Monarki VS Demokrasi

5.4K 293 6
                                    

~~~

Hujan turun dengan derasnya, membawa hawa sejuk yang menusuk hingga ketulang tulang manusia yang merasakannya.

mata pelajaran pertama telah berakhir, kebetulan guru mata pelajaran Biologi tak hadir hari ini, mungkin dikarnakan hujan yang telah turun dari subuh tadi.

Oleh karena itu, banyak teman teman sekelas dengan atika nekad menerobos hujan untuk menuju ke perpustakaan.

Sambil memejamkan matanya, atika mencium aroma tanah yang dibasahi hujan. Sangat menenangkan, batinnya.

Pikiran atika tak tenang, mengingat nanti seusai makan siang, atika akan melakukan testing Debat Ilmiah, anggaplah ini pemanasan.

Ia berfikir, apa yang akan terjadi pada jantungnya nanti. Mengingat, arkan merupakan salah satu perwakilan Debat Ilmiah dari Murid putra.

"Kalau hujan gini jadi ingat rumah ya tik...", ucap zahra yang lebih tepatnya seperti gumaman.

Zahra duduk sambil melipat kakinya keatas kursi. Ia termangu menatap keluar jendela, sama seperti atika lakukan.

"Bau harum air hujan yang menyentuh tanah memang selalu membawa kita kepada sesuatu hal. Yaitu kenangan"

Ucapan atika barusan berhasil membuat zahra tersenyum kecil. Atika tetaplah atika, sosok yang mampu meluluhkan hati seseorang dengan kalimat kalimat yang ia lontarkan.

"atika... anti udah pernah jatuh cinta belum?"

Deg.

Jantung atika rasanya seperti tersengat saja kala mendengar pertanyaan zahra barusan.

"Kenapa emang?", atika balik bertanya.

Zahra memutar bola matanya jengah,
"Please atika... bisa gak jawab pertanyaan itu dengan jawaban, bukan dengan pertanyaan baru..."

Atika membuang tatapannya keluar kelas.

"Belum..."

'Aku akan jatuh cinta pada umurku ke 15 tahun, dan aku sedang merasakannya saat ini... ya... aku telah jatuh cinta pada wajah tenang itu...'
Batin atika membenarkan.

~~~

Membolak balik lembaran buku jurnalnya, itu salah satu hal yang dapat atika lakukan untuk menetralkan detakan jantungnya.

Saat ini atika sedang berada di ruang kelas, tempat dimana akan dilaksanakan latihan Debat Ilmiah.

Atika telah bersama timnya. Atika bersyukur, kali ini ia menduduki speaker 3, jadi ia tak perlu banyak bicara, hanya perlu replay speace saja.

Tim atika duduk tepat dihadapan satu tim lagi, tim murid putra.
Tim itu di pimpin oleh Arkan yang duduk di speaker ke 2, wahyu di speaker 1, dan putra di speaker 3.

Ustazah zur telah bersedia di tengah ruangan sebagai juri.

"Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh..."
Ucap fathia dari perwakilan tim positif, yang disahut oleh seluruh penghuni ruangan.

"Saya pembicara pertama dari regu positif, perkenalkan nama saya Fathia Dwi Rizkina dan disamping saya pembicara kedua atas nama Jihan Miqaila dan pembicara ketiga atas nama Atika Al-Afnan...."

Setelah memperkenalkan anggota tim, Fathia langsung melanjutkan ke inti materi.

"Jadi disini kami menyetujui bahwa sistem Monarki jauh lebih baik daripada sistem Demokrasi"

Tok tok tok...

Terdengar suara ketukan meja menandakan 3 menit telah berlalu.

Sejauh ini, belum ada pembantahan dari regu lawan. Tampak tim negatif masih membolak balik materi yang mereka punya.

BainanaWhere stories live. Discover now