4 | SECRET FEELING

1.6K 140 0
                                    

Play Music:
Ailee - I Will Go to You Like the First Snow


"Aku menyukainya. Tapi dia juga sudah memiliki orang yang dia suka. Jadi perasaanku ini, adalah sebuah rahasia"


Malam ini begitu gelap. Entah karena bulan terlalu malu untuk menapakkan dirinya, atau memang kelabu sedang tak ingin mengalah pada sang bulan. Nayla masih terjaga dalam balutan piyama tidurnya. Gadis itu terdiam dan tak jarang bergumam sendiri, juga tersenyum sendiri. Tidak, Nayla tidak gila. Dia hanya mencoba mengingat setiap detail peristiwa yang tadi ia alami. Peristiwa yang membuatnya tersenyum seharian. Ini tidak baik, Nayla terlalu banyak tersenyum hari ini. Perlahan mata gadis itu melirik gantungan baju yang ada dibalik pintu kamarnya, mendapati sebuah gaun indah yang ia gunakan beberapa jam yang lalu. Gaun itu indah dan tidak terlalu mencolok. Bagian atasnya berwarna putih dengan rok merah selutut yang terkesan feminin, tentu saja sangat berbanding terbalik dengan sifat dan karakter si pemakai.

Nampaknya kantuk sudah mendominasi tubuh Nayla, perlahan gadis itu memejamkan mata dan menarik selimutnya hingga ke dada. Sebelum akhirnya, alam mimpi menariknya sementara dari dunia.

"Hari ini lebih indah dari pada mimpi terindah yang pernah aku rasakan"


❣❣❣

Matahari sudah tinggi saat Syifa membuka matanya. Tak seperti biasanya, gadis itu sedit telat terbangun hari ini. Mungkin beberaka jam menangis cukup menguras tenaga dan membuatnya lelah. Gadis itu beranjak dari ranjangnya sebelum kemudian pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan acara mandi dan berganti pakaian, Perlahan gadis itu melangkah menuruni tangga sebelum akhirnya berhenti di ruang makan.

"Syifa mau sarapan apa bawa bekal aja?" Seorang wanita setengah baya bertanya sambil tersenyum kearahnya.

"Nayla udah berangkat Bun?"

"Udah, baru aja dia berangkat. Naik bis katanya"

"Yaudah Bun, Syifa sarapannya di Sekolah aja yah" gadis itu mendekati bundanya sebelum kemudian memeluknya dari belakang.

"Apa melihatnya tersenyum memang sesakit ini? Apa melihatnya tertawa memang sesakit ini? Dan apa melihatnya bahagia memang sesakit ini? Lantas kenapa aku tetap menangis sekalipun sudah berusaha tersenyum? Apakah karena caraku ini salah?"

"Di dunia ini hanya ada dua kebahagian yang tak pernah salah"

Tia berbalik sebelum kemudian merengkuh tubuh Syifa dengan lembut. Dia tersenyum, lalu melanjutkan kalimatnya.

"Yang pertama, bahagia saat melihat orang yang kita sayang bahagia. Dan yang kedua, bahagia saat kita berhasil membahagiakan orang yang membuat kita bahagia."

Syifa menatap Bundanya sembari tersenyum.

"Makasih Bun, Syifa berangkat dulu" Syifa mencium pipi Bundanya sebelum akhirnya dia melangkah menjauh. Tia hanya tersenyum menatap punggung putrinya yang menghilang di balik pintu .

'Dan aku sudah menemukan bahagiaku disini. Dengan kalian yang sudah terlalu banyak memberikan kebahagian untuk seorang sepertiku.'


❣❣❣


Nampaknya nasib baik masih memihak pada seorang Assyifa Gymnastiar, terlihat dari bagaimana dia tidak terlambat hari ini.
Gadis itu segera menuju kelasnya dengan terburu-buru meski tidak terlambat, Syifa merasa dia sudah lebih telat dari biasanya. Syifa mampu bernafas lega setelah ia tiba diambang pintu kelasnya. Segera setelah itu ia segera menuju tempat duduknya, berniat melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda sebelum sebuah suara membuatnya menoleh.

"Hai Syifa" Seorang laki-laki menyapa nya dengan tersenyum. Ya, Zian tersenyum padanya.

"Hai Zi. Gimana kemarin? Acaranya lancar?" Syifa bertanya, mencoba melepas suasana canggung yang ada.

"Sangat lancar. Adik kamu lucu deh, sukanya ngomel. Bikin gemes. Jadi makin say...emm maksudnya pengen nyubit" Syifa hanya terdiam mendengar perkataan Zian. Dia tau jelas apa makna dibalik setiap kalimat yang laki-laki itu lontarkan.

"Ngak apaapa kalo kamu suka dia. Cerita aja, walaupun aku nggak terlalu dekat dengan Nayla aku ini tetap Kakaknya" Syifa tersenyum ditengah kalimatnya.

"Iya, aku suka dia. Sudah lama sebenarnya, tapi susah. Dia terlalu mahal untuk ku punya, terlalu indah untuk kumiliki, dan tentunya juga terlalu mustahil untuk ku raih" Zian tersenyum. Pandangan nya lurus, tak sedikitpun melihat kearah Syifa.

"Nggak ada yang mustahil di dunia ini. Aku rasa, Nayla juga suka sama kamu. Jangan sakiti dia Zi, dia terlalu rapuh karena sudah terlalu sering tersakiti" Syifa tersenyum pada dirinya sendiri. Ia rasa, dia terlalu banyak membohongi hatinya beberapa hari terakhir. Sementara yang diajak bicara menoleh menatapnya dengan tulus. Seperti biasanya.

"Kalau kamu? Gak mungkin dong, seorang Assyifa Gymnastiar yang sempurna di segala bidang nggak punya seseorang dihatinya?"

"Kenyataannya, aku lebih suka menjadi seseorang yang punya banyak kekurangan. Karena dari sana, aku bisa melengkapinya dengan kelebihan pasangan ku." Syifa mendengus, sebelum kemudian, melanjutkan kalimatnya. "Aku menyukainya. Tapi dia juga sudah memiliki orang yang dia suka. Jadi perasaanku ini, adalah sebuah rahasia" Syifa tersenyum kecut.

"Dia siapa yang kamu maksud?"

"Seorang teman. Kamu nggak kenal"

"Kalo gitu kamu harus kenalin dia ke aku"

"Suatu saat nanti"

"Janji?"

Syifa hanya mengangguk dengan ucapan Zian barusan.

'Aku hanya seorang wanita dengan satu orang pria didalam hatiku. Kamu.'

❣❣❣

Bunda Tia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunda Tia

✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Hai hai...Maaf banget buat chapter ini lebih sedikit dari biasanya. Author lagi sibuk sama tugas sekolah soalnya. Btw, buat tulisan 'play musik' yang ada di setiap awal bab itu cuma rekomendasi musik dari author biar pembaca lebih terbawa suasana. Jadi, kalo kalian mau baca doang ataupun mau dengerin pake musik yang lainnya gpp kok. Kenapa author gak pake audio langsung? Karena versi wattpad yg sekarang gak bisa di tambahi audio guys, jadi itu rekomendasi doang^^. Makasih udah mau baca cerita ku😚

see you in next chapter guys😉

Voment juseyo😊😊😊

💋💋💋

With love,
Kaisha

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang