Aksara Kelabu

3.7K 215 2
                                    

***

Arkan berjalan gontai menuju kamar mandi. Padahal ini belum terlalu sore, masih banyak penghuni penjara yang sedang menikmati sore mereka.
Namun, arkan lebih memilih untuk mandi. Padahal ia sudah berjanji dengan dua sahabatnya untuk bermain futsal. Tetapi tiba-tiba moodnya hilang seketika.

Penyebabnya? Entahlah...

Salah seorang santri yang tampaknya masih kelas satu Tsanawiyah menyapanya ramah.

"Sore akhon", ucapnya sambil tersenyum.

Arkam hanya berdehem sebagai jawaban,"hmm".

Santri junior itu menatap bingung. Tak biasanya sang ketua umum itu bersifat cuek seperti itu.

Arkan telah sampai dikamar mamdi. Karna masih kesal, ia menyangkut bajunya disangkutan yang tersedia dengan asal, hingga tanpa sengaja ia menjatuhkan baju-baju santri lain, hingga membuat pemiliknya sontak menoleh kearah arkan.

Namun mereka tak berani untuk marah, apalah daya mereka yang masih santri kelas satu Tsanawiyah.

"Akhon, baju ana...",lirih salah satu siempunya.

Arkan menatap tajam pemilik suara itu. Dengan raut wajah yang belum melunak, arkan mengambil pasang baju itu dan langsung menyangkutnya asal.

"Sorry", ucapnya yang terdengar datar dan dingin.

Semua korban hanya menunduk lesu. Pasrah.

Arkan berjalan mendekati bak mandi. Setelah membasahi tubuhnya, arkan baru memyadari bahwa ia hanya membawa sabut mandi tanpa sabunnya.

Arkan menyenter sekitar, banyak murid junior disana. Namun arkan mengurungkan niatnya untuk mengemis sabun pada mereka. Gengsinya terlalu besar.

Ia terus menatap, hingga matanya membidik seseorang. Zaid, teman seangkatannya. Seorang wakil departemen bahasa yang sangat pendiam.

Arkan langsung menghampiri Zaid.

"Bagi sabun mandi!",ucapnya datar dan langsung mengambil botol sabun itu. Tanpa menunggu persetujuan dari sang pemilik.

Zaid tersentak kaget. Ketika melihat arkan tiba-tiba mengambil salah satu botol sabunnya.

"Eh, arkan itu---",

"Pelit banget sih!", bentak arkan tak mendengarkan ucapan zaid terlebih dahulu.

"Bukan, maksudnya itu---"

"Nih! Nih! Diambil dikit aja pelit!", sodor arkan segera dan tak mendengarkan ucapan zaid terlebih dahulu.

Dengan santai arkan menggosok sabut itu kebadannya. Namun, gerakannya berhenti kala mencium aroma aneh.

"Yid, ini sabun apa sih?", tanya arkan kemudian.

Zaid menghembuskan nafas lelah, dan menatap arkan takut-takut.

"Itu Detergent!"

BOMMM

Arkan menggeram kesal. "Kenapa anta gak bilang!"

"Ana mau bilang, nah anta motong mulu", ucap Zaid kecil.

Arkan mendecak," jadi sabun mandi yang mana nih?", tanya arkan mulai melunak.

"Nih!", zaid menyodorkan botol sabun mandi kepada arkan. Dengan Moodnya makin memburuk arkan melanjutkan aktivitasnya.

***

Arkan kembali kekamarnya sembari memegang satu hanger dan handuk dibahunya.

"Akhon!"

Arkan menolah, dan medapati imam yang memanggilnya.
Arkan mendengus,"iya? Kenapa?", jawabnya ogah-ogahan.

BainanaWhere stories live. Discover now