Almeera

4.4K 236 12
                                    

***
Banya orang yang berfikir cinta dan perasahabatan akan berjalan berdampingan dan akan berjalan baik-baik saja. Namun pada nyatanya, semua tak bisa beriringan. Salah satu dari dua hal tersebut, mau tak mau harus terkorbankan.

Atika dan Imam mengalaminya. Imam membuang cintanya,dan atika mempertahankan persahabatan mereka. Setelah kejadian malam itu, mereka berusaha memperbaiki segalanya.

Atika membuktikan ucapannya. Ia bersikap tak terlalu judes lagi kepada imam. Dan imam, telah menganggap atika hanya sebatas teman tanpa berharap lebih. Kenyataannya itu lebih indah.

Waktu telah berlalu, bahkan terasa sangat cepat. Sesaat lagi mereka akan menghadapai ujian akhir.

"Jadinya kuliah dimana tik?", yara meletalkan buku UN nya dihadapan atika. Saat ini mereka sedang duduk dibalai untuk belajar bersama.

"UKM!", atika singkat.

"Apaan tuh UKM?",Nadya tampak sangat kudet.

"Universiti Kebangsaan Malaysia nanad!!!", jawab mereka serentak.

"Kalau jurusan udah nentuin tik?",tanya yara lagi. Atika mengangguk,"Psikolog!"

Semua bersorak kagum,kecuali ninda.
"ya kali tembok jadi Psikolog!",cibir ninda yang langsung mendapat tabokan dibahunya.

"Awas ya kalo ana bisa care sama orang!", ancam atika tak kalah bengis.

Ninda hanya mengangkat tangannya,"eits! Ya,ya! Ana gak nantang!"

"Jadi anti gak ngambil SNMPTN dong", ucap nora. Atika hanya mengangguk mengiyakan.

"Anti gimana? SNMPTN mau ngambila?", tanya nadya ke nora. Nora jadi menunduk lesu,"pengennya sih Ekonomi Pembangunan, tapi gak yakin bakal lulus"

"Ah, yakin aja kali. Yang penting itu doa. Usaha udah kemarin, sekarang tinggal nunggu hasil",peringat nadya.

"Anti gimana?",yara mengarah ke azka.

"Ana gak fokus SNMPTN,tapi mau di SPAN-PTKIN aja. Mau ngambil tafsir", ucap azka tanpa ragu.

"Subhanallahhhh", seru mereka serentak.

"Eh tik, tau gak imam mau kuliah kemana?", fia bertanya pada atika. Hingga sekarang, teman-temannya belum mengetahui apa yang terjadi antara atika dan imam. Biarkan saja, cukup mereka berdua yang memgetahuinya.

"Kemaren sih katanya mau ngetes di PKN STAN,biar cepet dapet kerja katanya",memang beberapa hari lalu atika sempat menanyakan hal itu pada imam dan itulah jawabannya.

"Asek! Pengen cepet-cepet ngetuk pintu rumah anti tuh",goda ninda. Atika hanya tersenyum miris.

Mumgkin memang itu awal tujuan imam masuk sekolah kedinasan. Namun sekarang, tujuan itu hanya sepojok jalan buntu yang tak dapat dituju lagi.

Atika yang sadar akan itu tetap menyemangati imam untuk tetap mengejar cita-citanya. Ia tak mau cita-cita imam pupuh ditengah jalan.

"Nanti waktu kuliah ana mau kerja sampingan jadi sopir gojek!",ucap nadya tiba-tiba.

"Ana jualan jus!"

"Ana jualan gorengan!"

"Ana jadi pelayan restoran!"

Dilanjutkan sahutan fira, nora, dan ninda. Dengan reflek yara menyosor kepala mereka.

"Cari kerja yang bobotan dikit napa!", cerca yara.

"Yang pentingkan halal!", bantah nora.

Yara mendengus lelah,"serah anti deh", ujarnya.

Atika menepuk bahu yara, membuat yara menoleh.

BainanaWhere stories live. Discover now