Kompetisi Sains Madrasah

4.1K 217 8
                                    


***

Cinta itu bukanlah tentang mempertahankan keegoisan. Dimana, cinta mereka yang mencintai harus terbalas dengan dicintai pula.

Namun, bukankah cinta itu sebuah kebebasan, kebebasan yang mempunyai optimisme. Kebebasan hati untuk mencintai apa saja.

Tugas kita hanya mencintai. Namun, jika memang cinta kita terbalas dengan hati yang mencintai hati yang lain, kitapun tak pantas untuk marah.

Cinta itu lumrah, siapapun dapat merasakannya. Kita berhak mencintai siapapun. Tapi, ini bukan tentang siapa yang mencintai. Namun, ini tentang siapa yang mampu bertahan dan mengambil hati orang yang dicintai.

Dari satu sudut pandang, cinta memang tampak kejam. Namun, inilah yang disebut konsekuensi. Berani jatuh cinta, berani berharap, berani memendam, berani pula untuk sakit.

Namun, disatu segi, hati yang pernah sakit harus patut berbangga. Mereka mempunyai pengalaman dan pembelajaran yang tidak pernah hati lain rasakan.

Hati yang tidak pernah merasakan sakit. Setidaknya, ia akan lebih lihai, dan kesalahan yang lalu juga tak akan terulang kembali.

Pertemukanlah kembali. Namun,keadaannya janganlah seperti kemarin. Karna kesalahan yang lalu akan terulang kembali
                                               ~AAA~

Atika menutup buku jurnalnya. Guru mata pelajaran Fisika berhalangan untuk hadir hari ini. Murid murid ditugaskan untuk merangkum catatan. Karna mood yang masih terbilang buruk, atika memilih duduk diam saja.

"Tikaa... gak nyatat?", tanya nora hati hati.
Pasalnya semalam, nora melihat atika memasuki kamar dengan keadaan mata yang sembab.

Walaupun sudah larut, dan penerangan telah dipadamkan. Tapi nora tau persis atika baru saja menangis.

Atika hanya menggeleng.

"Nora,Fire! Dah siap nyatat?"
Nora menoleh kebelakang tempat dimana zahra duduk.

"Udah!", jawab mereka serentak.

"perpus yuk!", ajak azka, dan langsung mendapatkan anggukan dari nora dan fire.

"Tika ikutan yuk!", ajak nufus.

Atika menggeleng,"kalian pergi aja, sebentar lagi ana mau jumpa sama ustazah zur", jawab atika jujur.

Teman teman atika mengangguk paham. Mereka tak berani mengganggu. Mereka tau atika menangis semalam, karna tadi pagi nora memberitahukan. Namun,mereka enggan untuk bertanya tentang apa yang atika alami.
Takut makin memperburuk keadaan.

Selanjutnya, mereka langsung pergi meninggalkan atika sendiri dideretannya.

Atika terdiam. Ia berfikir, apakan ia akan meninggalkan arkan?
Tidak. Tidak. Arkan yang meninggalkannya.
Yang hatinya inginkan sekarang hanyalah menjauh.
Kehadiran arkan dihadapannya sangat berpengaruh pada keadaan hatinya.

Untuk saat ini, atika takut terjatuh lagi.
Ia hanya mengobati hatinya. Walapun, entah sampai kapan proses pengobatan ini akan berlangsung.
Namun,sudah pasti, bekas irisan disana akan abadi.

Atika bangkit dari duduknya. Ia harus bertemu ustazah zur secepat mungkin. Mengingat hari ini adalah hari kamis, dimana pada kamis malam, akan ada perkumpulan DIM. Keputusannya sudah bulat. Ia harus segera berkompromi bersama ustazah zur.

Atika berjalan menuju kantor, kebetulan hari ini ustazah zur yang piker. Ia yakin, ustazah zur pasti ada didepan kantor. Dan ternyata benar. Disana sudah ada ustazah zur sedang duduk dan tampak menyatat sesuatu.

BainanaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon