gelap masih mendominasi langit pagi ini. Sunyi yang menemani malam perlahan tergantikan oleh sayup kokok ayam dan kicau burung yang seolah menjadi alarm pagi, membangunkan berpasang-pasang mata yang mungkin memang masih betah terlelap.

Mungkin Syifa menjadi yang kesekian dari sedikit orang yang terlebih dahulu bangun menyambut pagi. Kakinya melangkah menuju balkon yang tertutup pintu kaca di depan ranjangnya. Sejenak ia mengintip keadaan diluar dari balik gorden coklat yang kini ia pegang, sebelum akhirnya ia membuka pintu itu tanpa suara. Sepi. Sama seperti hari-hari biasanya meskipun hari ini hari minggu. Dari tempat ini Syifa dapat melihat dengan jelas bagaimana indahnya matahari terbit. Berbanding terbalik dengan kamar Nayla yang menghadap ke barat, kamar Syifa menghadap ketimur sehingga ia bisa menikmati sunrise setiap paginya.

Mungkin akan menjadi sangat menyenangkan jika saja aku bisa melihat matahari bersamanya. Meskipun hanya sekali, aku rasa itu sudah lebih dari cukup.

Syifa terdiam. Kepalanya menatap langit yang menampilkan puluhan burung dengan latar matahari terbit yang perlahan mulai meninggi, juga warna oranye yang perlahan digantikan oleh warna biru khas langit pagi. Kini gadis itu berjalan pelan menuju laci kecil yang berada di sebelah ranjangnya. Disana ada sebuah buku catatan yang lebih mirip seperti note karena ukurannya yang terbilang kecil. Dari sampulnya saja, semua orang dapat menebak bahwa sang pemilik buku itu adalah seorang perempuan anggun yang sangat rapi dalam berbagai hal. Sampulnya berwarna soft pink dengan sedikit hiasan bunga mawar putih tertempel diujung buku itu, ditambah dengan tulisan dibagian bawahnya. Hanya empat kata. Ya, hanya empat kata yang tertulis di sampul buku itu.
'You Never Walk Alone' .
Dan kini, perlahan penannya menari diatas kertas putih nan lembut itu.

Dear Sister,

Mungkin kau pernah merasakan hal yang membuatmu ingin berhenti melanjutkan langkah. Berhenti melanjutkan harapan, berhenti melanjutkan kisah yang kau buat, atau bahkan berhenti melanjutkan takdir yang bahkan sudah tertulis untukmu.

Namun, layaknya kelabu yang selalu menyambut hujan, bisakah kau biarkan aku untuk menghapus segala keputusasaan?

Layaknya mawar yang selalu berduri, bisakah kau biarkan kasihku untuk tidak berhenti?

Layaknya embun yang selalu merindukan pagi, bisakah kau biarkan aku mengingatmu hingga mati?

Kau terlalu dingin untuk kusentuh, terlalu rapuh untuk ku pegang, dan terlalu indah untuk kuhancurkan

~Nayla Gymnastiar ~

❣❣❣


Hari ini Nayla sengaja melawatkan sarapan paginya. Karena sudah dapat dipastikan akan sangat menyebalkan menghadiri ruang makan saat kehadirannya memang sangat tak diharapkan.

Perlahan langkahnya mendekati pintu hendak mengambil air mineral yang ada di meja ruang tengah. Dan tepat saat tangannya menarik kenop pintu, seorang wanita setengah baya terlihat hendak mengetok pintu.

"Bunda?"

"Pagi putri kecilku, ah rasanya salah memanggilmu dengan sebutan putri kecil" Tia tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya. "Naylanya Bunda udah besar"

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang