EXTRA PART: Doraemon

6.3K 203 19
                                    


***

Ayyas tersenyum kecil ketika melihat postingan-postingan gadis yang sedang di stalking nya saat ini. Ayyas berbaring di sofa ruang kerjanya, sesaat kemudian ia tertawa keras ketika melihat story gadis itu.

Disitu Nora--- cewek yang di stalking Ayyas memakai baju serba hitam. Ditambah riasan mata hitam dan lipstick hitam dengan style rocker.

“haha, cewek aneh”, ucap Ayyas. Kemudian ia langsung mengirim komentar kepada gadis itu.

”style apaan tuh, kampungan banget”

Ayyas bangkit untuk duduk. Hidupnya sekarang terasa sangat sepi. Abangnya telah menikah dan bekerja dikota yang sama dengan ayahnya. Adiknya telah terbang kenegara tetangga untuk melanjutkan kuliah. Ditambah ibunya yang telah lama meninggal. Disinilah dia, bertugas didaerah kelahirannya.

Tiba-tiba terdengar suara ponsel, menandakan pesan masuk. Ayyas langsung membuka dan membaca pesan disana.

Norafa: maaf, situ siapa ya? Dan apa urusan anda?

Ayyas mengernyit, ternyata nora tak menyadari kalau itu adalah akunnya. Tak apalah, ini lebih baik malah. Ayyas bisa dengan lebih leluasa untuk menstalking Nora, bahkan sesekali menjailinya.

Beberapa bulan kemudian…

Nora berjalan beriringan bersama Nadya di koridor Rumah Sakit. Mereka baru selesai menjenguk Ninda yang terkena Tifus.

“habis ini kita kemana?”, Tanya Nadya pada Nora.

Nora tampak berfikir, “gimana kalau kita ke timezone aja!”, ucap Nora semangat.

“yah, si begok! Udah sore, bentar lagi Magrib”

Nora mendengus,” yah, gak seru”, decaknya kesal.

Selanjutnya mereka kembali berjalan, nora berjalan sambil memainkan poselnya hingga ia tak sadar kalau ada seseorang yang bnaru keluar dari satu ruangan. Tanpa sengaja, nora menabraknya hingga ponselnya terjatuh.

BHUKK!

Suara tabrakan diiringi dengan dentingan keras ponsel membentur lantai.

“Ya Allah, hp Nora!”, ucap nora tak percaya melihat ponselnya telah pecah.

“ih, yang nabrak ga punya ot---“, kalimat Nora terhenti ketika melihat siapa yang menabraknya.

“ga punya apa? Ga punya otak?”, ucap Ayyas datar.

Nora reflek mengangguk, tiba-tiba ia sadar sesuatu,”eh, gak-gak!”, ralat Nora cepat.

Ayyas tidak peduli ucapan Nora, ia langsung memungut kepingan ponsel yang berserakan dilantai. Nora menelan salivanya takut. Sedangakan Nadya, ia hanya berdiri mematung seakan sulit memahami apa yang sedang terjadi sekarang.

“cepat pulang, hamper magrib”, perintah Ayyas dingin.

“pulang!”, perintah Ayyas lagi terdengar tegas.

Nora mengangguk, lalu langsung menarik lengan Nadya cepat, dan bergegas menuju parkiran Rumah Sakit. Ayyas hanya menatap kepergian Nora, selanjutnya ia memperhatikan sebuah ponsel ditangannya.

Ia membenarkan posisi struktur ponsel itu, ia mencoba untuk menyalakan kembali ponsel itu yang sempat mati.

“syukur…”, ucap Ayyas kecil ketika tau ponsel itu masih mau menyala.

Nora berjalan lesu keluar dari ruang kelasnya menuju parkiran kampus, hidupnya terasa hampa tanpa ponsel.

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang