Sehari Sebelum

3.8K 220 9
                                    

***

Atika sudah menyiapkan ranselnya. Bagaimanapun ia harus pulang hari ini juga. Ini memang masih pagi, namun atika sudah uring-uringan saja.

Besok adalah Hari Wisuda angkatan 26. Angkatan Arkan. Sudah 6 bulan, atika berhasil menghindari arkan. Dan besok, departemennya, departemen bahasa mendapat jatah penerimaan tamu. Dan bisa dipastikan, atika akan berjumpa kembali dengan arkan.

Arkan segera mencari ustazah zur, hendak meminta izin untuk pulang. Atika sempat celigukan mencari ustazah zur, karena keadaan Dayah sudah mulai ramai, karna alumni sudah banyak yang berdatangan.
Akhirnya atika menemukan ustazah zur yang sedang duduk dibawah tenda.

Atika bergegas menemui ustazah zur dan langsung mengutarakan maksudnya.

"Hah pulang? Hari senin atika akan ikut olimpiade, ngapain pulang"

Atika menrengek sambil merengkuh lengan ustazah zur memohon.

"Ustazah, please... kasih ana izin ya, ana minta cuti dua hari aja ustazah. Biar pikiran ana tenang sesaat", pinta atika lagi.

Ustazah zur memicing," imam aja gak minta cuti, masa atika minta cuti"

Atika mendecak kecil,"ustazah... imam udah sering pulang, ngapain lagi minta cuti", rengek atika lagi.

Ustazah zur menghembuskan nafas pasrah,"yaudah iya. Mau pulang sama siapa?"

Atika tersenyum senang,"sama abang!",pekiknya bahagia.

"Sebentar, ustazah ambil ponsel kamu dulu, hubungi abang pake ponsel sendiri aja ya!"

"Siap ustazah",jawab atika cepat. Selanjutnya ustazah zur langsung berlalu untuk mengambil posel atika yang memang ia simpan pada ustazah zur, dan akan diberikan ketika atika meminta izin pulang seperti ini.

***

"yes!!! Menang!!!", pekik ayyas dengan layar ponselnya.

"Berisik!", tegur asyraf membuat ayyas mendecak.

"Kamu ngapain kesini? Lagi ngapain cuti. Udah datangnya gak bilang-bilang. Bikin rusuh lagi!", asyraf berjalan mendekati ayyas yang duduk di sofa ruangannya.

"Spesialis mah bebas!", jawab ayyas enteng.

"Kamu gak boleh gitu yas. Kamu dokter, ya harus profesional dong", asyraf memperingati.

Ayyas membenarkan posisi duduknya," gak bang, ayyas memang lagi ambil cuti"

Asyraf berdehem sebagai jawaban.

"Bang, abang kapan bakal netapin pendamping?", tanya ayyas kemudian.

Asyraf mendesis sambil memijit pelipisnya," kamu kok udah ikut-ikutan atika sih. Nanyaknya soal istri mulu"

"Ya kan ayyas cuma nanyak bang. Hanya ingin menyadarkan umur abang udah berapa!"

Asyraf melepaskan jas putihnya dan menyampirkan disandaran sofa.

"Kamu ingat gak apa yang mimi bilang malam terakhir waktu itu"

Ayyas mengerutkan kening menatap asyraf," yang waktu atika lagi tidur ya!"

Asyraf mengangguk, mengingat kenangan kelabu 4 tahun silam.
"Kamu ingat, malam itu mimi bilang. Kita harus nyari pendamping yang bisa bikin atika nyaman. Ya, setelah kuta sama-sama saling mencintai tentunya"

"Jadi, alasan abang gak nikah dulu, karna mau nyari orang yang pas gitu"

Asyraf mengangguk mantap," yap, tapi kamu tenang aja. Abang udah punya calon kok. Dan kayaknya dia bakal cocok sama atika deh!"

BainanaWhere stories live. Discover now